CEO BUCIN

Aberlie menerima foto berbingkai besar tersebut.

Ini aku sewaktu kecil kenapa bisa foto bersama dengan Bram waktu kecil, gumam Aberlie.

"Kamu lihat ini, apa kamu tidak mengenali wajah kamu sendiri ketika sebelum kamu masuk taman kanak kanak" ucap Bram memberikan foto saat hari terakhir Bram di indonesia.

"Foto ini di ambil sehari sebelum aku berangkat ke Amerika, apakah kamu tahu sepanjang di dalam pesawat aku menangis karena aku harus meninggalkan mu untuk sementara" lanjut Bram.

"Kamu adalah calon istriku sedari kecil by, aku sudah jagain kamu sedari kecil, kamu pasti mengenal bi Sumi, dia jagain kamu buat aku by, aku bahkan menjaga hati ku untuk tidak dekat dan menjalin kasih dengan wanita lain selama aku di Amerika cuma buat kamu by, cuma buat kamu, aku menciptakan citra presdir yàng dingin dan arogan itu cuma biar tak ada wanita yang mendekati ku" jelas Bram.

"Iya ini memang foto aku pas waktu kecil aku paham sama wajah ku, tapi maaf aku memang benar benar tidak mengingatmu, tapi kalau kamu memang benar benar berjuang seperti itu buat aku sedari kecil aku sangat berterima kasih, namun maaf aku belum bisa sepenuhnya membuka hatiku untukmu karena aku belum sepenuhnya percaya kalau kamu mencintaiku" jelas Aberlie.

"Tak masalah baby, yang paling penting aku sudah memberitahumu semua tentang kita dimasa kecil, aku hanya ingin bilang ke kamu kalau aku mencintaimu Aberlie Cleva Wijaya sedari kamu kecil hingga sekarang dan aku selalu menjaga hatiku hanya untukmu, bagiku kaulah pertama dan terakhirku by"

(aaaiiiiih meleleh hati author, seandainya suami author seromantis ini🥺)

"Apakah aku bisa mempercayai perkataanmu" tanya Aberlie yang membuat Bram geram.

Mengapa menaklukan hatimu susah sekali sih by astaga aku harus bagaimana lagi meyakinkan mu biar kamu yakin kalau aku cinta mati sama kamu dari kecil by, gumam Bram.

"Kenapa harus di pertanyakan lagi sih by? aku berjuang sendirian dalam perasaan ini dari kecil, berjuang menjaga perasaan ini agar aku tak melirik wanita lain karena aku hanya ingin dirimu kelak, kamu tak tahu bagaimana tersiksanya aku selama lima belas tahun jauh dari mu by, aku hanya bisa melihat mu hanya dari foto dan vidio yang bi Sumi kirimkan padaku" jelas Bram meyakinkan kembali pada Aberlie.

"Bukan aku tak ingin mempercayaimu, namun dengan wajahmu yang tampan dan jabatan mu yang seorang presdir wanita mana yang tak menyukaimu, tak mungkin kau tak tergoda dengan godaan seperti itu. Aku hanya ingin meyakinkan hatiku dulu bahwa kau benar benar mencintaiku seperti yang kau ucapkan, aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa hanya aku yang ada dihati, pikiran dan mata mu, biarkan aku mengenalmu lebih dulu oke, biarkan hubungan ini mengalir apa adanya" jelas Aberlie.

"Baiklah seperti katamu saja, kita jalani saja dulu hubungan ini kalau kau ingin memastikannya, tapi jangan pernah melarangku untuk memanggilmu seperti itu dan bersikap manja padamu, mungkin aku bisa bersikap dingin dan cuek di depan wanita lain tapi tidak di depan mu by" rengek Bram.

Kkrruuuuuukkk.....

Tiba tiba suara perut Aberlie menjawab ucapan Bram.

"Astaga, aku sampai lupa kalau kamu belum makan siang by, udah jam tiga sore kamu pasti lapar sekali by, ayo kita turun dan makan, maaf yah baby aku sudah buat kamu kelaparan" ucap Bram merasa bersalah.

