NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:41.8k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Batal Bulan Madu

Enrique menatap dokter yang baru keluar dari ruangan IGD. "Bagaimana keadaan Anna?"

"Dia hanya kelelahan. Kalian kan tahu kalau Anna tak boleh lelah. Jadi biarkan dia beristirahat malam ini."

Enrique mengangguk. Ia membuka jas pernikahannya dan menyerahkannya pada mamanya. "Pulanglah, ma. Aku akan ada di sini untuk menjaga Anna."

Tizza mengangguk. Ia mengajak suaminya untuk pulang. Tizza tahu kalau Enrique juga lelah. Namun kini sudah kewajibannya untuk menjaga Anna.

Enrique sudah menggulung kemeja putihnya sampai ke lengannya. Ia juga sudah membuka dasinya. Kini ia menelepon salah satu bodyguard nya untuk menanyakan keadaan Elora.

"Nona baru saja pulang."

"Memangnya dia pergi kemana?" tanya Enrique kaget. Bukankah ia sudah berpesan agar Elora jangan sampai keluar apartemen?

"Tuan Elroy tadi yang membawa nona Elora. Kami tak bisa mencegahnya karena nona Elora juga memaksa untuk pergi. Hanya saja nona menggunakan rambut palsu dan kacamata sehingga keadaannya tersamarkan. Tadi juga tuan Elroy membawa 6 bodyguard bersamanya."

"Baiklah. Terima kasih ya?" Enrique sebenarnya agak kesal karena Elora keluar rumah. Namun ia lega karena mereka sudah tiba di rumah dengan selamat.

Kini Enrique harus menemani Anna. Walaupun semua pikirannya tertuju pada Elora.

Wajah Anna nampak pucat. Namun ia bernapas dengan teratur. Itu tandanya bahwa Anna sudah ada pemulihan.

Enrique menatap ponselnya. Tak ada pesan ataupun panggilan dari Elora. Itu artinya Elora baik-baik saja. Willy juga tak menghubunginya.

Terdengar suara batuk Anna. Enrique segera mendekatinya. "Ada apa, Anna?"

"Aku di mana?"

"Kamu ada di rumah sakit. Kata dokter kamu kelelahan."

Anna memegang tangan Enrique. "Jadi bulan madu kita batal?"

"Anna, kamu harus banyak istirahat. Dokter bahkan menyarankan agar kamu harus dirawat di sini selama satu minggu. Nantilah kalau kamu sudah sehat baru kita rencanakan bulan madunya."

Wajah Anna nampak cemberut. "Aku sudah sehat. Kita pergi besok ya?"

"Anna, kamu harus dengarkan nasehat dokter. Nanti kalau kamu pingsan lagi, pasti dirawatnya agak lebih lama."

Anna menghapus air matanya. "Kok aku jadi begini sih? Seharusnya kita berdua kan senang-senang. Ini hari bahagia kita tapi aku harus masuk rumah sakit. Aku ingin secepatnya hamil dan memberikan opa seorang Cece."

Enrique memperbaiki letak selimut Anna. "Tidurlah. Ini sudah tengah malam."

"Aku mau tidur sambil memegang tanganmu." kata Anna dengan sikap manja. Enrique membiarkan tangannya di perlukan oleh Anna. Ia duduk di tepi ranjang.

1 jam kemudian.......

Anna sudah kembali tertidur. Enrique melepaskan tangannya perlahan. Ia lalu menatap ponselnya.

Apakah Elora sudah tidur? Mengapa gadis itu tak menghubungi aku ya? Apakah dia baik-baik saja? Bagaimana kalau ia muntah dan tak ada yang menemaninya di kamar mandi?

Enrique jadi gelisah. Ia segera keluar kamar dan memanggil seorang perawat. "Tolong jaga istri saya sebentar. Saya ada urusan penting." kata Enrique. Ia segera menuju ke halaman parkir dan melajukan mobilnya menuju apartemennya.

Begitu ia tiba di sana, apartemen nampak sepi. Ada dua orang bodyguard nya yang tidur di ruang tamu langsung terbangun.

