NovelToon NovelToon
Membayar Karma Cinta

Membayar Karma Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Patahhati
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: ICHA Lauren

(Gak jamin kalau kamu bakalan nangis bombay)

Audrey, seorang wanita pekerja keras yang mengabdikan hidupnya untuk karier. Dia tidak tampak tertarik dengan hubungan percintaan apalagi pernikahan. Di usia 28 tahun, ia bahkan tidak memiliki seorang kekasih ataupun teman dekat. Tidak ada yang tahu kalau Audrey menyimpan beban penyesalan masa lalu . Namun, kehidupannya yang tenang dan monoton mendadak berubah drastis ketika ia bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, Sofia. Audrey tidak pernah menyangka kalau Sofia memintanya menikahi calon suaminya sendiri. Akankah pernikahan Audrey menjadi mimpi buruk atau justru kisah cinta terindah untuk seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Sleep With Me

Audrey tidak bisa menghitung berapa lama waktu yang sudah dilaluinya bersama Reiner di dalam kegelapan itu. Ia hanya berharap listrik di apartemen segera menyala. Entah sampai kapan ia harus berjuang melawan perasaannya sendiri, antara ingin tetap memeluk Reiner atau segera melepaskan dirinya dari situasi yang membuat hatinya terombang-ambing.

Audrey sadarlah Reiner hanya sedang ketakutan.

Jangan berpikir macam-macam.

Ingat dia itu sangat membencimu.

Audrey yang sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri tidak menyadari jika kamar itu sudah diterangi oleh cahaya.

"Jadi kamu ingin terus memelukku?" bisik Reiner di telinga Audrey.

Suara Reiner membuat Audrey tersadar dan secara spontan melepaskan pelukannya dari tubuh Reiner.

"Maaf...Tuan."

"Ambil ponselmu di kamar dan segera kembali kemari. Tunggu aku," kata Reiner sambil beranjak keluar dari kamarnya.

Samar-samar Audrey bisa mendengar suara Reiner yang sedang berbicara dengan Nicko di telpon.

"Nicko, pastikan kejadian seperti ini jangan sampai terulang. Kamu harus membuat pihak manajemen apartemen ini bertanggung-jawab atas kelalaian mereka."

Dia sudah kembali menjadi Tuan Reiner yang arogan dan sok kuasa seperti yang aku kenal.

pikir Audrey merasa lega.

Setelah kembali ke kamar Reiner, Audrey merasakan suasana yang canggung di antara mereka berdua.

"Tuan, apa ada yang Anda butuhkan lagi? Kalau tidak bolehkah saya kembali ke kamar saya?" tanya Audrey memberanikan dirinya.

"Tidurlah bersamaku malam ini."

"Tapi, Tuan...," jawab Audrey ketakutan. Tiba-tiba Audrey teringat perbuatan menyakitkan yang pernah dilakukan oleh Reiner kepadanya.

Reiner mendekatkan wajahnya ke wajah Audrey seakan mengetahui apa yang ada dalam pikiran gadis itu.

"Apa kamu takut aku akan menyentuhmu..? Hentikan semua khayalan bodohmu itu. Aku akan memberimu setengah saham perusahaan Zeus kalau aku sampai menyentuhmu malam ini," kata Reiner mengejek Audrey.

"Naiklah ke tempat tidur dan temani aku."

Reiner merebahkan dirinya dengan santai di atas tempat tidur lalu menarik selimutnya. Sementara Audrey masih juga belum bergeming dari posisi duduknya semula.

"Kamu mau duduk disitu dan begadang sepanjang malam? Masih takut aku akan berbuat macam-macam?"

"Tidak, Tuan," jawab Audrey menggelengkan kepalanya.

Audrey memilih untuk mengikuti kemauan Reiner karena ia sudah sangat lelah untuk berdebat di malam hari. Audrey sengaja berbaring di tepi sebelah kanan tempat tidur dengan posisi membelakangi Reiner. Dengan begitu, ada ruang kosong di tengah yang cukup lebar sehingga menciptakan jarak antara mereka berdua.

