NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Rezza mempercepat laju mobilnya menyusul mobil sport berwarna merah di depannya. Jangan remehkan Rezza, gini-gini dia jago balap. Selip kanan, selip kiri tanpa menyenggol kendaraan lain. Dia juga tidak mau mobil mahalnya sampai lecet.

"Kalian tidak akan bisa kabur dariku," desis Rezza sambil tersenyum. Dia memang anaknya mamah Lia, pemberani dan jagoan.

Tepat di jalanan yang cukup longgar Rezza melesat melewati mobil yang sedang ia ikuti.

Ciiitttt!! Rezza langsung membelokkan mobilnya untuk menutupi jalan sampai ban mobilnya menggesek aspal dan mengepulkan debu jalanan.

"Ada apa, kenapa kau berhenti." Sang bos di belakang komplain.

"Di depan ada yang menghalangi jalan bos."

Dinda ingin lihat juga, siapa yang datang menyelamatkannya tapi pisau itu masih menempel di lehernya.

"Kau diam, jangan macam-macam kalau tidak ingin pisau ini menancap di leher mu yang mulus ini." Pria di samping Dinda mengancam.

"Kalian lihat, kenapa dengan mobil itu. Kalau berani menghalangi kita, bereskan saja seperti biasa," titah si yang paling berkuasa.

"Baik bos, tenang saja. Siapa yang berani menantang kita maka akan berakhir mengenaskan."

Dinda bergidik, circle pergaulan para orang-orang kaya sungguh menyeramkan. Tidak bisa saling senggol, sedikit saja bisa saling bacok jadinya.

Dua orang turun mengetuk kaca jendela mobil milik Rezza dengan keras. Tidak tau apa mereka kalau itu mobil mahal, sedikit lecet saja bisa habis puluhan juta untuk memolesnya. Tapi dua orang itu mana tau, yang ada sekarang mereka marah karena jalannya dihalang-halangi. Kesenangan mereka jadi terganggu.

"Turun kau! Atau kita hancurkan mobil ini!" Mengancam seenaknya. Coba saja hancurkan kalau berani, Rezza siap menuntut ganti rugi yang pastinya tidak sedikit jumlahnya.

"Dasar berandal!! Kalau begini aku jadi harus buang-buang tenaga dan waktu. Kenapa juga aku harus menyelamatkan gadis itu." Rezza marah-marah sendiri, dia tidak takut berantem apalagi kalau hanya mengahadapi dua berandal itu. Dari kecil dia sudah dibekali dengan teknik beladiri.

Rezza membuka pintu mobilnya ke atas, tampan sekali seperti idola KPop.

Dua orang tadi mundur dan cukup terkejut melihat Rezza. Mereka tentu mengenal siapa Rezza dan latar belakangnya. Tapi untuk apa pria sekelas Rezza menghentikannya. Tidak mungkin kan demi gadis miskin itu.

"Lepaskan gadis itu, maka aku tidak akan mempermasalahkan kalian." Rezza langsung memakai kekuasaan keluarganya. Tidak ingin ada ribut-ribut.

Dua orang itu menoleh saling pandang. Mau pilih melawan Rezza atau bosnya saja. "Maaf, kami tidak pernah berurusan dengan kamu sebelumnya. Kami juga tidak pernah mengusikku. Jadi kami harap kamu juga tidak mencampuri urusan kami," kata salah seorang dengan sopan.

"Kalian membawa seorang gadis dengan paksa, apa yang kalian lakukan adalah kejahatan. Aku tidak bisa membiarkan hal itu karena aku melihatnya." Rezza tau dua orang di depannya jelas takut padanya. "Lepaskan dia, kalian bisa bersenang-senang dengan wanita bayaran. Bukan gadis baik-baik seperti dia," kata Rezza lagi membujuk.

"Hai!! Apa yang kalian lakukan. Habisi saja dia kalau tidak mau menyingkir!" Si bos di dalam mobil berteriak.

Rezza tau betul dia adalah anak seorang pengusaha karena mereka tentu sering bertemu jika ada pertemuan atau pesta. Biasanya para pengusaha akan membawa keluarganya. Tapi Rezza tidak ingat apa orang tuanya ada bekerja sama dengan papahnya atau tidak.

Dua orang itu tidak berdaya, ayah mereka bekerja di perusahaan milik orang tua si anak yang mereka panggil bos. "Maaf, kami tidak punya pilihan lain kalau kamu tidak mau menyingkir," katanya minta maaf dulu sebelum berperang.

"Ya sudah kalian maju saja." Rezza sudah bersiap menggulung lengannya sampai ke siku.

Satu persatu pukulan melayang ke arah Rezza tapi dia berhasil menangkisnya. Walaupun tubuh Rezza tidak terlalu berotot tapi dia masih bisa melawan dengan teknik yang dia punya. Dia hanya malas berolahraga saja makanya tubuhnya tidak sebagus Nathan.

Bug! Bug! bug!

