NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti

Sebatas Ibu Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Binar di wajah cantik Adhisty pudar ketika ia mendapati bahwa suaminya yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya ternyata memiliki istri lain selain dirinya.

Yang lebih menyakitkan lagi, pernikahan tersebut di lakukan hanya karena untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti yang akan mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn, suaminya, dan juga madunya Salwa, karena Salwa tidak bisa mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn.

Dalam kurun waktu satu tahun, Adhisty harus bisa mmeberikan keturunan untuk Zayn. Dan saat itu ia harus merelakan anaknya dan pergi dari hidup Zayn sesuai dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh ayah Adhisty tanpa sepengetahuan Adhisty.

Adhisty merasa terjebak, ia bahkan rela memutuskan kekasihnya hanya demi menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Karena menurutnya pria pilihan orang tuanya pasti yang terbaik.

Tapi, nyatanya? Ia hanya di jadikan alat sebagai ibu pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Tak mempedulikan giresan akibat gesekan dengan batang pohong kelapa, Zayn ingin segera menikmati kelapa muda yang ia dapat dengan susah payah tersebut.

Adhisty meminjam golok pada kakek lalu memberikannya pada Zayn. Pria itu mendongak,"Buat apa?" tanyanya.

"Ya buat buka kelapanya, mas. Kalau nggak di buka gimana mau minumnya?" ucap Dhisty.

"Saya nggak tahu caranya, Num," ujar Zayn.

Adhisty mendengus, ia ingat kalau suaminya itu sultan, tidak mungkin pernah buka kelapa,"Biar aku aja!" ucapnya kemudian.

"Emang kamu bisa?" Zayn tampak meragukan kemampuan istrinya tersebut.

"Aku terlahir untuk jadi mandiri, mas. Masa. Kayak gini aja nggak bisa. Manjat pohonnya jug bisa sebenanrnya, hanya saja aku ingat di perutku lagi ada bayi," jawab Adhisty.

Zayn sedikit meringis mendengar istrinya yang bar-bar. Dan ia takjub saat melihat Adhisty benar-benar bisa membuka kelapa muda itu bagian atasnya dengan bentuk yang bagus, layak jual pokoknya.

Hal-hal sederhana yang di lakukan oleh Adhisty selalu membuat Zayn berdebar. Mulai dari masakan sederhananya yang berhasil memanjakan lidah Zayn, sampai saat tadi gadis itu tanpa ragu memintakan buah kelapa muda itu pada kakek. Padahal Zayn sama sekali tak menyurunya. Tapi, Adhisty langsung berinisiatif melakukannya. Gadis itu selalu apa adanya. Gadis baik yang terpaksa tersesat ke dalam lembah penderitaan akibat keegoisan istri pertamanya.

"Ini, mas!" Adhisty memberikan kelapa muda itu untuk suaminya.

"Makasih, kamu nggak mau? Bukankah ini juga bagus buat wanita hamil?" tanya Zayn.

"Boleh mas, sedikit aja," sahut Adhisty.

Keduanya pun menghabiskan satu buah kelapa muda, barulah kemudian pamit kepada kakek. Zayn memberikan beberapa lembar uang kepada sang kakek. Dan kakek itu langsung menolak, "Kakek tidak menjualnya, anak muda. Kakek ikhlas memberikannya," ujar kakek.

"Saya tahu, kek. Tapi, tolng ini di terima, ya? Bukan buat bayar kelapanya, melainkan rejeki kakek yang datang melalui saya," ujar Zayn sopan.

"Tapi...." kakek itu masih enggan menerima.

"Ini sebagai rasa syukur saya karena sebentar lagi akan menjadi seorang ayah, kek. Saya sudah menantikannya sekian lama dan akhirnya akan segera terwujud," jelas Zayn.

Kakek itupun pada akhirnya mau menerimanya.

.......