"Iya, ya sudah ayu turun" jawab Aberlie, ia masih memegang chiken yang ia bawa sedari tadi turun dari mobil.

Bram menggandeng tangan Aberlie untuk turun menuju meja makan, ia mengambilkan nasi untuk Aberlie, sedangkan Aberlie membuka wadah chiken yang mereka beli tadi.

"Ya ampun, ini itu banyak banget gak sih tuan muda, ups!" Aberlie langsung menutup mulutnya ketika Bram memicingkan matanya.

"By, kamu bisa gak sih panggil aku dengan panggilan sayang begitu biar kedengeran romantis, masa sama calon pendamping hidup sendiri manggilnya tuan muda sih" Bram menuju meja makan membawa dua piring nasi seraya protes dengan panggilan yang di ucapkan Aberlie.

"Maaf, kan tadi aku sudah bilang kalau aku belum terbiasa, terus aku harus panggil aku apa? Bram ajah gimana kaya konsep awal"

"Kenapa kamu gak ada romantis romantisnya sama sekali sih, padahal aku sudah romantis gini loh sama kamu, kamu gak tau ajah kalau aku tuh rindu setengah mati sama kamu selama lima belas tahun ini sama kamu,tapi ternyata kamunya cuek begini sama aku, panggil aku my by oke"

"What, apa itu my by, gak usah lebay dan sok bucin segala deh gak lucu tau" ucap Aberlie yang tiba tiba bicara santai.

"Biarin sama calon tunangan ini bucin juga emangnya gak boleh, aku memang bucin sama kamu makanya kamu jangan macam macam loh kalau lagi di cafe, satu lagi pokoknya panggil aku my by" Bram tak mau kalah.

"Aku akan panggil kamu Bram titik, udah ah aku mau makan laper" sambung Aberlie.

Mreka malan siang terlambat karena perdebatan panjang mereka, selesai makan Aberlie duduk diruang tivi, ia memilih duduk di karpet karena menurutnya lebih nyaman.

Bram datang membawa buah yang sudah ia potong, ia meletakkannya di dekat Aberlie duduk dan menggeser mejanya agar sedikit lebih lega.

Bram kemudian langsung tidur di pangkuan Aberlie dengan kepala di atas paha Aberlie sontak membuat Aberlie terkejut dan berteriak.

"Aaahhh....."

"Apa sih by pake teriak segala, budeg kan nih kuping" Bram menutup kupingnya secara refleks.

"Lagian kamu ngapain sih tiduran disini" ucap Aberlie dengan suara agak tinggi.

"Emang gak boleh? orang aku pingin romantisan sama kekasih hati aku" ucap Bram tanpa bersalah.

Hah sejak kapan aku menjadi kekasih hatinya coba, hey tuan muda kamu paling bisa yah bikin jantungku mau copot, gumam Aberlie.

" B.... Bram aku... aku memang calon tunangan kamu, namun bukan berarti hatiku sudah menerimamu" ucap Aberlie yang masih menimbang hatinya apakah dia akan menirima perasaan Bram atau biarkan saja seperti air mengalir.

Aku hanya takut Bram jika nanti aku sudah mulai mencintai mu tiba tiba kau berpaling pada perempuan lain dan mencampakan ku seperti ayah ku yang mencampakan aku, kau begitu sempurna dimata ku Bram itu yang membuat ku takut, gumam Aberlie.

"Kamu jahat banget sih sama aku by, memang di muka ku gak ada kesungguhan yang terlihat yah kalau aku benar benar cinta mati sama kamu by" Bram dengan ekspresi muka yang sedih.

""Terserah kamu ajah lah Bram, percuma juga aku berdebat sama kamu gak akan menang, iya iya aku percaya sama kamu kalau kamu cinta sama aku tapi aku butuh waktu oke" Aberlie pasrah dwngan tingkah Bram yang sudah mulai terbiasa.

*****

jangan lupa tinggalin jejak kalian yah kak

selamat membaca🙏😊🤗