My Lovely MUA

My Lovely MUA

1.

Sudah 6 tahun lamanya Briana Micella dan Nevan Xaquil memutuskan hubungan.

6 tahun lalu..

“Kita putus aja, Van.”

Sayup-sayup langkah Nevan terhenti karena ucapan Briana. Cowok itu sangat murka. Ia berbalik lalu mencengkeram lengan Briana kencang.

“Apa lo bilang, bilang sekali lagi!”

Briana meringis sakit karena lengannya dicengkram kuat oleh Nevan. “Sa-sakit, Van.”

Nevan semakin erat mencengkeram lengan Briana. Wajahnya ia dekatkan ke arah wajah Briana yang masih memakai make-up yang membuat wajahnya terlihat cantik paripurna. Pertengkaran mereka sebenarnya telah terjadi berkali-kali. Hubungan yang dijalani mereka benar-benar penuh drama. Apa lagi sekarang, gara-gara Briana perform dalam acara perpisahan murid kelas XII Nevan marah besar. Awalnya Briana menolak, namun karena desakan para guru mau tidak mau Briana akhirnya bisa perform.

“Gue punya video lo kalo lo berani putusin gue. Lo tu nggak akan bisa lepas dari gue, dasar cewek sialan!” ujar Nevan penuh amarah.

“Erghhh.. Ta-tapi gue udah nyerah, Van. Nggak papa lo sebarin. Gu-gue udah pasrah,” sahut Briana sambil terisak.

“Gue pasrah, hubungan kita udah sangat toxic! Gue udah capek, gue nahan selama setahunan ini. Lo boleh hancurin gue sehancur-hancurnya. Gak papa, serius nggak papa. Gue udah kehilangan kesempatan, tapi nggak papa. Gue bisa mulai dari awal lagi. Lo boleh hancurin gue. Silahkan, gue nggak akan cegah lo.”

Pegangan tangan Nevan melemah seiring tangisan Briana yang makin lama makin terisak. Jujur sekali, dia sendiri sudah capek. Dipermainkan oleh Nevan yang seenaknya sendiri. Bisa-bisa Briana jadi gila.

“Cewek sialan, inget ya lo nggak akan pernah ketemu sama gue lagi setelah ngomong hal-hal aneh kayak gini!”

Cowok itu lalu pergi meninggalkan Briana sendirian di pojok belakang bangunan kelas. Sedari tadi, Nevan sudah menatap tajam performance Briana dari bawah panggung. Dia sudah mengumpat dalam hatinya, setelah ini dia akan membuat perhitungan kepada cewek bandel itu.

Satu jam sebelum pertengkaran terjadi..

“Bisa gitu ya si Briana cakep banget, lo bener-bener beruntung Van dapetin cewek secakep itu,” ujar Reno sahabatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Lagi-lagi salah satu temannya berkata, “Mana suaranya bagus. Paket combo lah!” sahut Mario.

“Lo nggak pengen gitu ngasih hadiah kek,” sahut Eric.

Nevan mengusap wajahnya kasar, dan menggeram murka. “Ada ntar, gue mau putusin dia abis ini. Puas lo semua ?!”

Mereka bertiga melotot ke arah sahabatnya itu. Mulut mereka bertiga langsung diam. Lalu Nevan bangkit menghampiri Briana yang masih hanyut dalam euforia massa yang masih mengelu-elukan namanya.

“Sobat lo udah ga waras kayaknya.” Mario mengernyitkan dahinya sambil menikmati pemandangan indah di atas panggung. Cewek-cewek cantik sedang dance.

“Nevan juga sobat ambyar lo semua, taruhan ntar dia putus beneran apa kagak ?” Eric tertawa kecil sembari memperhatikan drama kumbara yang sebentar lagi akan dimulai.

“Paling besok juga balikan lagi kayak yang udah-udah,” sahut Reno cepat.

Di satu tempat Briana dan Nevan sudah memulai pertengkarannya. Dengan raut wajah kesal Nevan melangkah pergi meninggalkan Briana terisak sendirian. Tubuh Briana meluruh ke bawah. Sakit terasa sesak di dadanya. Tapi, anehnya dia sudah lega telah mengungkapkan isi hatinya sejak lama.