"Memang beneran ada laki-laki yang ngidam saat isteinya hamil, Num?" tanya Zayn dalam perjalanan mereka kembali ke rumah.

"Ada, mas. Namanya hamil simpatik dimana calon ayahnya yang ngidam. Kenapa, memang?" tanya Adhisty.

"Nggakpapa, aneh aja rasanya. Akhir-akhir ini saya kalau menginginkan sesuatu harus di turuti. Bahkan apa yang saya tida suka sebelumnya mendadak suka," jelas Zayn.

Adhisty menoleh pada pria yang berjalan di sampingnya, "Kayaknya beneran mas ngidam, deh!" ujarnya.

Zayn balas menatap Adhisty, "Sesusah ini ya wanita hamil?" tanyanya. Pasti sangat sukit bagi wanita hamil yang ngidam, mood tidak stabil dan masih banyak lagi hal lainnya yang wanita hamil rasakan.

Ia saja yang merasakan gejala ngidam rasanya kadang tersiksa sendiri dengan keinginannya yang aneh dan tak masuk akal, hanya saja ia selalu memendam dan berusaha mewujudkannya sendiri. Karena tidak ingin di pandang aneh oleh orang lain. Ralat, ada satu orang yang tahu keanehan yang terjadi dengannya, yaitu sang asisten, Aldo. Pria itu yang selalu kena imbasnya akan keinginan Zayn.

Adhisty tersenyum, "Nggak susah, mas. Tapi, nikmat. Bukankah tidak semua wanita bisa merasakannya?" ucapnya.

Zayn membenarkan ucapan Adhisty. Contoh wanita yang tak bisa merasakan nikmatnya mengandung dan mengidam ada di depan mata, yaitu Salwa istrinya.

Melihat Zayn yang langsung terdiam dan terlihat jelas memikirkan sesuatu, Adhisty merasa ada yang salah dengan ucapannya, "Maaf mas, bukannya aku menyindir mbak Salwa. Meski aku kesal kalau ingat mbak Salwa tega Aku tahu bagaimana perasaan mbak Salwa yang sampai rela membiarkan mas Zayn menikah dan tidur dengan wanita lain. Pasti rasanya sakit sekali," ucapnya.

Zayn hanya tersenyum tipis," Kamu benar. Tidak semua wanita bisa merasakannya. Dan kamu adalah satu wanita terpilih itu," ucapnya.

" Yang akan membantu mas dan mbak Salwa dalam meuwujudkan keinginan kalian," sambung Adhisty.

Zayn tak menanggapi lagi. Pria itu memilih diam dan melanjutkan langkahnya. Adhisty mengikutinya di belakang.

Tiba-tiba, Zayn berbalik dan menarik tangan Adhisty," berjalanlah di sampingku, Num..." ucapnya.

Adhisty terkesiap, apa maksud pria tersebut dengan berkata seperti itu? Adakah maksud tertentu? Ah, Adhisty harus sadar diri. Ia hanyalah bayangan dari pernikahan Zayn dan Salwa. Tak seharusnya ia berpikir jika Zayn menginginkannya berada di sisinya untuk waktu yang lama. Pasti tak ada maksud lain yang tersirat dari kalimat pria itu barusan.

"Bengong? Ayolah jalan, kamu harus bantu saua buat obatin dada saya," ucap Zayn.

"I-ya mas," sahut Adhisty.

........

"Mas sih, pakai manjat segala. Jadi gini kan?" omel Adhisty sambil mengobati luka di dada Zayn.

"Kenapa? Jadi nggak seksi lagi ya, Num?" Zayn sampai harus mengerling demi melihay ekspresi wajah Adhisty yang menunduk. Melihat bahkan menyentuh dada Zayn yang tak memakai apa-apa, membuatnya gugup, jantungnya berdebar-debar. Ia ingat percintaan mereka terakhir kali saat pria itu marah karena melihatnya dengan Arka.

