NovelToon NovelToon
Keterikatan Cinta

Keterikatan Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Romansa
Popularitas:660.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Neen@

Kamisha Naeswari seorang gadis dari Jogja yang sudah lama merantau di Bandung. Setelah selesai kuliah ia bekerja di sebuah EO dan memiliki toko kue yang kecil.

Dalam waktu satu hari hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat karena pengkhianatan kekasih yang sudah dua tahun menjalin hubungan. Setelah itu ia harus merawat seorang bayi yang bukan darah dagingnya di usia yang masih muda.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Semula ingin berkelana ke utara tapi malah terbang ke selatan bahkan berpindah dengan sukarela.

Banyak hal yang harus dikorbankan Kamisha termasuk hidupnya, kebebasannya, tapi akan indah pada waktunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gara - Gara di Intai

Setelah istirahat di rumah selama satu hari, tubuh Kamisha kembali sehat dan siap beraktivitas. Obat dan vitamin yang diberikan oleh dokter benar - benar kualitas tinggi, membuatnya cepat sembuh. Tadi pagi Laras dan Norman menjenguknya. Mereka menceritakan tentang tim satu yang sedang mendapat proyek besar. Bagi mereka itu tidak masalah, justru menjadi penyemangat buat mereka.

Sore ini Kamisha menemani Axel bermain di halaman. Sudah beberapa hari ini ia jarang melihat Kyara karena kesibukannya dan sering lembur di kantor. Berangkat pagi sekali dan pulang juga malam hari. Timnya sedang mendapat proyek dari perusahaan Jepang yang sedang mengadakan penelitian di Bandung. Kebetulan mereka menginap di hotel Hadid Paradise.

"Mommy besok hari minggu ada lomba antar keluarga di sekolah."

"Oh seperti tahun kemarin yang kita ikuti itu, mana surat pemberitahuannya?"

"Ini mommy," Axel menyerahkan surat pemberitahuan pada Kamisha. "Mommy sudah sehat?"

"Sudah sayang, kamu jangan kuatir tenaga mommy telah pulih kembali."

"Mommy."

"Ya sayang."

"Hmm disitu ada lomba yang wajib diikuti murid beserta ayah masing - masing."

Kamisha tersentak dengan perkataan Axel, ia tahu pasti Axel ragu menanyakan itu padanya.

"Nanti mommy akan telepon bu guru, untuk lomba yang satu itu kita tidak ikut."

"Baiklah," jawab Axel. Sorot mata Axel tampak kecewa. Kamisha harus membesarkan hati putra kesayangannya itu. Ia tahu Axel anak yang aktif dan suka dengan kompetisi. Pasti ia sangat ingin mengikuti lomba itu. Tapi apa daya keadaan yang tidak memungkinkan.

"Hmm coba mommy telepon bu guru, siapa tahu sosok ayah bisa di gantikan dengan kak Kyara atau onty Sofi."

"Ya mommy, cepat telepon bu guru," Axel kembali antusias.

"Iya sabar," Kamisha segera menelepon gurunya Axel untuk konfirmasi terkait lomba yang akan diikuti.

Kamisha tampak bertanya panjang lebar dan memohon untuk bisa memberikan dispensasi pada Axel. Hasilnya akan di beritahukan besok pagi. Karena permintaan Kamisha akan merubah peraturan di surat pemberitahuan yang sudah di berikan ke tiap - tiap wali murid.

"Bagaimana mommy? bisa?"

"Sabar sayang, besok bu guru akan memberitahu hasilnya. Kamu berdoa saja, oke."

"Oke mommy."

Axel kembali bermain, Kamisha merasa sedih karena belum bisa memberikan kebahagiaan seutuhnya untuk Axel.

Tak lama kemudian Kyara pulang ke rumah diantar oleh salah satu temannya di tim satu.

"Tidak lembur, Ra?"

"Hari ini tidak mbak," ia duduk di kursi teras di sebelah Kamisha.

"Tidak diantar Xander?"

"Dia sibuk."

"Bagaimana hubungan kalian?"

"Syukurlah baik - baik saja. Dia mau memaafkan aku, mbak tidak perlu khawatir." ucap Kyara berbohong.

"Yah benar, dia pria yang baik untukmu, Sha. Dan kalau bertemu dengannya sampaikan ucapan terima kasihku padanya. Waktu sakit dia bersedia menolongku."

