NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Pernikahan

Dalam Pelukan Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Lari dari Pernikahan / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ana terpaksa menikah dengan seorang pria lumpuh atas desakan ibu dan kakaknya demi mahar uang yang tak seberapa. Pria itu bernama Dave, ia juga terpaksa menikahi Ana sebab ibu tiri dan adiknya tidak sanggup lagi merawat dan mengurus Dave yang tidak bisa berjalan.

Meskipun terpaksa menjalani pernikahan, tapi Ana tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan ikhlas dan sabar. Namun, apa yang didapat Ana setelah Dave sembuh? Pria itu justru mengabaikannya sebagai seorang istri hanya untuk mengejar kembali mantan kekasihnya yang sudah tega membatalkan pernikahan dengannya. Bagaimana hubungan pernikahan Ana dan Dave selanjutnya? Apakah Dave akan menyesal dan mencintai Ana? atau, Ana akan meninggalkan Dave?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan

"Menikah? Aku tidak mau!" tolak Ana dengan tegas.

Plak!

Satu tamparan keras menghantam wajah Ana, matanya terbelalak menahan emosi yang membuncah di dada.

"Kau harus menikah dengan Dave, mamanya akan memberikan mahar seratus juta kepadamu. Ana, ini adalah kesempatan bagi kita untuk mendapatkan uang," ucap Ratna dengan nada tinggi.

"Ingat Ana, ayah meninggal dengan meninggalkan banyak hutang. Seratus juta sudah lebih dari cukup bagi kita untuk melunasi hutang peninggalan ayah dari pada rumah ini terjual," timpal Rani yang turut mendesak Ana untuk menikah dengan Dave.

"Kenapa tidak kakak saja?" teriak Ana yang emosi.

"Tidak mungkin aku, kau tahu sendiri aku sedang merintis karir sebagai seorang model," jawab Rani yang hendak memukul adiknya tapi ia tidak jadi.

"Kalau kau tidak mau, itu artinya kita harus bisa menjual rumah ini dalam waktu dua minggu. Rumah sekecil ini, pasti akan terjual murah. Setelah itu kita akan tinggal di kolong jembatan," ucap Ratna dengan napas memburu menahan emosi.

"Tugasmu hanya menikah. Pekerjaan gampang dan mudah. Setelah satu tahun, kau bisa menceraikan lelaki lumpuh itu," ucap Rani yang berusaha membujuk adiknya.

"Aku tidak mau!" tolak Ana tegas.

Plak!

Satu tamparan kembali menghantam wajahnya, Ratna sudah tidak bisa lagi menahan emosi yang membakar dada.

Ana merasakan panas membakar pipinya akibat tamparan ibunya. Dadanya naik turun menahan amarah, tetapi ia juga tahu bahwa situasinya semakin sulit. Ayahnya memang meninggal dengan meninggalkan banyak hutang, dan rumah ini satu-satunya tempat tinggal mereka. Namun, menjual dirinya demi uang? Itu bukan sesuatu yang bisa ia terima begitu saja.

Ana menatap ibunya dan kakaknya dengan mata berkilat. "Jadi, aku hanya alat untuk mendapatkan uang? Apa aku ini barang yang bisa kalian perjualbelikan?"

"Kau pikir hidup ini tentang pilihan?" suara Ratna tajam. "Kau pikir aku ingin menjual anakku sendiri? Tidak, Ana. Aku terpaksa! Aku tidak ingin kita hidup di jalanan! Aku tidak ingin mati kelaparan!"

Rani menyeringai, lalu menyilangkan tangan di dada. "Kalau kau menikah dengannya, hidupmu akan jauh lebih mudah. Kau hanya perlu berpura-pura menjadi istri yang baik selama setahun, lalu ceraikan. Itu lebih baik daripada jadi pengangguran yang hidup tanpa arah!"

Ana mengepalkan tangan. Baginya, pernikahan bukan permainan. Apalagi dengan seseorang yang bahkan tidak dikenalnya. Tapi melihat tatapan penuh harapan dari ibunya—atau lebih tepatnya, tatapan penuh ketakutan akan kehilangan tempat tinggal—Ana tahu bahwa ia tidak punya banyak pilihan.

