Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.
Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.
Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.
"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB — 026
Perwujudan dari Su Lan yang sudah berusia seratus tahun tertawa lebar, mimik wajah tetap lembut, kemudian dia berkata, “Sejak kapan kau menyadarinya? Bahkan kau sangat menikmati permainan ini! Aku sampai terkecoh oleh permainanmu yang sangat luar biasa.” Tidak menjawab, malah balik bertanya pada Gou Long. Perwujudan itu merasa telah dipermainkan dalam dunia sendiri.
“Sejak tahun awal kehidupan di Lembah Gunung Petir, kehidupan yang sama persis seperti keinginan terdalam hatiku. Seperti cita-citaku saat masih kecil dulu, tapi!”
“Tapi, kau melupakan satu hal, Dunia ciptaan ini terlalu sempurna, terlalu lengkap serta tidak terbayangkan oleh diriku sendiri, ingat! Semakin sempurna suatu hal, semakin besar kekurangannya sendiri–”
Gou Long berhenti sejenak, meneliti setiap inci dari perwujudan Su Lan, kemudian dia melanjutkan, “Lagi pula, dalam hal ini kekurangan terbesar yang kau perlihatkan ada pada dirimu sendiri, ha ha ha.” Puas tertawa. “Sejujurnya, kau sangat baik memainkan peran sebagai ibuku, aku ucapkan terima kasih padamu atas kasih sayang selama bertahun-tahun ini.”
Mimik wajah Gou Long awalnya tersenyum lembut, kemudian berganti dengan duka mendalam di setiap tutur kata yang terucap. Dia terus melanjutkan kata-kata, tanpa menunggu tanggapan dari makhluk di depannya.
“Aku sangat menikmati peranmu sebagai Ibuku, hanya saja, satu hal kecil yang selalu membekas dalam di hatiku, Ibuku hanya memakai pakaian dengan warna yang sangat disukainya ... Ya! aku selalu melihat Ibuku berpakaian dengan warna biru.”
“Sedangkan dirimu, semenjak engkau membangunkan aku hari itu ... pakaianmu selalu berganti-ganti warna ... Ha ha ha, memang sedikit konyol ... tapi, tidakkah kau tahu, kedua orang tuaku terkenal dengan nama Sepasang Walet Biru?”
Nada bicara Gou Long sedikit meninggi ketika dia menceritakan panggilan ayah dan bundanya di dunia persilatan. Kemudian menutup dengan pertanyaan. “Jadi kau siapa dan makhluk apakah?”
Perwujudan itu tersenyum lembut, lalu sosok bayangannya berubah menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik jelita. Kecantikan yang belum pernah dilihat Gou long.
Wajah sangat cantik dengan kulit seputih susu, garis-garis kemerahan tampak di belakang kulit putihnya, sorot mata yang jernih dan tajam, hidung mancung serta bibir tipis melengkung indah.
Sedikit keanehan, pada daun telinga yang berbeda dengan manusia biasa. Daun telinga meruncing ke atas, gadis ini menggunakan setelan kehijau-hijauan, lekuk indah tubuh terlihat sangat memikat, dalam balutan pakaiannya.
Tersemat pula di atas kepala, sebuah mahkota kecil dari emas, baik pakaian dan mahkota sangat serasi dengan si pemilik tubuh. Mulut Gou Long terbuka lebar melihat makhluk yang sangat sempurna di depan matanya ini.
“Aih!”
“Dikau, jadi terpesona kah dengan kecantikanku? Apa di duniamu, kau belum pernah melihat wanita secantik diriku? Ha ha ha.” Gadis itu tertawa renyah serta menggoda Gou Long.
Kemudian dia melanjutkan perkataannya. “Siapa aku saat ini tidaklah penting, kelak aku akan menjumpai dirimu lagi.” Gadis itu tersenyum misterius. “Selama ratusan tahun kau manusia pertama yang berhasil mematahkan ilusi yang aku ciptakan,” lanjutnya.
Mendengar perkataan itu, Gou Long memasang ekspresi wajah yang bermusuhan lalu berdiri dengan kuda-kuda tempur.
Melihat sikap dan ekspresi Gou Long, kembali gadis itu menertawakannya.
“Aih! ... Aih! ... Aih! ... Lihatlah sikapmu ini! Kau sungguh manusia yang cerdas tapi ceroboh! Ha ha ha. Bagaimana mungkin kau akan bertarung dengan ilusi dalam pikiranmu sendiri?”
