NovelToon NovelToon
My Lovely MUA

My Lovely MUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:89.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sage Green92

Briana Micella mendadak menjadi seorang MUA (Make Up Artist) idola para model, artis maupun istri pejabat di negaranya. Bukan tanpa alasan Briana menjadi idola, sebelumnya dia terpaksa menggantikan ibunya yang juga berprofesi sebagai MUA senior profesional yang sedang sakit. Banyak sekali kejutan-kejutan menghampiri Briana di saat dia sedang melakukan tugasnya. Termasuk mendapat seorang klien model terkenal, mirisnya model itu adalah calon istri dari masa lalunya yang belum usai; Nevan Xaquil, mantan kekasih Briana saat duduk di bangku SMA.
Akankah Briana goyah kembali setelah Nevan datang kembali di kehidupannya ? Sanggupkah Briana bekerja secara profesional jika selalu berhubungan dengan masa lalunya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sage Green92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26.

Sudah 4 jam Briana dikurung di dalam apartement Nevan. Kepalanya ingin meledak merasakan penyiksaan Nevan kepadanya. Dia tidak diijinkan untuk menyentuh ponsel, dan juga tidak boleh berjalan keluar kamar.

Di dalam keheningan itu, perut Briana keroncongan. Cowok brengsek itu mengurungnya tanpa diberi makan. Dia takut jika maagnya kambuh.

“G-gue laper, mau makan,” ucap Briana lirih. Badannya gemetaran karena sedari tadi pagi sampai tengah siang ini dia belum makan. Sambil memegangi perutnya, bibirnya kering bak padang pasir tanpa air.

Nevan sedang tiduran di ranjang, sambil memainkan ponsel langsung terkekeh. Melirik Briana yang terlihat tersiksa di sofa. “Kalo nggak diginiin, lo nggak akan pernah ngomong.”

Nevan langsung menghampiri Briana, yang terlihat menekuk kedua kakinya ke perut. Tangannya memegangi perutnya menahan sakit. Wajahnya pucat, bibirnya kering kerontang. Rambutnya berantakan, penampilannya porak-poranda. Sedih!

“Gue beliin makan, lo tunggu sini.”

Briana kemudian ambruk di sofa, matanya terpejam menahan rasa kantuk yang hebat. Beberapa saat kemudian, Nevan masuk lagi ke dalam kamarnya. Ia melihat Briana tertidur meringkuk di sofa.

Tubuh Briana ia pindahkan ke ranjang Nevan. Ia melepas tudung hoodie dan kacamata gadis itu. Dan meletakkannya di atas nakas tempat tidur.

Dia menyibak rambut Briana yang menutup sebagian wajah cantiknya. Sebuah kecupan dilayangkan tepat di kening Briana, hingga membuat Briana bergerak sedikit lalu melanjutkan kembali tidurnya.

“I love you,” ucap Nevan lirih.

...----------------...

Beberapa jam kemudian, Nevan masuk kembali ke dalam kamarnya sambil membawa satu kotak box pizza kesukaan Briana. Namun, Briana masih tertidur pulas. Dia berniat membangunkan Briana, tapi sepertinya tidurnya nyenyak sekali.

“Laper,” ucapnya dalam keadaan tidur. Sepertinya hidung mungilnya itu sudah menangkap bau lezat pizza yang Nevan letakkan di meja samping ranjangnya.

Kruuuuyuk.. Krucuk..

Nevan tertawa geli saat mendengar suara perut Briana keroncongan. “Ada pizza, bangun.”

“Are you sure ?” tanya Briana, balik. Tapi, matanya masih tetap terpejam. Dia pikir itu hanya mimpi.

Briana menggeliat, merasakan bau pizza menusuk hidungnya. Perlahan-lahan dia membuka matanya, seperti biasa pandangannya kabur. Matanya berusaha menyipit, samar-samar dia melihat bayangan Nevan berdiri di sebelahnya.

Kacamatanya langsung dipakaikan oleh Nevan supaya Briana langsung bisa melihat dengan jelas.