"Tuan Enrique?" mereka kaget.

"Istirahatlah. Aku hanya sebentar saja." Enrique segera menuju ke kamar Elora.

Saat ia membuka pintu kamar, ia sudah mendengar suara Elora yang sedang muntah di kamar mandi.

"Elora ....!" Enrique langsung melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang memang tak terkunci. Ia dengan lembut memijat tengkuk Elora sampai gadis itu selesai muntah.

"Enrique, apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah seharusnya kamu pergi bulan madu?" tanya Elora. Enrique tak menjawab pertanyaan Elora. Ia mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya kembali ke atas ranjang.

"Besok kita ke dokter. Kita harus tanya pada dokter kenapa sampai kamu muntah lagi. Bukankah beberapa hari ini kamu tak muntah?"

Enrique mengambil minyak angin dan memberikannya pada Elora. Gadis itu langsung menciumnya. Itu minyak angin khas Indonesia yang didapatkan Enrique dari teman pacarnya Willy.

"Semenjak kamu pergi, entah kenapa aku kembali merasa mual. Apa mungkin bayi ini tahu kalau kamu tak ada? Tapi kan usianya baru 3 bulan? Bagaimana dia bisa tahu?"

Enrique duduk di tepi ranjang. Ia menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh Elora sampai di perutnya. "Sayang, papa kan sudah bilang. Selama papa pergi, kamu nggak boleh nakal. Kasihan mamamu jika dia harus mual, muntah, merasa pusing dan papa nggak ada." kata Enrique lembut. Tangannya membelai perut Elora sementara wajahnya begitu dekat dengan perut Elora.

Hati Elora bergetar. Sentuhan Enrique seakan menenangkan hatinya juga. "Maafkan aku, Enrique. Seharusnya aku tak boleh seperti ini. Kasihan Anna jika anak ini mengharapkan kehadiranmu di sisiku."

Enrique mendongak. "Elora, semua keinginan bayi yang ada di perut harus di dengarkan. Agar dia tumbuh dengan bahagia."

"Tapi Anna...."

"Kami tak jadi bulan madu." Enrique menegakkan lagi tubuhnya. "Anna pingsan saat acara resepsi berlangsung."

"Kenapa Anna bisa pingsan?"

"Kata dokter dia kelelahan dan harus istirahat total."

"Kasihan Anna."

"Jangan mengasihani Anna sementara dirimu juga butuh dikasihani. Sekarang katakan kamu mau apa?"

Elora menggeleng. "Aku sudah merasa baikan sekarang. Aku mau tidur."

"Tidurlah. Aku akan menggaruk punggungmu sampai kau tertidur, setelah itu aku akan kembali ke rumah sakit."

"Terima kasih."

Elora memejamkan matanya. Ia memang butuh Enrique agar bisa tidur dengan nyenyak.

************

"Bagaimana keadaan Elora ?" tanya Enrique sedikit berbisik.

Ia dan Anna sekarang ada di rumah sakit Madrid atas permintaan keluarga Anna agar gadis itu mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Willy yang hari ini mengunjunginya menahan senyumnya. "Kamu bagaikan pria yang sedang berselingkuh. Ada di dekat istrimu tapi menanyakan keadaan wanita lain."

"Aku sudah 3 hari tak bisa mengunjunginya. Anna harus dirujuk ke rumah sakit Madrid. Aku mengkhawatirkan keadaan kandungannya."

"Tuan Elroy selalu mengunjunginya. Bahkan pada kemarin hari, mereka pergi ke dokter. Menurut mu, bagaimana hubungan mereka itu?"

Enrique tak bisa mengatakan kalau Elora adalah anaknya tuan Elroy. "Paman Elroy menyayangi Elora seperti putrinya sendiri. Kamu tahu, mamanya Elora, dulu pernah pacaran dengan paman Elroy."

"Apa? Bukankah itu lebih gawat lagi? Tak dapat ibunya, kini mendekati anaknya. Tuan Elroy kan ganteng, tubuhnya atletis dan sangat kaya."