Nevan mendengus kesal dan mengambil tas yang ada di samping Mario.

“Mo kemana lo ?”

“Cabut, bosen!”

Eric lalu menimpali, “Ikut, gue juga bosen!”

“Gue juga, ikut!” Reno segera meraih tasnya dan mengekori Nevan dan Eric. Sementara Mario merasa cengo ditinggal sendirian oleh ketiga sahabatnya. Dengan cepat dia segera meraih tasnya dan..

Dug!

Ia menabrak pundak Briana sedikit kencang, hingga Briana agak terpelanting ke samping.

“Ma-maaf, Kak Mario aku nggak sengaja,” ujar Briana sembari mengusap air matanya. Wajahnya sembab memerah dan pergi terhuyung masuk ke dalam kelasnya.

Mario menghembuskan nafas dalam-dalam lalu segera menyusul ketiga sahabatnya ke arah parkiran.

...****...

“Lo apain tuh cewek sampe nangis sesenggukan gitu, Van ?!” tanya Mario sambil rebahan di ranjang empuk milik Nevan.

Nevan tak menjawab, ia sibuk memainkan game di ponselnya.

“Lo bener-bener putus ?” tanya Mario sekali lagi.

Nevan tak menggubris.

“Diem semua, jangan bahas itu,” potong Eric cepat sambil mengingatkan jika besok ada acara pertemuan club motor sport di Gedung Cakrawala.

“Oh iya sih ya, gue aja hampir lupa Ric. Lo emang alarm setia gue,” cerocos Mario sambil menowel lengan kekar Nevan.

“Paan sih lo, Mar. Gue lagi konsentrasi,”

“Lo ngajak cewe nggak besok, Van ?” jawab Mario santai.

“Lo nggak usah pikirin gue, pikirin tuh perut lo yang bentar lagi meledak gara-gara lemak menumpuk!”

Mereka berempat lalu tertawa cekikikan dan mencubit perut Mario yang sedikit buncit dengan kasar.

...****...

Pagi itu, ketiga cowok tampan itu sudah berkumpul di halaman Gedung Cakrawala. Disana sudah banyak berjejer motor-motor sport yang mewah. Selain itu, banyak juga cewek-cewek cantik yang berdiri di samping motor sport itu.

“Nevan mana nih udah jam segini juga,” Lagi-lagi Mario sangat cerewet.

“Lo banyak bacot banget sih, Mar.. Eh wait bukannya itu si Briana sama gengnya ya ?”

Eric menunjuk tangannya ke arah tiga cewek cantik yang menuju ke arah gerombolan cowok-cowok ganteng tepat di depan geng Nevan.

Reno menopang dagunya dan memicingkan matanya, “Eh iya, ta-tapi wajah Briana kek kanebo kering gitu napa ya ?”

Pletak!

“Itu karena kemaren dia nangis gara-gara Nevan!” Mario membuka plastik permennya dan langsung mengunyah permen rasa jahe itu.

Kedua cowok itu mengangguk pelan, “Sudah pasti putus!” timpal Eric cepat.

“Hi, Kak Eric !” sapa Caca cewek cantik itu langsung melayangkan tangannya ke udara menyapa Eric si tampan dari kelas XII Ipa 3 yang bentar lagi akan meninggalkan SMA elit William High Schools.

Eric membalas sapaan Caca dengan senyum manisnya yang khas. Wajahnya kemudian merona.

Dari kejauhan tampak Nevan datang dan membonceng seorang cewek seksi dan cantik berkaki jenjang. Keduanya menjadi pusat perhatian di acara mewah tersebut.

“Sialan, Nevan gercep banget kalo soal beginian.” sahut gerombolan yang lain menatap iri Nevan dan cewek seksi itu.

Briana yang melihat Nevan dari kejauhan menggeram kesal dan mengepalkan tangannya kencang. “Lo nggak papa beneran, An ?” tanya Syeila salah satu teman Briana.