“Ada pizza, kesukaan lo. Makan dulu,” jawab Nevan berubah dingin.

“Gue mau makan diluar kamar,” timpal Briana. Seraya bangkit dari ranjang Nevan.

Nevanpun menuruti kemauannya, kemudian mengekori Briana hingga ke meja makan. Disana, Briana sudah tidak tahan lagi. Langsung saja dia melahap pizza yang sudah tersaji di depannya sampai mulutnya penuh. Nevan meletakkan punggungnya di kursi, menatap Briana seperti orang tak makan seminggu.

“Pelan-pelan aja, gue nggak bakal minta.”

Nevan duduk agak condong ke depan, dengan kedua tangan bertaut di dagu. Senyum manis Nevan pun mengembang tatkala melihat Briana menghabiskan tiga potong pizza yang dibelinya siang tadi.

“Arghh.. Kenyang,” ucap Briana sambil bersandar di kursi. “Gue mau pulang!” katanya lagi.

“Nggak!” jawab Nevan tegas. Raut wajahnya kini berubah kembali menjadi garang.

Sesaat kemudian, Briana berdecih. “Mau lo apa sih ?!”

“Lo nanya lagi ?!” timpal Nevan sedikit emosi.

Briana menggeleng kuat. “Gue nggak mau!”

Mata mereka berdua kini saling beradu. Saling mempertahankan egonya masing-masing. “Gue mau pulang!” Briana mengulang kembali kata-kata itu.

Nevan berdiri kemudian duduk di pinggir meja, menghadap kepada Briana. Tangannya memegang dagu Briana dan mencengkeram sedikit. “Gue lihat-lihat lo terkenal di kalangan model, pejabat, artis. Apa lagi mama lo. Lo nggak takut gue nyebarin video kita dulu, hm ?”

Rahang Briana otomatis menegang, hatinya hancur lebur. Dia pikir Nevan kembali dengan membuka seluruh hatinya dengan ikhlas. Tapi, tebakannya salah. Dia masih menggunakan cara licik itu untuk menguasai dirinya kembali. Sungguh sial! Umpat Briana kecil.

“L-lo masih aja ngancem gue, Van ?!” dia menatap nanar ke arah Nevan.

Kecewa, marah, sedih, sampai dengan puncaknya rindu yang terlalu berat bercampur di hati Briana sekarang.

“Ck, lo sendiri yang bikin gue ngancem. Lo dibaikin nggak bisa!”

“Pikirin baik-baik, gue pengen kita mengulang dari awal. Kalo lo nerima, gue nggak akan capek-capek ngancem kan ?” ucap Nevan lalu mengelus perlahan pipi Briana yang terasa memanas.

“Lo nggak pernah menyesal selama ini ?”

“Gue akuin gue menyesal, gue—”

Nevan sejenak terdiam, dan memandangi bola mata Briana yang sedikit membulat karena emosi. Nafasnya tak beraturan, bibir Briana begitu menggoda.

Briana meneguk salivanya kasar. Mereka saling tatap, perlahan namun pasti, bibir Nevan dengan cepat menyambar bibir mungil Briana. Ia lahap dengan kasar sampai Briana tersengal-sengal kehabisan nafas. Briana menolak memukul dada Nevan lalu..

Plak!

Pipi Nevan dihadiahi satu tamparan keras dari Briana.

“Lo pikir gue Briana yang dulu seenaknya lo perintah kayak dulu lagi, gitu ?!”

“Gue mau pulang, bukain itu pintunya!” titah Briana segera menyingkir dari kungkungan Nevan dan berjalan ke arah pintu.

Namun tangannya sekali lagi ditarik oleh Nevan. Sampai menubruk dada bidang Nevan. “Lo pikir bisa kabur gitu aja, hm ? You were mine, you are mine, and you will always be mine, huh ?!”

“I couldn't believe it,” jawab Briana, dingin.

