Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipecat
Leon terus melu mat dan menyesap bibir sang calon istri, mengabaikan rontaan Ayunda untuk melepas pagutan mereka.
Ayunda hendak menjauhkan wajahnya. Namun, sebuah tangan kekar, entah sejak kapan telah berada di belakangnya dan menahan tengkuk nya, hingga membuat ciuman mereka semakin dalam.
Beberapa menit terlewati, Leon mulai tenggelam dalam ciuman manis mereka, kaki Ayunda pun bergetar hebat, lama-kelamaan melemas tanpa daya seperti tak bertulang . Jika saja, pinggangnya tak direngkuh kuat oleh Leon, sudah pasti Ayunda akan jatuh.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari arah luar, Leon yang sedang asik menikmati adegan romantis dan memabukkan merasa terusik, dan akhirnya ia menyudahinya, sedangkan Ayunda, nafasnya sampai tersengal, dan berusaha mengelap bibirnya dengan tangannya, ia pun merasa kesal karena Leon telah bertindak sesuka hati seperti ini.
Akhirnya Leon bergegas pergi menuju pintu kamarnya.
Krek!
Saat pintu dibuka, ia cukup terkejut karena sang Kakak yang berada tepat dihadapan, ia pun menatapnya sambil menggeleng.
"Hey Leon! Kau itu jangan nakal, kalian kan belum resmi menikah, kasihan kan calon istrimu itu menghadapi pria buas seperti mu!" omelnya sampai menggema.
"Ssstttt...pelankan suaramu Kak Ana, nanti orang lain bisa dengar!" pintanya sampai menempatkan jari telunjuknya di bibir.
"Mangkanya kau jangan macam-macam dengan Ayunda, dia itu masih sangat muda dan polos, pelan-pelan lah untuk bisa mengambil hatinya, Leon! Jangan krasak krusuk gak jelas, tuh noda lipstik sampai membekas di bibirmu, cepat kau bersihkan dan segera berkumpul di Ruangan keluarga, oh iya tolong berikan ini untuk Ayunda!" ucapnya sembari memberikan sebuah kotak yang berisikan parfum bermerek dari Paris.
"Terimakasih kak Ana, Ayunda pasti senang dapat ini darimu!"
"Dasar pria nakal, yasudah cepat kau bawa calon istrimu ke Ruang Keluarga, kita semua sudah menunggu kalian di sana!" ujarnya yang kemudian bergegas pergi.
Kemudian Leon masuk kembali kedalam kamarnya, ia melihat Ayunda sedang duduk di ujung ranjang tempat tidur, dan Leon melihatnya sedang melamun.
Kemudian ia buru-buru menghampirinya."kau kenapa melamun Ayunda? Maaf atas kejadian barusan, aku telah berbuat lancang padamu, aku janji tak akan melakukan hal ini lagi sampai kita resmi menikah." ujarnya bersungguh-sungguh.
Kemudian Ayunda bangkit dari atas ranjang tempat tidur, dan dengan rasa gugupnya akhirnya ia nekad mengatakan sesuatu yang sedari tadi ingin sekali ia katakan." emmhhh...Tuan, bisakah saat kita sudah menikah, anda tidak menuntutku untuk memenuhi kebutuhan biologis anda?"
Deg!
Mendengar permintaan Ayunda yang seperti itu, Leon tak menyangkanya.
"Maksudmu?"
"Cinta! Aku belum bisa mencintai anda Tuan, oleh sebab itu apakah Tuan bisa mengabulkan permintaanku ini?" tanyanya gugup
Leon termenung sejenak, ia pun baru menyadari bahwa kejadian pada malam itu bukanlah atas dasar cinta, tapi kebutuhan. Dimana dirinya terpaksa melakukan hubungan int*m demi tak di coret sebagai ahli warisnya keluarga Argantara, sedangkan Ayunda mau menyerahkan kesuciannya demi mendapatkan sejumlah uang, harusnya sedari awal Leon sudah menyadari hal itu.
"Apa yang kau katakan memang betul Ayunda, kita menikah karena demi si jabang bayi, dan samasekali tak ada cinta di antara kita! Ok fine, aku terima permintaanmu, dan aku bersumpah akan membuatmu jatuh cinta padaku!"
Deg!
Ayunda mendongak dan menatap Leon dalam."Semoga saja Tuan bisa berhasil!" jawabnya ragu.
'Aku yakin bahwa dirimu saat ini masih mencintai orang lain, dan aku menjadi penasaran, siapakah pria yang kau cintai itu?' tanyanya dalam hati.
"Oh iya, ini ada parfum pemberian dari kak Joana, semoga kamu suka! Yasudah sebaiknya kita pergi ke ruang keluarga, mereka sudah menunggu kita disana!" ajak Leon sambil meraih tangan Ayunda.
