Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Tempat Untuk Kembali
Sekarang Zhou Fan dan Wei Guanlin telah sampai di depan gerbang kediaman Klan Zhou, mereka berdua langsung menuju desa Giok setelah menyelesaikan makannya.
Baru mereka berniat untuk Melangkahkan kakinya memasuki gerbang, terdengar suara yang menghentikan mereka.
Zhou Fan menoleh dan melihat 2 orang berpakaian seperti pengawal berjalan ke arahnya.
"Berhenti, kami sebagai penjaga gerbang masuk Desa Giok harus menjaga 'keamanan' dan 'kenyamanan' warga yang berada di desa Giok." Salah satu penjaga gerbang itu berkata dengan menekan kata keamanan dan kenyamanan, penjaga gerbang itu mencurigai Zhou Fan serta Wei Guanlin memiliki niat buruk terhadap Desa Giok
"Siapa kalian dan apa tujuan kalian datang ke Desa Giok?" tanya penjaga gerbang lainnya yang menghentikan Zhou Fan dan Wei Guanlin.
Penjaga gerbang yang ini lebih terlihat tegas, karena dia tidak bertele tele dalam menyampaikan inti permasalahannya.
"Kalian terlihat agak asing, pasti kalian berasal dari desa lain," ucap penjaga itu lagi, ia bisa melihat kedua orang dihadapannya itu setidaknya memiliki latar belakang keluarga yang tidak sederhana.
Yang satu memiliki wajah yang tampan dengan pakaian mewah dan yang satu dengan wajahnya yang cantik dan tentunya menggunakan pakaian yang mewah juga.
Sebenarnya, sebelum meninggalkan desa permata Zhou Fan dan juga Wei Guanlin mampir ke sebuah toko pakaian, awalnya Zhou Fan ingin memilih pakaian yang sederhana tetapi Wei Guanlin memaksanya memakai pakaian yang dipilihkannya dan itu terlihat sangat mewah.
Meskipun kedua penjaga tersebut termasuk anggota Klan Zhou, mereka tidak begitu mengenal Zhou Fan, oleh sebab itu mereka tidak mengenali Zhou Fan saat ini.
Apalagi Zhou Fan yang sekarang telah berubah, sekarang Zhou Fan terlihat seperti seorang pria dewasa yang memiliki wibawa, badan Zhou Fan dulu yang tidak begitu berotot sekarang menjadi lebih kekar dan berotot, kulitnya juga menjadi sedikit agak bersih dibandingkan dengan yang dulu.
Wei Guanlin yang mendengar perkataan kedua penjaga, menyipitkan matanya dan melihat ke arah pemuda di sampingnya.
"Apakah kau membohongiku tentang kau yang berasal dari Klan Zhou ?" Wei Guanlin bertanya dengan suara kecil, berbisik tepat dittelinga Zhou Fan.
Zhou Fan hanya menoleh sesaat sambil tersenyum kearah Wei Guanlin, tanpa berkata Zhou Fan berbalik menatap kedua penjaga gerbang itu dan mengeluarkan tanda pengenalnya dari cincin penyimpanannya.
Kedua penjaga tersebut yang mengenali tanda pengenal tersebut langsung menatap pemuda dihadapannya dengan tidak percaya.
"Ah ini.... Kau si sampah itu, bukankah kau telah dinyatakan meninggal dihutan mati ?" salah satu penjaga gerbang itu berkata dengan nada terkejut.
Memang tersiar kabar bahwa Zhou Fan meninggal di hutan mati, karena beberapa minggu yang lalu ada seseorang yang mengaku melihat seorang pemuda diterkam beast tingkat 3 dihutan mati dan ciri-ciri pemuda itu sama persis dengan ciri Zhou Fan.
Semua orang yang mendengar pengakuan tersebut menghubungkan kejadian itu dengan ketidakberadaan Zhou Fan di kediamannya selama beberapa bulan terakhir, sehingga semua orang menganggap Zhou Fan adalah pemuda yang diterkam beast di hutan mati.
Kedua orang tua Zhou Fan yang mendengar kabar itu awalnya tidak mempercayainya, mereka memutuskan untuk menunggu kepulangan Zhou Fan yang tinggal menghitung hari itu.
Tetapi beberapa hari kemudian Zhou Qian dan Zhou Hu berharap harap cemas, karena Zhou Fan tidak juga kembali, padahal batas waktu yang disepakati telah habis dan hari sudah malam, sampai pagi hari mereka menunggu kepulangan anaknya tetapi tetap tidak ada tanda tanda kepulangan anaknya, dengan terpaksa mereka berdua mulai berfikir bahwa kabar yang mereka dengar beberapa hari yang lalu adalah benar.
Wei Guanlin yang mendengar ucapan kedua itu tiba tiba tersedak.
"Uhuk.... Phuft..." Wei Guanlin tersedak karena terkejut, tapi berberapa detik kemudian ia tertawa karena merasa lucu dengan kejadian yang tengah ia lihat.