"Ya nanti aku sampaikan."

Maafkan aku mbak Misha harus membohongimu, aku ingin memiliki Xander seutuhnya. Apapun caranya batin Kyara.

Bu sukma tetangga sebelah datang berkunjung sambil membawa kolak pisang. Ia datang menjenguk Kamisha yang sakit.

"Bagaimana keadaannya mbak Misha?"

"Sudah sehat, bu. Darimana ibu tahu kalau saya sakit?"

"Dari mbok Sri waktu bersih - bersih halaman kemarin. Syukurlah kalau mbak Misha nggak kenapa - napa."

"Iya bu, hanya flu biasa."

"Oya mbak Misha punten, saya mau tanya."

"Tanya apa bu?"

"Beberapa hari yang lalu suami saya waktu piket malam melihat ada seorang pria yang berdiri dekat toko. Dan itu sudah ketiga kalinya suami saya melihatnya."

"Pria bu?"

"Iya, kata suami saya bukan warga sini."

"Waduh kira - kira siapa ya, bu."

"Saran suami saya di pasang CCTV saja, mbak. Takutnya kalau rampok yang sedang mengintai."

"Ibu Sukma jangan membuat takut, ya. Soalnya akhir - akhir ini saya sering pulang malam."

"Saya tidak menakut - nakuti, mbak Kyara. Hanya memberi informasi saja agar lebih berhati - hati."

"Kalau memberi informasinya ya harusnya pakai bukti, bu. Jangan asal bicara."

"Ealah, mbak Kyara ini diberitahu baik - baik malah marah - marah atuh."

"La itu informasinya nggak valid, bikin takut orang satu rumah."

"Sakareupna (terserah) mbak Kyara, mau percanten (percaya) mangga, tidak ya mangga."

"Bu Sukma jangan marah, saya minta maaf. Keponakan saya ini penakut, jadi agak kaget dengar informasi dari ibu."

"Maksud saya baik, biar mbak Kamisha sekeluarga waspada."

"Iya, bu. Terima kasih atas perhatian bu Sukma."

"Ya sudah kalau begitu saya pulang, sudah hampir maghrib."

"Iya bu, terima kasih kolaknya."

Bu Sukma kembali ke rumahnya.

"Ra, lain kali jangan seperti itu."

"Bu Sukma itu terlalu berlebihan, bisa saja suaminya mengada - ada buat menakut - nakuti kita."

"Ya sudah untuk memastikan apa benar yang dikatakan bu Sukma, besok aku akan pasang CCTV."

🍁🍁🍁🍁

Pagi ini Kamisha sudah beraktivitas seperti biasa.

"Sha."

"Hmm."

"Kemarin di cari sama pak Alex."

"Ada urusan apa? dia kan tahu kalau aku ijin."

"Katanya memastikan saja, berangkat atau tidak."

"Eh kamu tahu nggak, kemarin tetanggaku di rampok. Bahkan si suami meninggal di tusuk perampoknya."

"Ah yang bener?"

"Iya bener, dan ternyata perampoknya itu sudah mengintai rumah itu selama beberapa hari."

"Diintai? perampok sekarang sadis - sadis."

"Sayang sekali di rumah itu tidak ada CCTV misal ada, pasti perampoknya sudah tertangkap."

"Jadi belum tertangkap perampoknya?"

"Belum lah. Sekarang kalau malam sekitar jam tujuh jalan - jalan di sekitar tempat kos ku sudah sepi, semua warga sudah mengunci pintu rumah."

"Wah seram dengar ceritamu, sudah ah buat aku takut saja."

"Hei, dari tadi nggosip terus. Ayo kerja - kerja," ucap Norman

"Iya... iya... bawel amat," jawab Laras

Kamisha dan Laras kembali bekerja. Tetapi Kamisha tidak bisa konsentrasi lagi, ia memikirkan Axel dan mbok Sri di rumah. Bisa saja kan perampok itu mengincar rumah mereka di siang hari.

Kamisha segera menelepon Sofi.

"Sof, kemarin kamu pasang CCTV dimana?"

"Kamu mau pasang?"

"Iya Sof, sekarang banyak perampokan terjadi."