“Dunia ini hanyalah ilusi dan keinginan terdalam dari lubuk hatimu, sedikit kuberi improvisasi di dalamnya, hi hi hi ... ya! Kalau kau tidak bisa memecahnya, sudah dipastikan kau akan mati!”
“Aku hanya butuh jangka waktu tiga bulan, untuk membunuh manusia yang terjebak dalam ilusi yang aku ciptakan, tentunya kematian dengan senyum yang penuh dengan kebahagiaan.” Sorot mata kejam terlihat jelas, ketika gadis itu berbicara.
Gadis tersebut terus bercerita, tentang Dunia Ilusi ciptaannya, tanpa perlu Gou Long bertanya.
Gou Long sekarang sudah paham, dia telah menghabiskan waktu dua bulan setengah di Hutan Seribu Ilusi ini, mengingat dari keterangan gadis tersebut, bahwa satu hari di Dunia nyata sama dengan satu tahun di Dunia Ilusi. Sedangkan Gou Long telah menghabiskan delapan puluh tahun usia di Dunia Ilusi.
Karena Gou Long adalah orang pertama, yang berhasil mematahkan Ilusi tersebut, gadis itu kemudian menghadiahkan seperangkat jurus pada Gou Long. Jurus Segel Pengunci Jiwa.
Sebelum menghilang, gadis itu menjelaskan bahwa dengan menguasai jurus tersebut, Gou Long baru bisa kembali ke Dunia nyata, jurus ini juga bermanfaat sebagai pengikat jiwa antara Gou Long dengan makhluk lain.
Setiap makhluk yang tersegel, akan patuh pada Gou Long. Tapi, Kalau makhluk itu berada pada ranah yang lebih tinggi dari Gou Long. Maka, jurus ini akan membalik, dan mengenai pemilik jurus itu sendiri.
Gou Long mulai mempelajari jurus tersebut, baru kemudian menyadari, bahwa itu bukanlah seperangkat jurus, tapi lebih kepada kumpulan segel-segel unik, yang diiringi dengan ucapan mantra tertentu dalam bahasa yang tidak dipahami Gou Long.
Baginya, memahami berbagai jenis segel, serta pola Array bukanlah hal yang sulit, dahulu di dalam jurang Lembah Gunung Petir, dia sangat banyak menghafal pola-pola Array dan segel Alkimia, hanya untuk berlatih penyulingan.
Dan hasilnya, sungguh luar biasa, ada segel jiwa, segel Array pertahanan, segel penekan tenaga dalam, segel teleportasi, tentu saja segel pembuka ilusi. Pemahaman Gou Long terhadap segel Array Alkimia juga meningkat pesat berkat Jurus Segel Pengunci Jiwa tersebut.
Gou Long tua yang masih berada di aula utama keluarga Gou, menggambar pola Array di lantai aula, berdiri di tengah-tengah Array, tangannya bergerak lincah membentuk segel-segel unik. Mulut Gou Long juga tidak tinggal diam, melafalkan mantra yang tadi dipelajari.
Tiba-tiba, retakan kecil dan besar mulai terjadi di sekitar pola Array yang dibentuk Gou Long, lalu muncul lubang hitam spiral yang menghisap Gou Long.
Terisap ke dalam kegelapan, tidak membuat Gou Long panik, dia hanya menutup mata sampai kemudian ketenangan mulai terasa, seberkas cahaya mengganggu kelopak mata yang tertutup.
Ketika Gou Long membuka mata, suasana alam di situ masih porak-poranda oleh bekas pertarungan, pohon-pohon besar yang tumbang bertebaran. Tujuh tombak di depan Gou Long, seekor bangkai Siluman Ular Kobra yang sudah mengering terkapar di sana.
Memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri, pingsan selama hampir tiga bulan, serta terjebak dalam Dunia Ilusi, tubuh fisik Gou Long menjadi kurus, hanya kulit tipis yang terasa langsung membungkus tulang.
Gou Long mulai berkultivasi guna memulihkan tenaga, dia menghabiskan waktu selama dua jam, mengeluarkan pil penyembuh dan roti kering dari dalam cincin semesta. Selesai makan, kembali Gou Long memulihkan kondisi fisik dengan cara berkultivasi seharian penuh.
Tidak terasa, Gou Long yang berkultivasi malah hanyut di dalamnya sampai pagi datang, ketika terik matahari yang tidak terhalang oleh daun dan pohon mulai menyengat wajah, barulah Gou Long tersadar.
Pagi itu dia langsung meneliti dan membedah bangkai Siluman Ular tersebut.
Terima kasih ini saah satu novel yang baik.
/Facepalm/