Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembangkang
"Bapak yakin? Mungkin saja ada orang lain yang datang Kesini selain Kanaya pak...
"Tidak ada mas...Di desa kami ini, Orang-orang hanya akan datang ke makan keluarga sendiri, kecuali memang seperti makam seorang kyai atau ustad baru ada yang mampir...
Aditya mendadak menjadi diam setelah pulang dari makan Pak Hasyim. Dari semalam hingga sekarang waktu di perjalanan pulang Aditya masih diam.
Pria itu terus berpikir, benarkah? Kanaya yang lebih dahulu datang ke makam itu. Jika benar Itu Kanaya, berarti is kurang cepat. Lagi pula kalau memang benar Kanaya, Kemana Wanita itu? Bukankah desa itu adalah tempat tinggal nya? Aditya juga sempat melewati rumah Pak Hasyim kemarin, Tapi rumah itu sepi tidak ada satupun penghuninya di dalam.
"Sebenarnya kamu ada dimana? Jika kamu ingin menghukum ku.. kenapa harus menyiksaku begini Ay.. Kamu membawa pergi anakku Ay...
"Kak Aditya masih mikirin kemaren yang di makam yah?" Aditya melirik ke arah adik yang duduk disampingnya, tanpa mau menjawab pertanyaan adiknya, pria itu memilih diam.
"Gak usah di pikirin kak..Mungkin Mbak Kanaya, Udah gak tinggal didesa itu lagi, Siapa tau dia tinggal di tempat lain. Dan dia datang ke desa itu cuma buat jenguk Ayah sama ibunya..."Aditya masih diam. Pria itu menatap keluar jendela menikmati angin Alami yang kini menembus wajahnya. Tapi tidak dengan pikirannya. Otak pria itu masih berkelana kemana-mana. Jika benar Kanaya berada di kota lain, tapi dimana. Anak buahnya saja tidak dapat menemukan keberadaannya.
"Udah Kak.. Namanya juga nyesel pasti ada di belakang lah. kalo di depan itu namanya pendaftaran ...." Ucap Shayra sembari menaik turunkan matanya terhadap Sang supir yang tak lain ada Erik.
Erik hanya tersenyum, Rasa capeknya hilang jika sudah ada sang pujaan hati yang menemani.
"Apa yang kau pikirkan Erik.. rumahku terlewat..
Ciiittt...
Erik mengerem mendadak. Pria itu menoleh ke belakang, Dan benar saja rumah sang bos dan kekasihnya terlewat. Astagaaa... bodohnya dia, memalukan saja. Sementara Shayra hanya senyum-senyum di belakang.
"Ah... kayaknya pesona gue udah buat otak dia oleng..hihihi...
Erik pun mulai memutar Arah, Dan kembali melajukan mobilnya ke arah istana sang Tuan.
Mobil hitam mewah tersebut masuk dan terparkir disana.
Ketiga manusia beda generasi tersebut turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu utama. Erik duduk di sofa di temani Shayra disana. Sementara Aditya, pria itu langsung menaiki tangga berjalan menuju kamarnya.
Sampai di kamarnya, Aditya mendapati Aline yang kini sedang memoles wajah cantiknya.
"Mau kemana kamu..?
"Eh mas Adi udah pulang..."Wanita itu bangkit dari duduknya, Ia mendekat ke arah sang suami, dan mencium pipi pria itu dengan mesra.
Aline menarik nafas, Responnya hanya biasa saja. Tidak seperti dulu, setiap mendapat ciuman Aditya senangnya bukan main.
"Aku tanya mau kemana..?
"Oh aku.. eum.. aku mau keluar mas.. hari ini ulang tahun Jenny.. Jadi aku harus hadir..."Aditya menyugar rambutnya dengan kasar.
"Kamu tuh bisa gak sih? sehariiii... ajah diem di rumah. Emang gak bisa? Kamu itu lagi hamil.. Dan bentar lagi kita akan ngadain acara empat bulanan.. Harusnya kamu siapin semua acara itu. Bukannya cuma tau kelayapan aja..
"Astaga mas...akutuh cuma mau party ke rumah Jenny.. setelah itu aku pulang. Lagian aku udah di jemput kok sama Hera di depan.. pulangnya juga Hera kok yang nganter nanti...
"Tapi aku itu baru pulang Aline... Harusnya kamu sambut aku donk.. bukannya malah di tinggal kayak gini.. kamu lama-lama jadi istri durhaka ya.. gak nurut sama kata suami...",Ucap Aditya kesal. Ini bukan sekali dua kali Aline pergi dan bersenang-senang dengan teman-teman nya. Yang Aditya pikirkan itu hanya kehamilan wanita itu, bukan yang lainnya.
"Ya.. salah kamu sendiri lah mas.. ngapain jauh-jauh pergi ke desa itu buat ke makam..
"Aku gak izinin kamu pergi...
"Tapi aku Harus pergi mas.. aku sudah di tungguin..
"Kamu kok jadi pembangkang kayak gini sih? Nyesel aku itu nikahin kamu..
"Alaah gak usah lebay mas.. Udah deh gak usah banyak drama. Yang penting aku sekarang udah izin..."Ucap Aline. Wanita itu langsung keluar begitu saja tanpa peduli lagi dengan Sang suami.
.
.
.
Ketika malam menjelang. Semua berada di meja makan tersebut. Tak terkecuali Erik yang masih ada disana. Keluarga besar itu mulai menyantap makan malam itu dengan nikmat kecuali Aditya yang merasa makanan di depannya itu serasa hambar.
"Kok kayak ada yang kurang.. si Nenek lampir itu kemana.."Tanya Shayra ketika baru sadar jika hanya Aline yang tidak ada di tempat itu.
Tuan Wira memandang putranya yang sejak tadi hanya diam. Apa yang di pikirkan Aditya?
"Kemana istrimu..?"Aditya mengangkat kepalanya, Ia ikut memandang ke arah mata tajam sang ayah.
"Aline pergi bersama teman-temannya. Katanya pergi ke pesta, temannya ada yang ulang tahun.. Adi udah berusaha cegah tapi Aline tetep bersikeras pergi.." Tuan Wira menarik nafas. Pria paruh baya yang masih terlihat bugar itu menatap istrinya yang sejak tadi diam. Sadar jika di perhatikan, Mayang pun angkat bicara.
"Ke..kenapa papa menatap mama kayak gitu. .
"Lihat.. Menantu yang kau bangga-banggakan.. sepertinya dia sedang belajar untuk menjadi istri pembangkang..
"Ya.. ya gak gitu juga lah pa.. Lagian kan Aline pergi ke acara ulang tahun temennya.. jadi gak masalah..
"Baiklah..Terserah... Tapi jika terjadi sesuatu kedepannya, Aku angkat tangan.. ",Tuan Wira bangkit. Ia tidak habis pikir dengan istrinya sebegitu sayangnya wanita itu pada Aline sampai-sampai harus di bela terus menerus.
.
.
.
TBC