ibu dan anak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adela Flos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
Alea berlari dari halte sampai kesekolahan, dia hampir telat, gara - gara bangun kesiangan, sudah tidak membantu ibunya membuat jajanan, kesiangan pula.
Untung satpam belum menutup gerbangnya, nggak tau dia ada dimana mumpung pak satpam tidak melihat Alea terus berlari.
Karena disepanjang trotoar sekolahan sudah tidak ada siapa - siapa larinya los dia pikir sudah tidak ada orang.
Tiba - tiba dari arah samping muncul seseorang berjalan agak cepat.
Bruk.
Alea menabrak Vindra seketika dia terjatuh diatas tubuh Vindra, sekilas mata mereka bertemu, detik berikutnya Vindra sadar dan mendorong pelan Alea. Vindra berdiri lebih dulu.
"Maaf" ucap Alea sambil berdiri.
Vindra bukanya menjawab malah menelisik tubuh Alea dari atas sampai bawah, murid mana bisa nyasar kesini kalau murid sini nggak ada yang seperti dia pikirnya, otomatis Alea menutupi tubuhnya dengan tanganya, karena merasa ditatap seperti itu.
Vindra senyum sinis emang dia pikir Vindra orang mesum.
"Kamu lagi" ucap Alea.
"Emang kita pernah bertemu" pura - pura tidak tau.
"Kamu tidak ingat"
"Tidak" bohong Vindra.
"Apa!"
"Gimana Vin, anak - anak udah masuk semua" tanya Aldi wakil ketua Osis yang tiba - tiba muncul. Setiap pagi mereka keliling.
"Ngapain kamu ada disini, kamu telat?" tanya Aldi pada Alea
"Eeee aku..."
"Siapa dia?"
"Murid baru, kalau nggak salah namamu Alea kan"
"Iya kak"
"Ya udah masuk sana, karena kamu murid baru gue kasih keringanan, tapi jangan diulangi lagi" ucap Aldi.
"Te..." baru akan bicara dipotong Vindra lebih dulu.
"Tidak bisa, murid baru murid lama yang namanya telat harus dihukum" ucap Vindra dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Tapi dia kan hanya telat 1 menit, lagian guru juga masih dikantor" bela Aldi.
"Satu detik satu menit tetap aja telat, agar dia bisa disiplin berikan hukuman biar jera" Alea menelan salivanya.
"Terserah lu aja deh, gue nurut ketua"
"Setelah istirahat bersihkan ruang osis" Alea tarik nafas dia pasrah.
"Baik kak"
Lalu Vindra berjalan menuju kelas, Alea pun berjalan dibelakang Vindra.
"Menyebalkan" omel Alea pelan tapi tetep bisa didengar Vindra.
Duk.
Jidat Alea kejedot pungung Vindra karena dia berhenti mendadak.
Aw.
Alea mengusab - usab keningnya.
"Sengaja ya, nabrak - nabrakin"
"Haa" Alea malas sama Vindra lalu dia berjalan lebih dulu. Emang dia cewek apaan.
"Kantin yuk Le" ajak Dila karena sudah jam iastirahat.
"Aku nggak kekantin" tolaknya.
"Kenapa?"
"Aku mau keruang osis"
"Ngapain keruang osis mau ikut daftar jadi anggota osis"
"Tidak"
"Lalu"
"Aku dapat hukuman membersihkan ruangan osis"
"Kamu dihukum"
"Iya gara - gara aku telat tadi"
"Mau aku bantu" tawar Dila.
"Tidak usah, aku duluan ya" Alea keluar kelas.
"Yeee tu anak, nggak mau ya udah"
Setelah Alea sampai diruang osis membawa sapu dan pel ternyata Vindra sudah ada disitu lebih dulu.
Dia berdiri senderen dimeja tangan yang menyilang kedada dengan tatapan tidak biasa dia menunggu Alea dari tadi.
"Tidak disiplin" ucap Vindra Alea buang nafas kasar.
"Maaf kak tadi aku ketoilet dulu, lalu cari sapu sama pel aku tidak tau tempatnya" Alea membela diri.
"Jangan banyak alasan"
Maunya apa sih orang ini kalau boleh aku getok pake ni sapu, lalu Alea memulai membersihkan, sementara nurut aja dulu jangan membantah dari pada hukumanya ditambah.
Vindra mengawasi Alea, tanpa sadar dia memandang Alea, Alea pun juga nggak ngeh yang dia pikirkan hanya ingin cepat - cepat menyelesaikan pekerjaanya.
"Sampai segitunya melihatnya" Vindra nengok kesamping tiba - tiba ada Tomy.
"Ngapain lu" tanya Vindra dingin.
"Gue cari lu dari tadi ternyata lu disini, ngapain lu disini?"
"Apa lu nggak lihat gue lagi ngawasin"
"Ngawasin apa memperhatikan" goda Tomy.
Ck.
"Ngapain lu cari gue" Vindra mengalihkan pembicaraan.
"Tiba - tiba lu ngilang gitu aja"
Sedangkan Alea masih sibuk mengepel dia tidak peduli sama suara brisik ke 2 orang ini.
"Selesaikan tugas dengan benar" lalu Vindra pergi meninggalkan Alea sendiri, Alea hanya melihat Vindra sekilas, malas untuk dia menjawab.
ganti panggilan a thoor.
kata cerai jadi ceria. aduh,, mohon di perbaiki lagi penulisannya meski sudah tamat ini cerita.