Terpesona Cinta Sang Vampire

Jayden, Darel, Reyhan dan juga Alex telah bersiap dengan wajah palsu mereka juga rombi anti peluru yg melekat pada tubuhnya.

Sementara itu Justin dan Vincent sudah berada di posisinya juga anak buah mereka yg sudah mereka arahkan pada posisinya masing-masing.

Jayden segera mengumpulkan anak buah yg akan ikut serta dalam misi kali ini.

" Kalian semua dengar kita harus bekerja sama untuk melindungi senjata kita yg akan dikirim .. jadi aku ingin kalian semua bisa bekerja sungguh-sungguh " ucap Jayden lantang dengan pancaran aura wibawanya sebagai ketua klan saat ini.

Tatapan dingin juga mengintimidasinya membuat jiwa para anggotanya makin membara untuk menaklukkan musuh.

Setelah itu semuanya bubar dan melaksanakan tugasnya.

4 serangkai pemuda itu segera memasuki mobil pribadinya yg akan dibuat untuk mengintai musuh yg ada di perbatasan hutan.

" Lex apa bagaimana ?? Apa mereka sudah mulai bergerak " tanya Jayden yg mata yg jelinya mengawasi keadaan sekitar.

" Mereka sudah mulai bergerak dan perkiraan jumlah anggotanya sekitar 20 orang saat ini " balas Alex dengan tetap memantau pergerakan dari laptop yg ia bawa, ia meretas cctv markas musuhnya.

Jayden mengalihkan atensinya pada laptop yg dipangkuan Alex, sambil tersenyum smirk ia memberi tahu Justin juga Alex yg saat ini terhubung dengan earphone kecil yg ada ditelinga masing-masing.

" Musuh sudah bergerak persiakan dirimu Justin .. Vincent " ucap Jayden yg dibalas deheman kedua anak buah kepercayaannya keluarganya.

Sementara itu di dalam mansion Julio juga sedang memantau pergerakan cucunya juga musuh dari beberapa cctv yg sudah diretas oleh timnya.

" Saatnya bersenang-senang guys " celetuk tengil Alex yg sudah bersiap dengan belati kecil juga pistol yg sudah melekat pada tubuhnya.

" Kau benar lebih baik sekarang aku ikut bergabung bersama Justin " sahut Reyhan yg sudah siap dengan belati, pistol dan juga beberapa granat kecil rakitannya sendiri.

" Ini kau bawa beberapa granat ini untuk jaga-jaga saja " ucap Reyhan sambil menyerahkan beberapa granat itu pada Jayden dan lainnya.

Jika Reyhan memang milik keahlian dalam menjinakkan bom juga bela diri yg tidak diragukan lagi, namun semua itu masih kalah dengan Jayden jika jiwa vampirenya telah menguasai dirinya maka ia bisa berpindah tempat hanya dengan satu kedipan mata saja.

Diantara keempat pemuda itu hanya Jayden lah yg sangat melampaui mereka kemampuannya, wajar saja dia juga kan turunan vampire.

" Rel bagaimana repoter juga kepolisian.. apakah sudah beres " tanya Jayden pada darel yg saat ini masih fokus pada ponselnya.

" Sudah .. sebentar lagi mereka akan datang dalam waktu 20 menit .. jadi saat musuh melakukan aksinya dengan brutal saat itulah polisi datang .. mereka juga membawa pasukan khusus " balas Darel sambil tetap fokus pada ponselnya, entahlah apa yg ia lakukan pada ponselnya hingga tidak mengalihkan atensinya sama sekali.

" Ijin dulu ma doi .. mungkin aja loe nanti hanya tinggal nama " celetuk Alex yg membuat Darel melotot.

" Ehhh .. bangsat !!! Loe doain gue cepet mamposs apa ?? Ngajak gelut nihh anak " sungut darel yg udah terpancing emosi oleh kata-kata yg Alex ucapkan.

Darel segera mengamit leher Alex menguncinya menggunakan sikunya, Jayden yg melihat kedua orang ga yg menurutnya agak sengklek otaknya segera mengeluarkan suara.

" DIAMM !!! " sentak Jayden yg sudah habis kesabarannya melihat tingkah Darel dan Alex.

" Jika kalian tidak bisa fokus pada misi maka siap-siaplah untuk kubuang dipulau pengasingan " titah Jayden dengan tatapan membunuhnya pada kedua sahabatnya itu.