"Besok pagi jangan membuat aku terbangun.

Terima kasih karena tadi sudah menolongku."

"Iya, Tuan."

Kalau tidak mau terganggu olehku kenapa dia memaksaku tidur bersamanya.

pikir Audrey kesal.

Laki-laki ini cepat sekali berubah. Sebentar dia mengancamku, sebentar dia berterima kasih padaku. Lebih baik aku tidur saja daripada memikirkan keanehannya.

Audrey merasa tidak nyaman harus tidur bersama dengan Reiner dalam satu ranjang. Namun kelelahan fisik dan mental yang dirasakannya, membuat Audrey akhirnya menyerah pada keadaan dan tertidur pulas.

...****************...

"Berisik sekali, Audrey, cepat matikan alarmnya," gerutu Reiner yang masih mengantuk.

"Audrey..cepat matikan alarmnya."

Dengan perasaan malas, Reiner terpaksa bangun dari tidurnya karena tidak tahan lagi mendengar suara alarm yang begitu nyaring. Ia melihat Audrey yang masih terlelap dalam mimpinya walaupun alarm dari ponselnya terus berbunyi.

Dia cocok sekali menjadi putri tidur. Alarm ini bahkan tidak bisa membangunkannya.

pikir Reiner keheranan.

Reiner mencoba mencari cara untuk bisa membuat Audrey terbangun. Ia mendekati gadis itu dan menggoyangkan tubuhnya perlahan.

"Audrey, bangun...Audrey, apa kamu mau dipecat karena terlambat ke kantor? Audrey.."

"Hmmm...," Audrey menggeliat dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Reiner, tapi mata Audrey masih saja terpejam.

"Audrey...cepat bangun! Ini sudah hampir jam enam pagi."

Reiner menggoyangkan tubuh Audrey lebih keras agar gadis itu tersadar.

"Ah, jangan ganggu aku..." jawab Audrey enggan membuka matanya.

"Audrey, ayo bangun..."

Dalam keadaan setengah sadar, Audrey merasa kesal karena ada orang yang mengganggu tidurnya. Ia pun membentak Reiner.

"Biarkan aku tidur...Kenapa kamu suka sekali menggangguku...Pergi sana.."

Audrey melanjutkan tidurnya tanpa mempedulikan lagi suara Reiner yang berusaha membangunkannya.

Reiner yang melihat wajah cemberut Audrey mengurungkan niatnya untuk membangunkan gadis itu.

Kenapa ekspresi Audrey lucu sekali kalau sedang tertidur seperti ini. Dia berani membentakku. Apa dia merasa sangat kesal padaku?

gumam Reiner tersenyum sendiri memikirkan reaksi Audrey.

Karena matanya sudah tidak bisa terpejam, Reiner memilih untuk mandi dan menyegarkan dirinya. Ia mengambil setelan kemeja berwarna biru muda yang sudah disiapkan Audrey semalam. Reiner memandang penampilannya sendiri di cermin. Walaupun enggan mengakuinya secara langsung, namun ia selalu menyukai semua baju yang dipilihkan Audrey untuknya.

Masih saja tidur. Nanti aku harus membangunkan dia setelah membuat sarapan.

Reiner memeriksa bahan makanan di dapur untuk melihat makanan apa yang bisa dibuatnya. Ia memang sudah terbiasa hidup mandiri sejak kuliah di luar negri. Selama itu juga Reiner paham benar bagaimana cara memasak dan mengurus keperluan makannya sendiri. Setelah menimbang-nimbang beberapa lama, Reiner memutuskan untuk membuat roti panggang dan teh hangat untuk dirinya dan Audrey.

Jam berapa ini? Kenapa alarmku tidak bunyi sama sekali.

gumam Audrey menggosok kedua matanya yang masih terasa berat.

Audrey meraba-raba meja di sebelah tempat tidur untuk menemukan ponsel miliknya.