“Gue udah berkorban banyak buat, lo Briana. Membatalkan pernikahan dengan Isyana, sampe hampir mati jatuh ke jurang, dan bawa lo sampe kesini,” dalih Nevan.

Briana mengernyit, “Gue nggak minta lo batalin pernikahan itu, Van.”

“So, will you be my wife ?” tanya Nevan dengan mata sendu. Didekapnya erat kedua tangan Briana setengah memohon.

Briana menghela nafas sejenak. “Gue mau pulang.”

“Lo jawab, baru gue ijinin pulang!” titah Nevan.

Briana menulan ludah. Apakah Nevan baru saja melamarnya ? Apakah itu mimpi ? Haruskah dia terjerat ke dalam pusaran hubungan bersama Nevan kembali ? Mimpinya masih belum ia gapai sepenuhnya. Apa lagi jika dia harus mengulang kejadian yang sama ke pelukan Nevan. Apakah Nevan akan menghancurkan mimpi-mimpi itu kembali ? Pertanyaan-pertanyaan itu sejenak terlintas di otaknya. Masihkah dia bisa mencintai Nevan seperti dulu ?

“Gimana ?” Nevan kembali bertanya, karena Briana sudah terlalu lama melamun. “Gue bakal tebus semua kesalahan gue di masa lalu, dengan nikahin lo, Briana.”

Keraguan masih nampak jelas di mata Briana. Semudah itu Nevan ingin menikahinya. “Ta-tapi, gue masih pengen mengejar impian gue. Dan, gue nggak mau lo hancurin itu sekali lagi, maaf gue nggak tahu bisa atau enggak.”

Nevan mengumpat kecil.“You don't need to worry.”

Nevan berusaha meyakinkan Briana untuk mau menikah dengannya, tapi tanggapan Briana masih sama, jutek. Padahal dari awal dia sudah mengancam, menggertaknya seperti dulu. Namun, memang Briana telah banyak berubah.

“Apa lo bakal ngancem gue, kalo gue nggak mau nikah sama lo ?” tanya Briana lirih tertunduk melihat bawah.

“It all depends on… you,” jawab Nevan mantab.

Mata Briana terbeliak, lagi.. Nevan membawanya ke tepi jurang. Lagi dan lagi. Sanggupkah Briana menghadapi Nevan ?

1
Lies Atikah
ah cangkeul thor kapan bersamanya
Lies Atikah
jangan lembek bri melawan lah
Imam Kambali S. Ped
yup cepat lanjut
Lies Atikah
yang tegas atuh Bri sama Nepan kok mau aja dileceh kan udah gak punya harga diri yah s nevan ingat si nevan udah tunangan coba buka hati sama Reno kalau ga bisa berteman aja buat si natan cemburu jangan jadi lembek
Imam Kambali S. Ped
tenang dibawa nevan
Herlina
Luar biasa
Surati
bagus
Fidia K.R ✨
Aku udah mampir di ceritanya ka thor yaa😉 Overalls aku suka jalan cerita nya👍🏻
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
maaf kak baru mampir, awal cerita yg luar biasa semoga seterusnya ceweknya gak melow jgn mau ditindas trs sm cwok 👍👍👍😍😍😍😍😍
վմղíα | HV💕
nyimak thor mampir juga keceritaku
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Jangan lupa baca karya terbaru Author dengan judul Cinta Yang Lain ya... 🥰
©h♦©♦
Otw ikut kak!
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kak ak mampir ya
tina yusuf
akur ceritanya bagus ,suka
tina yusuf
briana jangan mau di perlakukan begitu putusin aja
Widya Tutik
keren
🌕🌊🍁🪷
jangan lupa minta daddy nevan belikan pabriknya sekalian boy
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐: Pabrik thomas and friends 😅😅
total 1 replies
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Hi kak Elna, akan ada extra chapter dan next ada kejutan lagi..

Jangan lupa subscribe supaya kalau aku update bisa kelihatan di kakak. ☺😘
Elna Nur
ini serius end thor🥺
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
judulnya kok gda kak?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!