"Kau jual saja ibumu ini," ucap Ratna dengan isak tangisnya. "Kau pikir Ibu tidak merasa lelah setiap hari harus berhadapan dengan rentenir yang menagih dengan kasar?"

"Aku ingin bertemu dengan Dave," kata Ana, akhirnya menyerah pada keadaan.

Ratna dan Rani saling berpandangan sebelum Ratna mengangguk. "Baik, kita akan menemui mereka besok. Aku yakin kau tidak akan menyesal."

Namun, Ana tidak yakin. Ia merasa seperti hewan yang dijual ke pasar, dan besok, hidupnya mungkin akan berubah selamanya. Ana hanya bisa menangis, kali ini ia tidak memiliki pilihan lain daripada ibunya hidup di jalanan.

***

Keesokan harinya, Ana dengan enggan mengikuti ibunya dan Rani ke rumah keluarga Hartawan. Rumah itu sangat besar, jauh berbeda dari rumah kecil mereka yang hampir dijual untuk melunasi hutang. Ana duduk dengan perasaan gelisah, sementara ibunya tersenyum ramah kepada Nyonya Hartawan, ibu dari Dave.

Setelah berbasa-basi cukup lama, akhirnya Dave muncul. Pria itu duduk di kursi roda, mengenakan kemeja rapi dengan ekspresi dingin di wajahnya. Matanya menatap Ana dengan tajam, seolah menilai dirinya. Ana menelan ludah. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Jadi, ini Ana?" tanya Dave dengan suara datar.

Ana mengangguk tanpa berkata apa-apa.

"Apa kau setuju dengan pernikahan ini?" tanya Dave lagi, kali ini nada suaranya terdengar menantang.

Ana melirik ibunya dan Rani yang duduk di sebelahnya. Ia tahu, jika ia mengatakan tidak, ibunya akan marah besar, dan mereka mungkin akan kehilangan rumah mereka. Tetapi, jika ia mengatakan ya, hidupnya akan berubah selamanya.

Ana menarik napas dalam. "Aku... tidak tahu."

Dave tersenyum kecil, tetapi bukan senyum ramah. "Jujur juga, ya. Bagus."

Nyonya Hartawan tampak tidak senang dengan jawaban Ana, tetapi ia tetap bersikap tenang. "Dave, jangan menakut-nakuti calon istrimu."

"Aku hanya ingin tahu apakah dia menikahiku karena terpaksa atau karena alasan lain," kata Dave, masih menatap Ana.

Ana mengepalkan tangannya di pangkuan. "Aku tidak punya pilihan," katanya jujur. "Keluargaku membutuhkan uang, dan ibuku memaksaku menikah denganmu."

Ruangan itu tiba-tiba sunyi.

Dave menatap ibunya, lalu kembali menatap Ana. "Jujur, aku tidak suka pernikahan yang dipaksakan. Aku juga tidak butuh istri yang hanya menikahiku karena uang."

Ana mengangkat wajah, sedikit terkejut mendengar kata-kata itu. "Jadi... kau juga tidak menginginkan pernikahan ini?"

Dave mengangkat bahu. "Aku tidak keberatan menikah, tapi aku juga tidak ingin menjadi beban bagi seseorang yang tidak menginginkanku."

Ana merasakan harapan kecil muncul di hatinya. "Kalau begitu, kita bisa menolak pernikahan ini, kan?"

Sebelum Dave bisa menjawab, Nyonya Hartawan berdeham dengan tegas. "Tidak ada yang menolak pernikahan ini," katanya. "Dave, kau butuh seseorang di sisimu. Dan Ana, keluargamu butuh uang. Ini perjanjian yang menguntungkan kedua belah pihak."

Ana merasa sesak. Ternyata, keputusan bukan di tangan mereka berdua. Ia menoleh ke arah Dave, yang kini tampak berpikir dalam-dalam.

Setelah beberapa saat, Dave menghela napas dan menatap Ana dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Baiklah," katanya akhirnya. "Aku setuju menikah dengan satu syarat."

