queeny Nadine prasepto seorang gadis cantik berwajah belasteran,bertubuh tinggi semampai dengan body bak gitar spanyol dan berkulit putih itu di kenal dgn sifat antagonisnya dalam membully org yang mendekati kakak nuelnya, seorang cowok pupuler dan sangat tampan di sekolahnya
Nadine menggalami kejadian yang sangat menyakitkan yang akan menghadirkan trauma dalam dirinya kepada pria yg di cintainya dan temannya.
gadis yang di benci keluarganya itu hidup dalam ke sepian yg mendalam, menjadikan dia anak yg bar-bar dan penuh pemberontakan untuk menarik perhatian org tuanya.
tapi setelah mengalami kejadian dan di beri kehidupan lagi iya bertekad akan hidup lebih baik tanpa mengemis kasih sayang orang tua dan org dia cintai.
yok cek kelanjutan dari cerita Nadine
___Langsung baca aja....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simnuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
peran abang
"kamu gapapa kn queen...Masih sakit gak..klo sakit ke UKS aja" ucap Rina khawatir.
"gapapa udah mendingan kok...cuma pusing dong semalam" ucap Nadine menenangkan Rina.
obrolan mereka terhenti karna kedatang guru yang akan mengajar.
_____________________________
.
.
.
Di kantin yang ramai berisikan anak manusia yang hendak mengenyangkan perut terdapat tiga gadis cantik yang kini baru saja memasuki kantin hendak mengisi perut mereka yang sedari tadi sudah berdemo minta di isi.
"mau pesan apa gays" tanya Rina saat mereka menduduki meja kantin.
"samain aja deh Rin bertiga" balas raya.
"oke deh" ucap Rina berlalu dari sana memesan makanan.
"kepala Lo beneran gapapa queen?" tanya raya yang jelas terlihat jejak kekhawatiran di wajahnya.
"iya gapapa ya" balas Nadine sambil tersenyum menenangkan.
"nanti klo ada apa-apa langsung bilang kita ya queen" ucap raya lagi.
"iyaa...elah cerewet bener biji nangka" ucap Nadine jengah.
"ngeliat reaksi Lo yang masih bisa ngejek gue sih kayanya gapapa" ucap raya mendelik.
"kayak kagak biasa aja lo liat gue begini" ucap Nadine lagi.
"iya deh iya"ucap raya malas.
"makanan datang...eh eh ngapa dah kalian bedua" ucap Rina yang datang membawa nampan makanan dan menyaksikan perdebatan mereka.
"gapapa Rin..ayo makan"ucap Nadine mulai melahap makanan nya dan di ikuti dua temanya.
.
.
.
Tidak jauh dari mereka, tepatnya di sebuah meja yang berada di pojok kantin terdapat 6 anak manusia yang sedang mengisi perut seraya menatap pada meja yang di duduki Nadine dan kedua temannya.
Ya..mereka adalah Ethan dkk dan Rere tentunya, entah bagaimana gadis itu membujuk lima cowok itu tentang masalah fitnah pembulian kemaren.
"Yon adik Lo kenapa dah pakek perban segala di kepalanya" tanya Willy yang pertama melihat keberadaan Nadine dan temannya.
Semua orang yang ada di meja itu mengalihkan atensi mereka ke objek yang di sebutkan Willy.
"iyaa ya..itu adik Lo kenapa yon" tanya rakha yang juga heran.
"di pukulin bokap Lo ya yon..dia kan caper Mulu" ucap raksa menduga.
"dia ngelawan bokap gue" ucap Dion seraya memandangi Nadine lekat.
"adik Lo ngelawan..yang bener aja..setau gue dia paling caper ke keluarga Lo" ucap Willy heran.
"gatau kenapa sekarang dia lebih sering ngelawan dan nga pernah lagi caper ke gue dan bokap nyokap..dia juga acuh banget sama keluarga gue" balas Dion.
Ethan hanya diam seraya menatap lekat Nadine.. entahlah hatinya seperti merasakan kekhawatiran saat melihat perban yang ada di kepala gadis itu.
"Nadine kok bisa ya ngelawan bokapnya sendiri...Rere ga pernah ngelawan mereka..karna mereka orang tua yang harus di hormati" ucap Rere yang menyahuti ucapan mereka dengan menatap Nadine sedih.
"Lo emang baik re,,ga kek Ono noh" ucap Willy menunjuk Nadine dengan dagunya.
Dion hanya diam mendengar itu,,dia merasa gadis ini seperti ingin menjelekkan adiknya,,apa ini hanya perasaannya saja,, atau dia memang baru menyadari itu.
Tiba-tiba Dion bangun dari kursinya dan berjalan mendekati meja Nadine dan mendudukkan bokongnya di sebelah Nadine.
Ethan dan teman-temannya heran menyaksikan itu..apalagi Nadine dan kedua temannya,, mereka saling melirik dengan pandangan bertanya-tanya.
"apa kepala Lo baik-baik aja"tanya Dion pada Nadine yang saat ini mengacuhkan keberadaannya.
"bukan urusan Lo" balas Nadine ketus.
"gue Abang Lo Nadine..gue berhak tau kondisi Lo" ucap Dion mencoba sabar.
"Abang?.. Yang bener aja Lo..peran Abang ga pernah ada di diri Lo buat gue..dan juga peran keluarga harmonis Lo itu"ucap Nadine sinis.
"Nadine!..."ucap Dion geram.
"apa!..emang iya kan begitu nyatanya...gausah sok akrab deh dengan menyebut diri Lo Abang gue....tetap jadi diri Lo dan keluarga Lo yang selalu acuh akan hidup gue..gue hanya yatim piatu yang tidak memiliki siapa pun di dunia ini" ucap Nadine seraya berlalu dari sana.
Dion terdiam mendengar perkataan Nadine barusan.. Apakah segitu buruknya mereka di mata Nadine..sampai menganggap dirinya sendiri yatim piatu.
(anjing banget ga sadar diri) kesel author tu.
"gausah syok begitu bro...peran kalian memang tidak ada padanya..jadi jangan salahkan dia kalau sangat membenci kalian..bukan kah ini yang selalu kalian tanamkan padanya...bahwa dia hanya anak pembawa sial yang menjadi pembunuh saudaranya sendiri...jadi kalian bisa tenang sekarang tanpa gangguan nya lagi" ucap raya panjang lebar dan berlalu mengejar sahabatnya.
"kalian sungguh jahat" ucap Rina lagi dan menyusul kedua temannya.
Dion hanya terdiam mendengar perkataan kedua teman adiknya..apakah dia seburuk itu pikirnya.
"udah lh bro gausah di pikirin perkataan tu cewek"ucap Willy menghampiri dan menepuk pundak Dion.
"gue pergi"ucap Dion berlalu dari kantin.
"mau kemana Lo...bentar lagi jam masuk"teriak raksa yang melihat Dion mulai menjauhi kantin.
"bolos" balas Dion lagi.
.
.
.
Jam pulang sekolah Nadine dan kedua temannya berjalan bersama menuju jemputan mereka masing-masing.
Tapi Nadine di hadang oleh seorang cowok saat mereka melewati parkiran.
"gue butuh Bicara sama Lo"
.
.
.
TO BE CONTINUE.......