"Mas apaan, sih? Udah merah semua begini masih aja bercanda," ucap Adhisty tanpa berani menatap pria di depannya tersebut.

"Saya ini seorang pria, Num. Luka seperti ini bukanlah apa-apa buat saya," kelakar Zayn. Barulah Adhisty menatapnya lalu mencebik.

Zayn menghubungi seseorang, "Do, kirim. Baju buatku ke alamat xxx," titahnya. Karena tak mungkin ia memaki lagi kemeja putih yang tadi ia pakai.

"Mas emangnya nggak mau ke kantor?" tanya Adhisty karena suami nya malah menyuruh sang asisten buat mengantar baju ke sana.

"Nanti gampang," sahut Zayn enteng," Kamu nggak senang saya di sini?" lanjutnya bertanya.

"Bukan begitu mas. Tapi...."

"Berarti senang?" potong Zayn cepat.

Adhisty tersenyum lalu mengangguk, "Aku bawa ini ke belakang dulu, mas pakai baju yang itu dulu," ucapnya lalu berdiri untuk mengembalikan kotak p3k.

Zayn menahan tangan Adhisty, "Kenapa, mas?" tanya Adhisty menoleh.

"Nggakpapa," sahut Zayn.

"Kalau begitu, bisa lepaskan tanganku dulu? Aku mau mengembalikan ini ke tempatnya dulu," ucap Adhisty.

Zayn langsung melepaskan tangan istri sirinya tersebut. Adhisty buru-buru beranjak dari sana. Ia mengusap dadanya setelah meletakkam kotak p3k di tanganya di tempatnya. Kenapa perlakuan Zayn pagi ini terlalu manis padanya. Adhisty seakan meleleh di buatnya.

Adhisty ke dapur untuk membuatkan teh untuk Zayn. Tak lama kemudian ia kembaki ke ruang tamu.

"Iya, wa. Ini abang lagi di rumah Shanum buat jenguk anak kita," ujar Zayn dengan menempelkan ponselnya di telinganya.

Adhisty yang mendengarkan ucapan Zayn langsung menghentikan langkahnya. Dari kalimatnya, sudah bisa Adhisty simpulkan siapa yang menelepon suaminya tersebut.

" Iya, kan kamu yang minta abang buat kesini jenguk Shanum. Shanum dan anak kita sehat, kok,"

Adhsity menggigit bibir bawahnya, jadi Zayn ke sana karena Salwa yang menyuruhnya. Matanya langsung terasa panas.

Zayn menoleh dan melihat Adhisty, "Nanti abang telepon lagi," ujar Zayn yang langsung menutup teleponnya.

"Num..." Zayn bangkit dari duduknya dengan salah tingkah.

Adhisty berusaha tetap tersenyum dan bersikap sewajarnya, "Tehnya, mas," ucapnya.

..........

1
maria handayani
/Awkward/
Rani Ri
Yeaa Allah seegoiss ini kah kamu shanum,,demi anak pun kamu gk mempan,,bikin gedegh
Magda lena
Luar biasa
Eka Novariani
hahaha... bocil...bocil...😂😂😂
Eka Novariani
jangan terlalu banyak berpikir Zayn... terus terang aja keadaan kamu dan galen sama Adisti
Ani Ani
memang kamu akannikah
Ani Ani
ada yang dirancayang
Ani Ani
bilik lain kan ada tak fikir bukan nya tidur satu bilik
Ani Ani
kenapa sama2 tak betul
Ani Ani
kembali kan balik hubungan kamu balik
Ani Ani
ayah pun denkit tak habis
Ani Ani
sama2 keras kepala
Ani Ani
APA yang terjadi
Ani Ani
kenapa APA masalah nya
Ani Ani
ada penacau
Ani Ani
jangan fikir lama2
Ani Ani
ITU yang bagus
Ani Ani
ada2 aja meraka semua
Ani Ani
APA lagi agak nya
Ani Ani
gaduh lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!