Zhou an yang tidak mengetahui hal itu hanya mengerutkan kening, lalu dia bertanya kepada kedua penjaga gerbang untuk menjelaskan kronologinya.
"Bisakah kau menceritakan tentang hal tersebut kepadaku." Zhou Fan berkata kepada kedua penjaga gerbang itu.
"Cih..... buat apa kau bertanya, bukankah sama saja kau hidup atau mati." Salah satu penjaga itu berkata kepada Zhou Fan dengan sinis.
Zhou Fan yang mendengar ucapan penjaga gerbang dihadapannya itu, hanya berkata.
"Bukankah aku bertanya baik baik kepadamu, kenapa kau seperti tidak senang dengan kehadiranku." Zhou Fan berusaha untuk tenang, ia tidak ingin menunjukkan kekuatannya sekarang, ia ingin mengetahui orang orang yang tulus kepadanya.
"Meskipun kau adalah putra tetua kelima, kau hanya sampah yang tidak bisa berkultivasi, kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu yang tidak penting." Penjaga gerbang lainnya ikut menghina Zhou Fan.
Wei Guanlin yang melihat sikap penjaga gerbang itu menjadi sedikit memahami sikap Zhou Fan saat pertama kali bertemu dengannya.
"Pria ini begitu bodoh, sudah dihina seperti ini tetapi tidak membalasnya sekalipun, dengan kekuatannya yang sekarang, untuk menghadapi kedua penjaga gerbang yang memiliki kultivasi petarung mahir bintang 1 merupakan hal yang mudah, tapi kenapa dia tidak memberikan pelajaran kepada kedua orang ini." Wei Guanlin membatin sambil menatap heran pemuda di sampingnya.
"Ayo kembali bekerja, tidak akan ada untungnya jika kita terus meladeni sampah ini," ucap salah satu penjaga gerbang mengajak temannya untuk kembali bertugas.
Setelah kepergian kedua penjaga, Wei Guanlin menatap Zhou Fan.
"Phuf haha.... Ternyata yang kau ceritakan padaku sungguh nyata." Wei Guanlin tidak bisa menahan tawanya, ia tidak pernah menyangka dengan mengikuti Zhou Fan akan dapat melihat pertunjukan yang seru.
"Tukk...,"
Zhou Fan menyentil dahi Wei Guanlin sampai
gadis di sampingnya itu mengaduh nyeri.
"Aduh.... kenapa kau menyentilku." Wei Guanlin berkata sambil menatap Zhou Fan tajam.
"Kau sangat berisik." Zhou Fan hanya berkata acuh, lalu berjalan meninggalkan gadis itu sendiri.
"Tunggu aku....," ucap Wei Guanlin sambil menyusul Zhou Fan yang sudah berjalan didepannya.
Setelah sudah sejajar dengan Zhou Fan, Wei Guanlin bertanya kepada pemuda itu.
"Kau akan pergi kemana?" tanya Wei Guanlin sambil menoleh ke Zhou Fan.
" Tentu saja ke tempat aku kembali, kediamanku." Zhou Fan berkata sambil tersenyum ke arah Wei Guanlin.
Wei Guanlin yang melihat senyuman indah pemuda di sampingnya, tiba tiba ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat.
"Kenapa jantungku berdetak sangat cepat, melihat senyumnya, aku seperti mendapatkan air disaat musim kemarau, sangat menyegarkan....," Wei Guanlin berkata di dalam hatinya, tanpa sadar ia tersenyum saat memikirkan hal tersebut.
"Kau kenapa?" Zhou Fan mengernyitkan dahinya saat melihat perempuan di sampingnya senyam senyum sendiri.
"Memangnya aku kenapa?" Wei Guanlin melihat Zhou fan dan balik bertanya, seolah bukan dia yang menjadi pembicaraan.
"Kau pasti memikirkannya lagi." Zhou fan mencoba menggoda Wei Guanlin.
"Tidak....sudah kubilang,aku tidak mungkin memikirkannya," ucap Wei Guanlin cepat.
"Memang kau memikirkan apa?" tanya Zhou Fan yang masih menggoda Wei Guanlin.
"Sudah ah.... apa kau tidak ingin segera menemui bibi dan paman, mereka pasti sedang berduka atas kematian anaknya." Wei Guanlin mencoba membalas perbuatan Zhou Fan kepadanya.
Zhou Fan mengetahui maksud perempuan disampingnya itu yang ingin membuatnya kesal, namun dia lebih memikirkan keadaan kedua orang tuanya sekarang.
Zhou Fan berjalan lebih cepat menuju kediamannya, ia harus segara menemui orang tuanya, dia berfikir mungkin orang tuanya sekarang tengah bersedih setelah mendengar rumor kematiannya.
"Ibu ayah aku pulang!" Zhou Fan berteriak saat memasuki halaman kediamannya.
***
Dan itu pasti putri tuan kota, awalnya aja marah2 tapi cuma modus untuk menutupi rasa malu ngintip cowo mandi ... SIAPA YG CABUL...???