"Oke aku suruh orang buat pasang di tempatmu, jadi di mana pun kamu berada rumah selalu bisa kamu pantau."

"Oke, makasih banyak ya bantuannya."

Kamisha mengakhiri panggilannya, ia sedikit lega karena CCTV akan terpasang di rumahnya.

"Sha, ke kantin yuk."

"Ayo, aku sudah lapar."

"Eh, tunggu aku dong," ucap Norman.

Mereka bertiga menuju ke kantin karyawan, dengan melewati ruang kerja Xander. Kamisha sempat melirik ke ruang itu dan sepi. Biasanya ada Alex yang selalu di belakang meja.

Entah kenapa ia rindu berdebat dengan Xander. Sejak menolongnya ketika pingsan, Kamisha belum melihat sosoknya sampai sekarang. Xander merawatnya bahkan menunggunya sampai siuman dan itu membuat hatinya tersentuh.

Aku harus mengenyahkan perasaan ini, ingat Misha dia kekasih dari keponakanmu. Kamisha mengingatkan dirinya agar tidak memikirkan Xander terlalu jauh.

"Hei jangan melamun, tuh di tanya Norman," ucap Laras menyadarkan Kamisha dari lamunannya.

"Kalian mau makan apa, biar aku yang pesan," Norman menawarkan bantuan.

"Aku gado - gado pedas," jawab Kamisha.

"Aku soto aja, lagi pengen yang seger - seger," pinta Laras.

Norman segera memesan makanan. Kamisha melihat sekelilingnya ternyata ramai juga. Tak berapa lama pesanan mereka datang dan menikmati makan siang dengan pembicaraan mengenai planning ke depan.

Drrrt... drrrt... drrrt handphone milik Kamisha berdering.

"Laras, Norman aku angkat telepon dulu, kalau kalian mau kembali dulu ke ruangan tidak apa - apa," ucap Kamisha sambil keluar kantin. Tidak mungkin ia menerima telepon di sana terlalu berisik.

"Halo."

"Maaf dengan bu Kamisha."

"Iya bu guru."

"Maaf sebelumnya bu, kami ingin memberitahu hasil rapat hari ini. Jadi saat ini kami belum bisa memenuhi permintaan ibu. Karena keterbatasan waktu jadi kami belum bisa merubah aturan lomba."

"Tolonglah bu, anak saya sangat ingin mengikuti lomba itu dan ibu tahu sendiri Axel tidak memiliki ayah."

"Kami sangat senang bahwa Axel sangat antusias mengikuti lomba. Bukankah masih ada lomba yang lain yang kami tawarkan ibu. Dan tentu saja semuanya menarik dan mendapat hadiah."

"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan pihak sekolah. Saya nanti akan coba bicara dengan Axel. Terima kasih atas respon baik dari sekolah atas usulan saya.

Kamisha mengakhiri panggilannya. Ia menghela napas. Ia sudah bisa membayangkan betapa sedihnya Axel jika mendengar berita ini. Tapi apa boleh buat Kamisha harus jujur walau itu menyakitkan buat Axel. Ia mengajarkan anaknya untuk tegar dalam menghadapi setiap masalah.

Kamisha memutuskan menemui Kyara, siapa tahu dengan kehadirannya membuat Axel lebih gembira, karena banyak anggota keluarga yang memperhatikannya.

"Ada apa mbak?"

"Bisa mbak bicara sebentar?"

"Bisa, cuma tiga puluh menit lagi aku ada rapat."

"Oke, ini cuma sebentar kok. Hari Minggu kamu ada acara?"

"Ada, tamuku dari perusahaan Jepang hari Minggu akan check out dan aku janji akan mengurus semuanya."

"Kamu bisa kan melimpahkan tugasmu dengan yang lain."

"Ada apa sih mbak sebenarnya?"

"Hari minggu ada acara di sekolah Axel, semacam family gathering. Kau bisa menemaninya kan? kita berangkat bersama - sama. Axel tentu akan senang jika banyak keluarga yang memperhatikannya."

"Maaf mbak, aku benar - benar sibuk hari Minggu. Aku juga harus bertanggung jawabkan terhadap pekerjaanku."

"Oke... oke... aku bisa mengerti. Aku pergi dulu."

