Alexis seorang ilmuwan wanita dan juga ahli beladiri yang berhasil menciptakan sebuah ruang penyimpanan ajaib ke dalam sebuah kalung.
Namun, dia di khianati dan meninggal secara tragis oleh orang kepercayaan nya sendiri.
Dan siapa sangka, jiwa nya justru masuk ke dalam tubuh wanita lemah yang teraniaya. Yang juga memiliki nama yang sama dengannya.
Rencana balas dendam pun di mulai melalui tubuh wanita yang bernama Alexis itu.
Berhasilkah Alexis membalas dendam? Kalau penasaran, baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Alexis membeli beberapa buah anak panah berukuran kecil. Dan sekarang dia bersama Raymond berdiri di depan papan dart.
"Yakin mau main permainan ini?" tanya Raymond.
"Hmmm, memangnya kenapa?" Bukannya menjawab Alexis malah balik bertanya.
"Pak, hadiahnya apa kalau menang?" tanya Raymond.
"Hadiahnya adalah kotak misteri, jika lemparannya mengenai salah satu angka di papan itu. Dan nilainya sama dengan kotak yang tertera, maka akan dapat salah satu kotak hadiah," jawab pria itu.
Alexis memegang tiga anak panah, kemudian dia memberikan tiga anak panah lagi kepada Raymond.
Alexis melempar duluan dan langsung mengenai angka 10 Alexis tersenyum senang.
Kemudian dia melempar lagi dua anak panah yang tersisa. Dan anak panah pun mengenai angka 10 semuanya.
Alexis melompat kegirangan, hingga tanpa sadar dia memeluk Raymond saking senangnya.
Raymond terdiam dan membiarkan Alexis memeluknya. Malah tersenyum karena Alexis terlihat begitu bahagia.
"Maaf, aku refleks," ucap Alexis setelah sadar.
"Tidak masalah, kamu sudah mendapatkan hadiahnya," kata Raymond.
"Sekarang giliran mu," kata Alexis.
Raymond tersenyum, lalu melempar anak panah ke papan dart itu. Raymond sengaja melempar anak panah tidak mengenai sasaran.
Hingga lemparan nya tidak mengenai angka 10, melainkan angka di bawah 10. Sehingga Raymond tidak mendapatkan hadiah.
Saat pria itu ingin memberikan hadiahnya, Alexis menolak. Dia mengatakan jika dirinya hanya ingin bermain suka-suka.
Pria itu pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Kemudian Alexis mengajak Raymond main permainan lainnya.
Permainan capit dengan hadiah yang menggiurkan. Yaitu ponsel dan barang-barang lainnya.
Alexis pun mencoba bermain permainan itu. Namun ternyata tidak semudah seperti yang dia bayangkan.
Beberapa kali percobaan, namun selalu gagal dan gagal. Hingga akhirnya Alexis menyerah dan berhenti bermain capit.
"Boleh aku coba?" tanya Raymond.
Alexis mengangguk dan mempersilakan Raymond mencobanya. Raymond mencapit kotak ponsel yang tadi gagal Alexis dapatkan.
Percobaan pertama gagal, namun Raymond tidak menyerah. Kedua juga gagal, hingga percobaan ketiga pun berhasil. Karena Raymond sudah mengerti taktik cara mencapit nya.
"Untukmu," kata Raymond menyerahkan kotak ponsel kepada Alexis.
"Terima kasih, kamu ternyata hebat," puji Alexis.
Raymond melihat jam di tangannya, ternyata sudah sore. Akhirnya mereka pun pulang karena nanti malam mereka akan makan malam bersama.
Mereka tiba di parkiran. Keadaan parkiran cukup sepi. Namun mereka tidak curiga sama sekali dan langsung menuju mobil.
Saat mereka menghampiri mobil, Alexis dan Raymond merasa ada yang mengincarnya. Dan benar saja, seseorang mengayunkan tongkat baseball ke kepala Raymond.
Raymond dan Alexis dengan cepat menghindar. Yang tadinya jalan beriringan menjadi terpisah ke kiri dan ke kanan.
"Siapa kamu?" tanya Raymond.
Namun orang itu tidak menjawab, malah kembali mengayunkan tongkat baseball kepada Raymond.
Raymond menghindar, namun Alexis dengan cepat mengangkat kakinya dan menendang perut pria itu.
Pria itu mundur kebelakang dan kemudian terduduk di lantai. Ternyata pria itu tidak sendirian. Setelah pria itu jatuh, beberapa orang lainnya pun keluar dari persembunyiannya.
"Hati-hati," ucap Raymond pelan kepada Alexis. Alexis hanya mengangguk dan bersiap untuk melawan.