Glukk

Kedua pemuda yg terlibat adu mulut segera melepaskan cekalan pada tubuh masing-masing sambil meneguk ludah kasar takut akibat tatapan sang ketua blue eyes yg mirip seperti dewa kematian.

Alex segera menempatkan posisinya yg fokus pada laptop dipangkuannya sedangkan Darel juga menatap ponselnya sesekali dan mengamati keadaan sekitar.

" Tuan saya sudah tiba di perbatasan dengan kontainer yg kita bawa .. serta anak buah kita juga sudah menyebar pada tempat-tempatnya masing-masing " lapor Justin pada Jayden.

" Bagus .. Reyhan biar ikut bersamamu just .. dia ahli dalam menjinakkan bom juga " perintah Jayden mutlak masih dengan tatapan elangnya mengamati keadaan sekitar.

Terlihat anak buah Tiger sudah melancarkan aksinya, Jayden melihat melihat pertarungan sengit anak buahnya dengan anak buah musuh yg terlihat imbang saat ini. Ia segera memerintahkan para sniper yg ada dibalik tebing juga yg ada diatas pohon untuk siaga.

" Bunuh si kepala botak yg jadi pemimpin anak buahnya saat ini " perintah Jayden mutlak yg segera dilaksanakan oleh salah satu snipernya.

" Target sudah aman tuan " lapor sniper yg ada diatas pohon.

" Vincent bagaimana keadaan yg ada disana sekarang " tanya Jayden pada Vincent lewat earphonenya.

" Sementara ini masih aman tuan .. semoga saja didepan sana nanti tidak ada yg menghalangi " balas Vincent santai dan fokus dengan kontainer yg sedang ia bawa kendarai bersama beberapa anak buahnya.

" Jay pihak kepolisian dan reporter sudah ada dedapn sana " lapor Darel yg sudah mendapat kabar dari jenderal Kim.

" Baiklah sebaiknya sekarang suruh segera meliput berita hari ini dana ku mau ini jadi trending utama " Titah Jayden mutlak yg segera diangguki oleh Darel.

Ketiga pemuda yg dari tadi dalam mobil segera keluar dan untuk melihat ditempat yg saat ini terjadi pertumpahan darah anatar anak buahnya dengan anak buah musuh.

" Jay tangan gue udah gatel banget pengen dah gua habisin tuh para kacung si bandot tua " celetuk Alex dengan antusias untuk segera menghajar musuhnya.

" Belum saatnya saat kau muncul .. ini baru menu pembuka Lex .. tunggulah menu utama nanti .. aku jamin kau akan puas " jawab Jayden sambil memperlihatkan smirk di sudut bibirnya saat ini tanpa menghilangkan aura membunuhnya.

" Kenapa ga sekarang aja sihh .. gue kan mau pemanasan dulu bentar " balas Alex sambil berjalan menuju depan kerumunan anak buahnya.

Settt !!!

" Anjinggg .. kenapa gue ga bisa jalan ini " celetuk Alex yg merasa tubuhnya bak seperti melayang.

Alex segera melirikan matanya ke kebelakang, setelah itu ia menyetir kuda sambil tangannya menyatu didepan wajahnya.

" Hehe .. ampun tuan ketua .. hamba khilaff " gumam Alex sambil menampilkan tatapan ampun pada jayden, jika Jayden sudah menunjukkan tatapan devilnya nyali Alex langsung ciut.

" Sekali lagi gue liat loe maju selangkah .. jangan salahkan gue kalo kakimu nanti pindah bukan pada tempatnya " geram Jayden melihat tingkah Alex.

Alex segera mundur kebelakang dan kembali kedalam mobil dengan badan yg bergetar juga  keringat yg banjir deras akibat ia mendapat ultimatum dari si ketua blue eyes.

" Buahaha .. mampos loe " ucap darel melihat Alex yg tadi berlari terburu-buru masuk ke dalam mobilnya.

Jayden masih fokus memantau keadaan sekitar sambil melihat Alex yg sudah masuk dalam mobil.

" Tante Meli dulu ngidam apa sihh .. anak kok kek Jayden gitu .. udah dinginnya kek kulkas .. tatapannya juga ngeri bangett ...  untung sepupu gue kalo ga udah gue gadein lu jayyy "  gumam Alex dari dalam mobilnya sambil ia masih fokus pada laptop yg ada dipangkuannya, tanpa ia sadari ternyata ucapannya tadi terdengar oleh anggota lainnya dari earphone yg terpasang.