Kamisha dengan segera meninggalkan Kyara. Jauh dilubuk hatinya ia sangat kecewa dengan penolakan ini. Toh ini juga untuk kepentingan Axel. Aku harus mencari udara segar batin Kamisha. Ia memutuskan untuk duduk di bangku taman samping hotel.

Drrrt... drrrt... drrrt handphonenya berdering untuk yang kedua kalinya.

"Halo Sof."

"Aku cuma mau melaporkan saja, CCTV di rumahmu sudah terpasang. Untuk aplikasinya melihat jarak jauh sudah aku kirimkan di handphone mu."

"Makasih banyak bantuannya, ya Sof."

"Hei, kita kan sahabat."

"Sof, aku ingin minta bantuanmu sekali lagi."

"Apa itu, katakan saja. Kalau aku bisa pasti akan aku bantu."

"Besok hari minggu ada acara family gathering, kamu temani aku, ya?"

"Tumben, biasanya kamu berdua berangkat sendiri."

"Kali ini beda, ada perlombaan yang mengharuskan diikuti oleh ayah dan anak, kamu tahu sendiri kan aku tidak punya suami. Jadi Axel agak sedih dia tidak bisa mengikuti lomba itu. Aku juga sudah menghubungi pihak sekolah agar memberi dispensasi untuk Axel tapi tidak bisa."

"Kyara gimana?"

"Aku tadi sudah menghubunginya, sibuk katanya."

"Gila! ini anak kenapa kayak nggak ada ikatan batin dengan anaknya, heran aku dibuatnya."

"Eh jangan marah - marah."

"Gimana nggak marah, ini menemani anaknya acara di sekolahannya. Harusnya mau dong!"

"Aku sudah ikhlaskan kalau dia tidak mau ikut campur soal Axel."

"Heh, aku doakan kau mendapatkan semua kebaikan atas keiklasanmu itu."

"Thank's ya."

"Jam berapa kita perginya?"

"Jam tujuh pagi."

"Oke."

Panggilan diakhiri, akhirnya Kamisha bisa bernapas dengan lega. Ada yang menemaninya di acara sekolahannya Axel. Kamisha ingin kembali ke ruangannya. Dan di tengah perjalanan bertemu dengan Alex.

"Siang mbak Kamisha."

"Selamat siang pak Alex."

"Sudah sehat?"

"Iya pak, saya sudah sehat. Siap beraktifitas lagi," Kamisha sempat melirik ke ruangan Xander.

"Pak Xandernya baru ke Singapura."

"Oh, saya tidak mencari beliau."

"Ya saya tahu, saya hanya menginformasikan saja."

"Ah ya, terima kasih atas informasinya pak Alex. Kalau begitu saya lanjut ke ruangan dulu, permisi."

Kamisha terasa canggung, sejujurnya ia malu karena sikapnya tadi sempat terbaca oleh Alex. Bodoh... bodoh... bodoh... ia mengutuk dirinya sendiri.

🍁🍁🍁🍁

Sore setelah pulang kerja Kamisha segera mengecek CCTV yang sudah terpasang di beberapa tempat. Karena Kyara masih di hotel dan belum pulang maka Kamisha meminta bantuan mbok Sri.

Setelah di lihat lewat aplikasi handphone ada beberapa yang kurang pas letaknya. Tidak bisa mencakup bagian rumah yang katanya bu Sukma sering ada orang mengintai.

"Mbok ambil tangga."

"Buat apa mbak?"

"Itu kameranya kurang ke sana sedikit, yang bagian jalan kurang kelihatan."

"Ya sebentar mbak."

Mbok Sri segera kebelakang ambil tangga. Kamisha segera naik.

"Hati - hati mommy," pesan Axel.

"Ya sayang."

Kamisha naik berlahan dan hati - hati. Inilah repotnya jika rumah tidak ada kaum prianya. Setelah sampai atas Kamisha mengarahkan kamera ke arah jalan.

"Mbok, coba lihat di handphone. Jalan yang sebelah sana sudah bisa kelihatan di layar belum mbok."

"Nggih sebentar mbak Misha," mbok Sri melihat di layar. "Kurang ke kiri sedikit, mbak."

"Kalau gini gimana? sudah kelihatan?"

"Nah, sudah mbak."

Kamisha bersiap untuk turun.

"Mbok pegang tangganya."

"Iya mbak."