Kedua orang itu sudah babak belur terkenal pukulan Rezza tapi tidak mau menyerah juga. Terus maju sampai titik darah penghabisan katanya. Rezza saja sampai salut dengan kesetiaan mereka pada tuannya. Sayang, kesetiaan mereka harus digunakan untuk perbuatan yang negatif. Dapat tuan yang salah begini jadinya.

"Apa kalian belum menyerah juga?" tanya Rezza.

Satu orang memegangi perut yang terasa sakit terkena tendangan Rezza, sedangkan yang satu memegangi tangannya yang hampir patah. Mereka sangat kesakitan tapi masih berusaha melawan Rezza.

"Kami masih bisa hiyyaaatttt!!!"

Bug! bug!

"Fiiuhhh ..."

Rezza meniup kepalan tangannya yang baru saja menghajar dua orang sekaligus. Semoga saja mereka kapok setelah ini.

Sekarang tinggal menyelamatkan gadis itu, sungguh merepotkan padahal tidak kenal. Ya semua ini karena permintaan Arin yang berpesan padanya tadi, ya karena itu. Rezza berusaha menyakinkan dirinya sendiri kalau dia melakukan semua itu karena Arin.

"Rezza, aku tidak pernah mengganggu mu. Sebaiknya kau tidak usah mencampuri urusanku. Atau nyawa gadis ini melayang." Dinda dan pria itu sudah keluar dari mobil lalu mengancam.

Rezza sedikit ngerti melihat pisau belati itu ada di leher si gadis. Sangat mengkilat dan tajam sepertinya. Baiklah, dia akan coba bernegosiasi terlebih dahulu.

"Kau akan masuk penjara kalau melakukan itu," kata Rezza.

"Hahaha ... ayahku tidak akan membiarkan itu terjadi. Semuanya akan selesai dengan uang," katanya tertawa.

Dinda sangat muak, lagi-lagi uang. Manusia seperti jadi budak uang. Tidak bisa dia harus melakukan sesuatu karena pria itu sama sekali tidak takut di hukum. Dinda menggigit lengan pria itu yang sedang memegang pisau dengan sangat keras.

"Aaauuu ... dasar Jal**!! kau berani menggigitku." Pria itu mengaduh kesakitan dan Dinda berhasil lepas. Dia langsung berlindung di belakang Rezza, berharap laki-laki itu mau melindunginya.

"Sini kau wanita kurang ajar!! Aku akan menghabisimu." Pria itu maju tapi Rezza lebih dulu menghajarnya dan pisau itu sudah terjatuh entah kemana. Disaat bersamaan suara sirine di mobil polisi pun datang. Para penjahat kalang kabut. Si bos kabur duluan meninggalkan anak buahnya. Dua anak buah yang sudah tidak berdaya harus rela menjadi kambing hitam.

Masalah selesai, polisi sudah membawa mereka untuk diperiksa. Dari keterangan Dinda pun, polisi berjanji akan menangkap si pria yang kabur. Tapi Rezza sama sekali tidak percaya, benar kata pria tadi.

Rezza mengantarkan Dinda sampai ke rumahnya. Gadis itu cukup tangguh juga, tidak ada kelihatan rasa takut setelah situasi mencekam seperti tadi.

"Terimakasih sekali lagi kak, kalau kak senior tidak datang tepat waktu tidak tau apa yang akan terjadi dengan saya." Hanya bisa berterimakasih.

"Mungkin saat ini mayatmu sudah di buang di pinggir hutan dan dimakan binatang buas," kata Rezza.

Dinda tersenyum miring, memang benar mungkin seperti itu tapi membayangkannya membuat Dinda ngeri. Ah tidak bisakah pria itu mengatakan hal yang lebih baik.

"Ya untung saja kak senior datang tepat waktu."

Rezza risih mendengar nama panggilan itu. "Rezza, namaku Rezza."

"Ohh iya, kak Rezza. Sekali lagi terimakasih banyak atas bantuan kakak."

"Ya ya ya, kau sudah mengatakan hal itu puluhan kali." Rezza melihat keadaan rumah gadis itu. Memang layak disebut orang miskin karena rumahnya saja masih berdinding kayu di jaman sekarang. Semoga saja setelah gadis itu kuliah dan bekerja bisa merubah nasib keluarga itu. Eh kenapa Rezza jadi memikirkan orang lain.

"Hmm ... kalau begitu aku pergi dulu. Kau jangan senang dulu, pria itu masih berkeliaran. Bisa saja membalas dendam kapan saja. Bukan aku menakut-nakuti, hanya saja agar kamu lebih berhati-hati," ujar Rezza memperingati.

"Iya Kak, saya akan lebih berhati-hati lain kali."

"Tidak usah terlalu kaku begitu, ya sudah. Masuk sana ..."

"Hah? Kalau begitu sa- eh aku masuk dulu. Terimakasih dan berhati-hatilah mengendara." Gadis itu masuk ke rumah.

Rezza baru menyalakan mobil dan pergi dari sana.

1
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
Edah J
Rin jangan memancing kasian Nathan nya😁
Edah J
pada akhirnya yg dibawah yg mengalah🙁dan itu jg terjadi di dunia nyata🙁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!