Mereka berpencar untuk mengecoh lawan. Hingga musuh pun ikut berpencar juga. Sementara yang tadi di tendang oleh Alexis kembali bangkit sambil memegangi perutnya yang terasa sesak.
"Sial! Tendangan cewek itu kuat juga!" umpat nya. Kemudian ia memerintahkan rekannya untuk menyerang. Sedangkan ia sendiri menyingkir.
Alexis melawan dua orang, sementara Raymond melawan tiga orang. Karena mereka semua berjumlah enam orang termasuk pria yang di tendang Alexis.
"Siapa kalian sebenarnya?" tanya Raymond.
Mereka tidak menjawab dan malah menyeringai. Tanpa berkata apa-apa mereka langsung menyerang Raymond secara bersamaan.
Raymond yang hanya menggunakan tangan kosong hanya menghindar saat tongkat baseball mengarah ke arahnya.
Kemudian yang lainnya juga ikut memukul Raymond. Namun Raymond dengan cepat menangkap tongkat baseball itu dan merebutnya dari tangan lawannya.
"Sekarang kita lihat, siapa yang lebih unggul?" Raymond memegang tongkat baseball itu dan bersiap mengayunkan nya.
Namun mereka malah mundur perlahan dan berhenti menyerang. Raymond terus melaju dan menyerang mereka. Salah satu dari mereka terkena pukulan dari Raymond hingga jatuh tersungkur.
Sementara Alexis masih melawan musuh-musuhnya. Sekarang yang Alexis hadapi bukan senjata biasa, melainkan senjata tajam.
Alexis tidak takut, namun dia juga perlu berhati-hati. Karena itu bukan senjata biasa yang bisa di anggap main-main.
Alexis menghindar saat pisau memburu ke arahnya. Kemudian dia memutar tubuhnya dan menyikut pria yang hendak menusukkan pisau itu.
Yang satunya pun ikut menyerang, namun Alexis dengan cepat menendangnya. Raymond yang melihat Alexis dalam bahaya pun segera menghampirinya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Raymond.
"Tenang saja, aku baik-baik saja. Sebaiknya cepat selesaikan mereka dan hubungi polisi," jawab Alexis.
Raymond kembali melawan musuhnya yang tersisa satu orang. Alexis juga akan secepatnya menuntaskan musuhnya.
Melihat rekan-rekan nya kalah, pria tadi yang pertama kali di tendang oleh Alexis pun memilih kabur.
Tinggallah lima orang rekannya yang sudah tergeletak di lantai parkiran bawah tanah.
"Dia kabur," kata Alexis.
"Biarkan saja, sekarang kita urus yang ini saja," kata Raymond.
Raymond menghubungi pihak kepolisian untuk tindakan selanjutnya. Raymond sudah menduga jika ini adalah ulah ibu tirinya atau adiknya.
Tidak berapa lama polisi pun datang ke tempat mereka berada. Beberapa orang polisi langsung membawa lima orang itu ke dalam mobil.
"Terima kasih Tuan Ray, maaf jika kami terlambat," ucap komandan polisi.
"Tidak apa-apa Pak, selebihnya kami serahkan ke bapak untuk mengurusnya. Jangan lupa interogasi mereka, saya yakin ada orang di balik semua ini," kata Raymond.
"Pasti, pasti akan kami selidiki Tuan," kata komandan polisi. Kemudian polisi pun pamit kepada Raymond dan Alexis.
"Kamu mencurigai seseorang?" tanya Alexis.
"Hmmm, aku mencurigai Florence dan Cristian. Karena mereka yang tidak ingin aku hidup tenang," jawab Raymond.
Alexis manggut-manggut. Dia juga bisa melihat bagaimana Florence saat menatapnya. Terlihat jelas ada rasa tidak suka dari sorot matanya.
Namun Alexis tidak perduli. Hanya saja dia juga perlu berhati-hati. Karena, tidak menutup kemungkinan jika dirinya akan ikut menjadi sasaran berikutnya.
Sementara di kediaman Agatha ...
Florence menerima telepon dari pria yang kabur itu. Florence pun marah, karena setiap orang yang di kirim nya selalu gagal.
"Apa? Bagaimana bisa? Kalian semua tidak becus! Mengurus satu orang saja tidak mampu!"
"Siapa yang tidak becus sayang?" tanya Darwin yang baru masuk kamar.
"Tidak ada apa-apa sayang," jawab Florence dan langsung menutup teleponnya.
"Tadi kamu telepon seseorang. Siapa?" tanya Darwin.
"Oh itu, teman ku. Dia bilang suaminya tidak becus, aku ikut emosi mendengarnya," jawab Florence.
Darwin tidak bertanya lagi. Ia langsung masuk masuk ke dalam kamar mandi. Karena sudah sore, jadi ia ingin mandi terlebih dahulu.
sama * kekasihnya*......😁