"Yang kenceng pegangnya mbok. Jangan sampai gerak - gerak."

"Ini juga sudah kenceng mbak."

"Hati - hati mommy."

"Tenang sayang, jangan membuat mommy semakin tegang." Aduh kenapa jadi sulit turun begini, perasaan tadi naiknya gampang batin Kamisha. Jantungnya berdebar - debar melihat kebawah. Ia berusaha memejamkan matanya, mencoba menuruni tangga pelan - pelan.

"Awas kakinya mbak Misha!" teriak mbok Sri.

"Mbok...! mbok...! jangan di gerak - gerakin."

"Nggak mbak, gerak sendiri."

"Mbok, kakiku kesangkut."

"Ya Allah mbak Misha, hati - hati!"

"Mbok! gimana ini aku mau jatuh!"

"Mommy hati - hati." Axel mulai menangis lihat Kamisha yang belum bisa turun.

Klek...! klek...! suara tangga yang terus bergerak dan akan oleng.

"Mbok Sri...!!!"

"Mbak Misha...!!!"

"Mommy...!!!"

Braakkk...!!! suara tangga yang jatuh ke tanah. Mbok Sri memejamkan mata demikian juga dengan Axel. Mereka tidak akan kuat melihat Kamisha yang terjatuh dari tangga.

Kamisha masih memejamkan mata setelah terjun bebas. Cuma anehnya kenapa ia tidak merasakan sakit dan lebih seperti melayang. Apa dia sudah berada di akhirat batinnya.

"Mom Misha lepaskan pelukanmu, aku tidak bisa bernapas."

Tunggu kenapa ada suara Xander, bukankah kata pak Alex ia pergi ke Singapura. Hah... sudah jelas ini suara malaikat yang mirip dengan suara Xander.

"Mom Misha, ayo lepaskan pelukanmu. Aku benar - benar tidak bisa bernapas.

Kamisha pelan - pelan membuka matanya. Ia merasakan tubuhnya dalam gendongan seseorang. Ia mulai mengendorkan pelukannya dan memastikan siapa yang sudah dia peluk.

Kamisha melihat ke dalam mata berwarna abu - abu milik seseorang yang dia kenal "Xander," ucapnya lirih.

🍁🍁🍁🍁

1
Dwisur
aku tersinggung niich , enak saja ngatain kayak kerbau , awas yaa jender ..
Lydia
Bagus
nina widanarti: mksh dukungannya..🥰
total 1 replies
Rizkaa
Luar biasa
nina widanarti: mksh dukungannya..🥰
total 1 replies
Dwisur
kamisha lahir e hari kamis pasti nich
test terts
Luar biasa
nina widanarti: mksh dukungannya..🥰
total 1 replies
Rina Arie
good story /Smile/
nina widanarti: mksh dukungannya..🥰
total 1 replies
Yuni Martopo
Luar biasa
nina widanarti: mksh.. dukung juga karyaku yg lain..🥰
total 1 replies
Isah Naenah
Lumayan
Diana Puji Astuti
cakeuupp ceritanya Thor...ini novel mu yg kedua ,yg aku baca... tengkyu sdh bikin cerita yg menghibur... semangat
nina widanarti: mksh..🥰
total 1 replies
Katherina Ajawaila
ada lagi manusia gila, msk in kin aja rmh sakit jiwa 🤑seru thour, cerita nya org2 phiskopat
Katherina Ajawaila
Siena salah kira, pasti Musha dikira cewek Mettew
Katherina Ajawaila
ada cewek yg sentimen, tuh
Katherina Ajawaila
ada aja org yg iseng ntar salah tapsir lagi. 😎
Katherina Ajawaila
jgn tegang Sof ngk di utak atik ko.
Katherina Ajawaila
kaya nya Misha hamil ya thour, danSofi jodohnya Metteo
Katherina Ajawaila
semoga mrk bahagia ngk ada lg pelakor 🥰
Katherina Ajawaila
mertua mrngong
Katherina Ajawaila
Luar biasa
nina widanarti: mksh dukungannya..🥰
total 1 replies
Katherina Ajawaila
biar rasa misha udh di ksh tau sofi ngk percaya, ponakan gila di tampung
Katherina Ajawaila
sakit jiwa, thour biar terbuka tsbirnua kyra. baca nya jadi sakit hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!