Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Bukan Siapa-Siapa
Dariel memicingkan matanya saat melihat siluet tubuh seseorang berdiri di kolam dengan pencahayaan yang temaram.
"Siapa yang dengan berani menggunakan kolam renang ku," gumam Dariel membuang dan menginjak puntung rokok dari bibirnya. Dariel melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.
"Berani sekali kamu menggunakan fasilitas di rumah ini tanpa seizin ku," pekik Dariel seraya mengeraskan rahangnya dengan mata yang menyorot tajam.
Casey terkejut lalu memutar tubuhnya. Melihat sosok Dariel berdiri disana, menatapnya dengan tatapan tajam seolah ingin menusuknya.
"Apa aku harus izin dengan mu hanya untuk menggunakan kolam ini?" tanya Casey tak habis pikir dengan perkataan Dariel.
"Kamu bukan siapa-siapa di rumah ini, jadi berhenti berpikir seperti nyonya di rumah ini dan bebas melakukan apa pun. Tidak ada nyonya di rumah ini selain tuan. Panggilan itu tidak layak untuk mu," ucap Dariel dingin.
"Kolam renang ini seketika menjadi kotor karena dirimu," lanjut Dariel. Tidak taukah dia jika perkataannya menyakiti hati wanita itu. Ah lupakan, Dareil tidak akan peduli dengan itu.
Casey keluar dari kolam menaiki tangga di tepian kolam renang hanya mengenakan dalaman saja. Casey lupa membawa pakaiannya dari apartemennya dan kemungkinan ia akan meminjam pakaian pelayan malam ini, menunggu besok pagi ia menjemputnya.
"Aku hanya tidak bisa tidur karena ini tempat baru bagi ku, jadi aku berenang agar bisa tidur dengan cepat malam ini," ucap Casey tenang. Ia tidak ingin menunjukkan Casey yang lemah di depan pria itu.
"Maaf jika aku terlalu lancang menggunakan fasilitas di rumah mu ini. Aku janji sebelum kamu bangun pagi, air di kolam renang mu sudah berganti," kata Casey pergi begitu saja.
"Sh.it... apa dia akan memakai pakaian seperti itu hingga ke kamarnya," geram Dariel entah mengapa ia tidak suka akan hal itu. Diam-diam ia mengikuti langkah Casey dari belakang karena takut supir di rumahnya melihat tubuh Casey.
"Akh.. sial, apa yang aku lakukan," batin Dariel menghentikan langkahnya saat menyadari dirinya seolah peduli dengan wanita itu. Dariel kemudian berjalan menaiki tangga menuju rumahnya.
****
"Tok..tok..tok..." Casey mengetuk kamar Carla.
"Carla... apa kamu sudah tidur," ucap Casey.
Pintu kamar terbuka, Carla sedikit terkejut saat melihat Casey berdiri di depannya hanya menggunakan handuk saja.
"Ada apa Nyonya."
"Maaf membangunkan mu Carla. Apa aku bisa meminjam sepasang bajumu. Aku lupa membawa pakaian ku. Besok pagi aku akan menjemputnya," ucap Casey. Carla lalu mengangguk dan mengambil seoasang pakaiannya dari lemari. Carla tidak tau apa sebenarnya yang terjadi dengan Dariel dan Casey. Ia tidak berani bertanya banyak. Carla takut Dariel akan marah dan memecatnya. Carla masih butuh pekerjaan dan gaji yang diberikan Dariel sangat menjanjikan dibandingkan dengan majikannya yang sebelumnya.
"Ini Nyonya, maaf jika pakaian saya tidak sebagus pakaian anda," pungkas Carla.
"Astaga Carla, tidak perlu merendah seperti itu. Aku juga selalu memakai pakaian dengan harga murah. Aku tidak punya uang banyak untuk membeli pakaian mahal," balas Casey.
"Thanks Carla, aku kembali ke kamarku dulu. Selamat malam," ucap Casey lalu pergi.
Pagi harinya Casey kembali ke rumah besar milik Dariel membawa satu koper besar dan tas ranselnya berisi barang-barangnya yang sudah diambilnya dari apatemennya.
"Darimana saja kamu. Ada begitu banyak pekerjaan yang harus kamu lakukan mulai sekarang," ucap Dariel yang sudah rapi dengan stelan kantornya sedang menyantap sarapannya.
"Sudah lihat masih bertanya," balas Casey malas. Ia menarik kopernya berjalan menuju tangga.
"Bukan itu jawaban dari pertanyaan ku Casey," timpal Dariel membuat Casey menghentikan langkahnya.
"Aku barusaja mengambil barang-barang ku dari apartemen. Memangnya kamu mau aku telanjang berkeliaran di rumah mu ini," ucap Casey pergi. Dariel diam, apa yang dikatakan Casey ada benarnya juga.