Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesulit itu memaafkan
Siang harinya di mansion milik Kafeel.
Kafeel melangkahkan kakinya memasuki mansion dengan langkah yang gontai karena ia harus menyudahi perjalanan dinasnya kali ini, bukankah lucu? baru kali ini seorang Kafeel sangat kecewa karena perjalanan bisnisnya telah usai sebelum waktunya, bukan karena semangat gila kerja seperti orang kebanyakan melainkan karena adanya Kinara di sampingnya, semua hal yang dilakukannya terasa sangat mudah dan menyenangkan.
"Kamu sudah pulang Kaf?" tanya Nabila kala melihat Kafeel datang dari pintu utama.
Mendengar hal itu Kafeel hanya menoleh sekilas ke arah Nabila, namun pandangannya langsung terhenti ia sedikit terkejut karena Nabila menyambutnya menggunakan baju lingerie yang tentu saja tidak akan cocok digunakan siang bolong begini, mengingat Nabila mengenakannya dengan berkeliaran di rumah seperti ini.
"Ada apa dengan baju mu? apa kau sedang kekurangan pakaian?" tanya Kafeel sambil menatap aneh ke arah Nabila.
Bukannya menjawab Nabila lantas mendekat ke arah Kafeel kala mendapat pertanyaan dari Kafeel barusan. Setelah jarak keduanya semakin dekat Nabila mulai membuka jubah lingerie nya dan membuangnya ke sembarang arah lalu mulai meluncurkan aksinya dengan menggoda Kafeel berharap Kafeel akan luluh dan kembali jatuh hati padanya, bukankah semua pria sama saja? tinggal di pancing lalu ia akan dengan senang hati mendekat, sayangnya mungkin Nabila tidak tahu jika Kafeel bukan sebagian dari pria itu yang dengan mudahnya kembali hanya karena kemolekan tubuh seorang wanita.
"Apa yang salah dengan baju ku? bukankah ini bagus?" ucap Nabila sambil dengan gerakan menggoda Kafeel, tangan Nabila sengaja di buat bermain di dada Kafeel untuk memancing hasrat suaminya itu.
Kafeel hanya terdiam tak menanggapi apa yang sedang Nabila lakukan padanya, hingga kemudian ketika tangan Nabila semakin naik ke atas dan mulai meraba tengkuknya, Kafeel dengan cepat mencekal tangan Nabila agar menghentikan aksi perempuan itu.
"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan? apa kau tidak tahu malu?" ucap Kafeel sambil menatap tajam ke arah Nabila.
"Kenapa aku harus malu, kamu kan suami ku sendiri." ucapnya dengan acuh.
Mendengar hal itu Kafeel tersenyum dengan sinis kemudian memutar tubuh Nabila dengan kasar agar berbalik ke arah belakang.
"Halo nyonya." ucap Rendy dengan senyum kecut kala memergoki apa yang di lakukan kedua bosnya itu.
Semenjak Kafeel masuk Rendy memang sudah membuntuti di belakangnya, hanya saja Nabila tidak menyadarinya dan terus saja meluncurkan aksinya, sedangkan Rendy yang sudah berada di tempat nampak sangat canggung, ingin sekali rasanya keluar tapi pasti akan menimbulkan suara berisik dan memancing perhatian keduanya, namun jika ia terus berada di sana pastilah akan sangat canggung sekali, dan jadilah Rendy memutuskan untuk tetap di sana namun dengan posisi membelakangi keduanya, berpura pura tidak melihat apa yang terjadi padahal ia malah dapat melihat segalanya dari kaca.
"Kau!" ucap Nabila dengan kesal.
Kafeel kemudian lantas melepaskan pegangannya dan sedikit condong ke arah telinga Nabila.
"Apakah setelah bermain bersamanya, kau jadi tidak tahu malu?" bisik Kafeel yang langsung membuat raut wajah Nabila berubah.
Kafeel memungut jubah lingerie yang di buang oleh Nabila tadi, lalu mengalungkannya kepada Nabila untuk menutupi tubuhnya.
"Ingat satu hal ini bukanlah sebuah perhatian, aku hanya respect saja padamu, jangan berharap lebih! karena rasa perhatian dari ku sudah hilang tepat ketika malam itu." bisik Kafeel lagi kemudian melangkah pergi meninggalkan Nabila di sana yang masih diam mematung.