Astaga jam tujuh kurang lima belas menit! Apa aku sudah gila sampai tertidur selama ini. Reiner pasti akan membunuhku.

pikir Audrey panik.

Dengan tergesa-gesa, Audrey berlari keluar dari kamar hingga hampir bertabrakan dengan Reiner.

"Maafkan saya, Tuan Reiner. Kenapa Tuan tadi tidak membangunkan saya,"

"Membangunkanmu? Aku sudah berkali-kali melakukannya tapi kamu malah bermimpi seperti putri tidur. Cepat mandi sana," ucap Reiner pura-pura marah.

Audrey yang masih dipenuhi kepanikan buru-buru menuju ke kamarnya sendiri dan mandi secepat mungkin.

Aku sudah tidak punya waktu untuk membuat sarapan pagi. Bagaimana ini?

Audrey berjalan ke dapur dengan rasa putus asa karena kecerobohan yang sudah diperbuatnya. Ia takut hari ini akan menjadi hari terakhir baginya untuk bisa bekerja.

"Duduk dan habiskan sarapanmu! Setelah itu aku akan mengantarmu ke kantor," kata Reiner sembari meminum tehnya.

"Tuan, a..apa Anda yang membuat roti dan tehnya," tanya Audrey keheranan.

"Memangnya siapa lagi yang ada di apartemen ini? Jangan banyak bicara atau kamu akan terlambat sampai di kantor."

"Iya, Tuan, maaf.."

Audrey tidak berani lagi menanyakan hal lain kepada Reiner. Tapi ia masih belum percaya kalau Reiner menawarkan diri untuk mengantarnya ke kantor. Bukankah isi pasal kontrak pernikahan mengharuskan mereka untuk merahasiakan pernikahan ini. Masih terngiang jelas di telinga Audrey, perkataan Nicko yang mengancamnya untuk tidak mengatakan kepada siapapun bahwa Reiner adalah suaminya. Jika Reiner mengantarkan dirinya berangkat bekerja, ada resiko orang-orang kantor akan melihat dan menanyakan siapa Reiner. Audrey tidak mau semua itu sampai terjadi, sehingga nantinya dia yang akan dituduh melakukan pelanggaran atas isi kontrak pernikahan.

"Tuan, Anda tidak perlu mengantarkan saya. Saya akan berangkat naik ojek atau taksi online seperti biasa."

"Apa aku menanyakan pendapatmu? Semua yang kukatakan harus kamu patuhi. Anggap saja ini sebagai balas budi karena kamu sudah membantuku kemarin. Jadi aku tidak berhutang apa-apa lagi padamu," ucap Reiner ketus.

"Baik, terserah Tuan saja," jawab Audrey pasrah.

Sikap Reiner yang selalu berubah-ubah membuat Audrey semakin tidak memahami apa isi pikiran pria itu sebenarnya.

1
Memyr 67
cara kasar yg langsung menuju jalan penderitaan nyonya diana
Memyr 67
ternyara reiner secara sosialisasi goblog. kenapa tidak diselidiki tuntas, penyebab sebenarnya kematian dave? langsung membenci audrey aja
Rini deli Lestari
Luar biasa
martina melati
papa sambung toh... bukan y
martina melati
hahaha
martina melati
hahaha... iy dbawa mkn aja
martina melati
hahaha...
martina melati
hahaha.... yg penting gk menorrrrrr
martina melati
hahaha...
martina melati
hahaha... susu uht mau y
martina melati
hahaha... boongny lancar y
martina melati
hahaha....
martina melati
knp gk cerai??
martina melati
knp papa sofia gk menikah am mama audrey y
martina melati
hahaha... sesulit watak orgny jg lho, opa...
martina melati
pasal 6? pasal 7?

hehehe
martina melati
hahaha....
martina melati
aneh.... apa hub dg audrey kalo dave meninggal gara2 ikut balapan motor
martina melati
blokir no hpny... ato lapor k polisi jng2 psikopat...
martina melati
lega rasany
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!