Ayunda tersenyum tipis, ternyata pria dihadapannya saat ini tak menyeramkan seperti yang ia pikirkan, apakah mungkin karena Leon adalah pria yang matang mangkanya ia begitu pengertian terhadap pasangannya.
Keesokan harinya
Ayunda serasa masih mengantuk saat dirinya bersiap-siap pergi menuju tempat ia bekerja. Tapi ia tak mau kalah dengan keadaannya.
"Ayo Ayunda Semangat!" Ayunda menyemangati dirinya sendiri.
Kemudian sekitar pukul 07.30 pagi, Ayunda tiba di kantor tepat waktu, ia pun merasa lega.
Tak lama Evi muncul bersama dengan Bu Susan.
"Ayu gawat Yu, kau di panggil untuk menghadap HRD!" ucap Evi terlihat cemas.
"Ayo ikut denganku Ayunda, pak Parto sudah menunggumu di ruangannya!" ajak Bu Susan
Ayunda pun terlihat panik, bayangannya yang tidak-tidak mulai mencuat dan ia kembali teringat dengan perkataannya tadi malam.
'Apa karena semalam, Tuan Leon menjadi murka padaku? Kalaupun ia, tamatlah riwayatku!' batinnya seraya ingin menjerit.
Kini Ayunda duduk berhadapan dengan Pak Parto sembari di dampingi oleh Bu Susan.
"Selamat pagi Nona Ayunda, baiklah akhirnya anda bisa datang ke sini, dan ini ada sesuatu untuk anda!" Pak Parto menyerahkan sebuah amplop berwarna putih kepada Ayunda.
"Apa ini Pak?" tanyanya gugup.
"Kau buka saja, nanti kau akan tahu isinya!"
Akhirnya Ayunda membuka isi amplop tersebut dan meraih secarik kertas di dalamnya, kemudian ia segera membaca isi surat tersebut, Ayunda sampai menutup mulut karena kaget dengan isi dari surat tersebut.
"Di pecat! Kenapa saya bisa di pecat Pak? Apa salah saya?" tanyanya masih tak menyangka
"Saya pun kurang tahu Nona, tapi saya mendapatkan perintah dari atasan untuk memecat anda dan saya mohon maaf sekali!" Pak Parto merasa bersalah ia sendiri sampai kebingungan mengapa atasannya sampai memerintahkan dirinya untuk memecat Ayunda, padahal setahunya, kinerja Ayunda sangatlah bagus dan ia begitu disiplin waktu. Sedangkan Bu Susan sangat menyayangkan Ayunda di pecat begitu saja, awalnya ia tak menyukainya, namun lambat laun dengan sikap Ayunda yang selalu baik serta ramah padanya, akhirnya ia luluh dan mulai menyukainya, namum sayangnya mengapa Ayunda harus di pecat seperti ini.
Kemudian Ayunda bertekad untuk menemui Leon, dan menanyakan masalah ini, ia pun merasa sangat kesal.
Dan akhirnya Leon tiba di perusahaan, dengan langkahnya yang santai, Leon masuk menuju area Lobby kantor, dimana para karyawan menyambutnya dengan ramah.
Kemudian Ayunda buru-buru menghampirinya dimana Leon sedang menunggu pintu Lift terbuka dan di dampingi oleh Assistennya yakni Pak Roy.
"Hosh..hosh! Tuan, bisakah anda menjelaskan apa maksud dari semua ini?" sambil nafas yang masih ngos-ngosan akibat berlari untuk bisa bertemu dengan Tuan Leon, Ayunda begitu beraninya mengatakan tentang surat pemecatannya kepada Leon di hadapan para karyawan lainnya.
Sedangkan Bu Susan, ia tak menyangka Ayunda akan senekat ini.
Akhirnya Leon yang tubuhnya menghadap lift, kini berputar arah dan menghadap ke arah Ayunda yang saat ini sedang berdiri mematung di hadapannya sembari menggenggam amplop berwarna putih di tangan kanannya.
"Ini apa maksudnya Tuan?" dengan perasaannya yang sudah geram, ia menunjukan amplop tersebut. Dan tanpa berkata apapun, Leon meraihnya dan membacanya. Setelah membaca isinya, ia malah tersenyum puas.
Ayunda yang melihat ekspresi Leon yang seperti itu, ia semakin kesal di buatnya.
Kemudian Leon membungkuk agar bisa lebih dekat lagi dengan Ayunda.
"Surat pemecatan ini memang pantas aku berikan untukmu, calon istriku!" jawabnya cukup lantang sehingga terdengar oleh karyawan lainnya, tentunya mereka sangat syok saat Tuan Leon mengatakan Ayunda dengan sebutan seperti itu
Deg!
Sedangkan Ayunda, ia malah diam terpaku, ia tak menyangka Leon akan menyebut dirinya dengan sebutan calon istriku dihadapan banyak orang.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah
mereka kan ga jadian kn Thor kenapa kaya di hianati sekali tuh cowok