"Berikan berkas itu padanya Ren, buat dia menandatangani secepatnya!" ucap Kafeel sambil terus melangkahkan kakinya meninggalkan Nabila dan juga Rendy di sana.
Mendengar hal itu Nabila tersenyum sinis karena iya tahu betul berkas apa yang di maksud oleh Kafeel barusan.
"Untung saja aku sudah merobeknya tempo hari." ucapnya dalam hati.
Sedangkan Rendy yang mendengar perintah dari bosnya lantas mulai berjalan mendekat ke arah Nabila kemudian menyerahkan sebuah map kepada Nabila, Nabila yang melihat hal itu masih tetap tersenyum sambil menerima map itu. Namun ketika map itu di buka betapa terkejutnya Nabila karena isi dari map tersebut adalah surat cerai yang jelas jelas sudah Nabila robek waktu itu.
"Ba... bagaimana bisa surat ini masih ada?" ucapnya dengan bingung kala surat cerai itu ada di tangannya.
Rendy hanya tersenyum mendengar hal itu, kemudian mendekat ke arah Nabila yang terlihat masih syok menerima surat cerai itu.
"Mau tau satu rahasia nyonya?" ucap Rendy kemudian membuat Nabila lantas mendongak dan menatap ke arahnya. "Tuan Kafeel punya banyak copy.an surat cerai seperti ini dan untuk yang anda robek waktu itu hanyalah copy.annya saja bukan yang asli, selamat menikmati penyesalan anda saya permisi." imbuhnya kemudian melenggang pergi meninggalkan Nabila yang masih diam membisu.
********
Sementara itu di kediaman Geffie.
Kinara nampak terlihat mengaduk teh di gelasnya dengan sedikit melamun, bayangan demi bayangan adegan semalam berputar jelas di pikirannya. Ada rasa seperti tak rela yang tiba tiba saja terbesit di benaknya kala ia melakukan kewajibannya sebagai seorang istri kemarin.
"Apakah aku berdosa jika melakukannya dengan perasaan tidak ikhlas?" batinnya dalam hati.
Disaat Kinara tengah melamun dan berperang dengan pikirannya sendiri, sepasang tangan tiba tiba melingkar di perutnya membuat Kinara lantas terkejut dengan hal itu.
Geffie mencium pundak Kinara sebentar lalu mendaratkan dagunya ke pundak Kinara.
"Rambut mu masih basah, kamu bisa sakit kepala nantinya." ucap Geffie dengan nada yang terdengar sangat lembut, namun sayangnya entah mengapa kini bagi Kinara rasanya sangatlah hambar, sungguh berbeda 360 derajat dengan apa yang ia rasakan dulu ketika menerima perhatian kecil dari Geffie seperti saat ini.
Kinara perlahan melepaskan genggaman tangan Geffie yang melingkar di perutnya lalu sedikit bergeser ke sebelah seakan membatasi jarak dengan Geffie.
"Aku akan naik ke atas untuk mengeringkannya." ucap Kinara kemudian melangkah pergi namun urung karena tangannya di cekal oleh Geffie seakan tidak ingin membiarkannya pergi.
"Apa kita tidak bisa memulainya lagi Ra?" ucap Geffie kemudian.
Kinara terdiam mendapat pertanyaan tersebut dari Geffie sampai kemudian terdengar helaan nafas dari Kinara.
"Memulai kembali? mungkin bisa, hanya saja rasa yang ada di dalamnya mungkin tidak akan sama seperti yang dulu." ucap Kinara yang langsung membuat raut wajah Geffie menjadi kecewa kala mendengarnya langsung dari Kinara. "Asal kamu tahu mas, aku bisa memaafkan semua kesalahan mu, tapi untuk mendua maaf aku tidak bisa sampai kapan pun aku tidak akan pernah bisa." ucap Kinara kemudian melenggang pergi dari sana meninggalkan Geffie sendirian dengan rasa penyesalan yang terus membumbung tinggi memenuhi hatinya.
"Apakah sesulit itu memaafkan ku Ra?" batin Geffie dalam hati sambil terus menatap kepergian Kinara hingga menghilang dari pandangannya.
Bersambung