Briana menggeleng tapi matanya tetap tertuju pada Nevan yang memeluk pinggang cewek itu posesif.

“Cewek baru, Van ?” tanya Mario malas.

“Kenalin, namanya Adriella. Dia model terkenal, hebatnya lagi Adriella ini sudah masuk agensi ternama di Indonesia!” cerocos Nevan dengan nada tinggi bangga.

“Trus yang kemaren dilupain gitu aja ?” Timpal Eric sama kesalnya dengan Mario.

Adriella mengernyitkan dahinya penasaran, “Kemarin ? Emang ada yang lain ya, sayang ?”

Nevan mencium pipi Adriella lembut seraya berkata, “No, kamu yang terakhir.”

Sepasang mata penuh amarah mengawasi gelagat Nevan dan cewek seksi itu penuh dendam.

“Udah lah ayo balik aja kalo gitu, kita tuh kesini niatnya seneng-seneng malah lihat pemandangan menjijikkan, cuih!” Caca melayangkan jari tengahnya kepada Eric yang tak tahu apa-apa. Kebetulan Eric menoleh kepada Caca berharap Caca akan menghampirinya. Tapi, yang ada Caca melayangkan tatapan tajam dan jari tengah untuknya.

Sontak Eric pun berteriak, “Lo bener-bener dah, tadi lo nyapa gue senyum-senyum sekarang maki-maki gue. Awas ya lo, Ca!”

Kemudian Nevan menengok ke belakang, ke arah dimana Eric berteriak. Dan benar saja, dia sudah menyangka akan ada Briana dan teman-temannya disana. Cewek itu menatap sadis Nevan dengan penuh amarah.

Nevan tersenyum menyeringai, dan mendekatkan pinggang Adriella mendekat kepadanya. Dan mulai mencium lagi pipi Adriella mesra.

Briana sudah tak tahan lagi, dan mengayunkan langkah seribu untuk melabrak Nevan!

“Lo napa nggak tahan Briana ?!” sentak Caca kepada Syeila yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Biarin lah, Ca! Gue mau lihat tu cewek mampus di tangan Briana kita!” jawab Syeila tegas.

“Van, gue mo bicara penting sama lo!”

Nevan menghentikan aktivitas memalukannya kini dan menatap jengah Briana yang matanya sudah berkaca-kaca.

“Nggak ada yang perlu dibicarain. Lo enyah dari gue!”

“Ini terakhir, gue janji.”

“Nggak, kalo mau disini aja ngomongnya.”

“Gue maunya cuma empat mata, Van!”

Adriella mulai panas, ia lalu menarik rambut Briana yang tergerai indah itu keatas, “Lo nggak denger Nevan atau lo pura-pura tuli sih sebenernya ?!”

Briana meringis kesakitan, sementara ketiga teman Nevan mengusap mukanya dan berusaha melerai tapi ditahan oleh Nevan.

Dengan cepat, tangan Briana menjambak rambut Nevan dan Adriella. Mereka berdua lalu terpekik tak tertahan.

“Lo gila ?!” Nevan berteriak sambil melepas tangan Briana darinya.

“Bakal gue lepasin kalo lo nurutin gue!”

“Adriella, lepasin Briana!” titah Nevan.

Adriella menggeleng, “Nggak! Gue nggak mau, cewek ini cewek laknat nggak tahu diuntung, Van!”

Tangan Nevan mengepal, lalu berbisik di telinga Adriella. “She is mine, huh ?!”

Adriella melotot tak percaya, tangannya melemah dan merelakan Nevan berjalan berdua dengan Briana ke suatu tempat. Tepatnya di dekat taman gedung Cakrawala.

Disanalah tragedi itu segera dimulai.

Terpopuler

Comments

💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖

💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖

maaf kak baru mampir, awal cerita yg luar biasa semoga seterusnya ceweknya gak melow jgn mau ditindas trs sm cwok 👍👍👍😍😍😍😍😍

2023-04-15

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

nyimak thor mampir juga keceritaku

2023-03-27

0

tina yusuf

tina yusuf

briana jangan mau di perlakukan begitu putusin aja

2023-02-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!