Semua orang menoleh ke arahnya.

Dave melanjutkan, "Pernikahan ini akan berlangsung selama satu tahun. Jika setelah satu tahun kita tidak bisa menemukan alasan untuk tetap bersama, kita akan bercerai, dan kau bebas pergi dengan uang yang telah diberikan."

Ana terdiam. Syarat itu terdengar masuk akal, tetapi tetap saja, ia merasa seperti pion dalam permainan besar ini.

Ratna dan Rani terlihat senang dengan keputusan Dave, tetapi Ana masih ragu. Ia tahu hidupnya akan berubah, tetapi apakah ini benar-benar keputusan terbaik?

Akhirnya, dengan suara pelan, Ana menjawab, "Baik. Aku setuju."

Dengan jawaban itu, takdir Ana dan Dave pun resmi terikat—setidaknya untuk satu tahun ke depan.

"Kenapa tidak mencari perawat saja untuk merawatmu?" tanya Ana yang merasa heran.

"Perawat terakhir mencuri di rumah ini. Perawat sebelumnya selalu memperlakukan aku dengan kasar. Aku tidak suka, mereka bekerja hanya untuk uang," jawab Dave membuat Ana tertawa mendengarnya.

"Dan aku menikahimu hanya untuk uang. Apa bedanya?"

"Kau akan tahu sendiri nanti," jawab Dave tentu saja membuat Ana penasaran apa yang dimaksud oleh Dave.

1
🌷💚SITI.R💚🌷
semangaat ana
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
kasian ana
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuiit
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kamu mau di tipu sm ibu sm kaka mu lg ua ana..
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus ana kamu hrs lbh kuat buat kewarasan lamu
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut ana jangan nyerah
🌷💚SITI.R💚🌷
ga tau malu bu ratna
Kymclalu Cintanya Adijeq
adu penderitaan...!!! tetap ana pemenangnya
R Ni: benar sekali😁😁
total 1 replies
Kymclalu Cintanya Adijeq
kemana aja. kau dave...!! baru. sadar??!!! cepat hukum para manusia biadab itu..
Kymclalu Cintanya Adijeq: itu yang aku harapin😌😌
R Ni: patahkan kakinya balik🤣🤣
total 4 replies
Nania
ngapain juga nurut sama ibu yg gak bener kelakuan e 🤦🏻‍♀️
Nania: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
R Ni: semacam yg viral di medsos😁😁
total 2 replies
Nania
ini keras vs keras 😂
Nania: aku juga ingat 😂
R Ni: jadi ingat sesuatu😎
total 2 replies
Jenaa
jek mampir
R Ni: halo jek
total 1 replies
Nania
semoga saja Andre tak pernah berubah pikiran 😁
Nania: kejauhan 😂😂😂😂
R Ni: kalau dia berubah, jitak kepalanya
total 2 replies
Anya
dih sok ngatur lu dave. selain donatur dilarang ngatur wek....
R Ni: Dave butuh di getok kepalanya 👯
total 1 replies
Anya
ingin ku berkata kasar. hah.... sudahlah ntar kena sensor lagi😆
R Ni: bahaya ya kan😁😁
total 1 replies
Anya
lah, ana aja gak kerja dan gak diberi nafkah gimana bisa punya uang.
eh.... ada lagi kak othor, dave kan lumpuh kenapa tiba² jalan😭
R Ni: aku typo sepertinya kadang suka lupa kalau Dave itu lumpuh😭😭
total 1 replies
Anya
dih,,, tidak bertanggungjawab sekali tidak mau nafkahin, sini dave gw tampol ma sendal swalow😏
R Ni: sandal favorit ku loh👯👯
total 1 replies
Anya
lebih ke mencari perawat halal ya😅
kalo aku jadi ana, pasti aku akan minta uang bulanan. taat boleh tapi kesejahteraan diri harus prioritas🤭🤣
R Ni: Dave sedikit licik 👯👯
total 1 replies
Anya
hidup memang se realistis itu. apalagi di jaman sekarang well....
R Ni: iya weeeelll👯👯
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!