Enrique menepuk jidat Willy. "Pikiranmu terlalu kemana-mana. Mana dokumennya?"

Willy mengeluarkan beberapa dokumen dari tas yang di bawahnya. Anna yang sedang duduk disuapi mamanya nampak sesekali melirik ke arah Enrique dan Willy.

Enrique membaca beberapa dokumen yang dibawah oleh Willy. Setelah merasa tak ada yang salah, ia langsung menandatanganinya.

"Kamu datang dengan helikopter?" tanya Enrique.

"Ya. Aku membawa helikopter perusahaan seperti yang kamu perintahkan."

Enrique segera mendekati Anna dan mamanya. "Aku harus pergi ke Malasana. Ada hal penting yang harus aku kerjakan di sana."

"Sayang, masa sih kamu meninggalkan aku? Kita baru saja menikah." Anna nampak kesal.

"Anna, aku ada pekerjaan penting di sana. Willy tak bisa menanganinya. Makanya aku yang harus pergi. Kami naik helikopter. Malam nanti aku pasti sudah kembali di sini."

Thali, mamanya Anna menatap putrinya. "Biarlah Enrique pergi. Kan ada mama di sini." bujuknya.

"Aku butuh Enrique, ma."

Enrique mulai kehilangan kesabarannya. "Jangan kekanakan Anna. Aku harus pergi sekarang!" Enrique segera berbalik. Ia mengajak Willy untuk segera pergi.

"Anna, kamu tahu kalau Enrique tak bisa di kekang. Kamu tak akan memenangkan hatinya jika terus seperti ini. Kamu kan tahu kalau dia tak mencintaimu. Mama yakin kalau dia masih mencintai Vania. Kamu harus lembut dan membuat Enrique mencintaimu bukan kasihan padamu."

Anna mengepalkan tangannya. Hatinya panas, cemburu bahkan resah jika Enrique jauh darinya.

***********

Elora duduk sendiri di dekat jendela kamarnya. Papanya baru saja pulang setelah membawakan buah jeruk untuk Elora.

Siang ini Elora tak mau makan. Sebenarnya ia malas makan semenjak Enrique tak pernah mengunjunginya.

"Andai Enrique ada di sini dan membawakan kue. Aku pasti bisa bobo siang dengan perasaan senang." kata Elora sambil mengusap perutnya. Tadi pagi saat mandi dan memperhatikan dirinya di kaca, Elora baru sadar kalau perutnya mulai membuncit.

Ia memakai dress berbahan skuba yang agak ketat di badannya. Elora perlahan berdiri dan melangkah ke arah cermin. Gadis itu mengikat rambutnya dan memperhatikan perutnya di cermin. Kedua tangannya ada di bawah perutnya. Gadis itu tersenyum sendiri. Ia tak menyangka akan hamil di usia 21 tahun. Pada hal Elora ingin menikah saat usianya 25 tahun.

Gadis itu terus berputar-putar di depan cermin tanpa menyadari kalau Enrique sudah berdiri di depan pintu sambil menahan senyum melihat sikap Elora yang menurutnya sangat lucu.

"Jangan terlalu berputar-putar. Nanti bayinya pusing."

Elora menoleh dengan kaget. "Enrique?" wajahnya langsung tersenyum. Ada debaran aneh di dadanya menatap Enrique yang kini melangkah perlahan mendekatinya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Enrique.

"Baik."

"Katanya kemarin kamu pergi ke dokter ya?"

"Iya. Sebentar aku ambilkan fotonya."

Elora membuka laci nakas dan mengeluarkan 3 lembar foto hasil USG. "Kata dokter pertumbuhannya baik. Memangnya sih masih terlalu kecil. Tapi sesuai dengan umurnya. Usianya sudah 13 minggu. Detak jantungnya sangat kuat. Aku bagaikan mendengarkan detak jantungku sendiri."

Tangan Enrique bergetar saat melihat hasil USG itu. "Aku menyesal tak melihatnya secara langsung. Berikut jika mau USG, aku harus ikut ya?"

Elora mengangguk. "Karena kemarin perutku agak kram makanya paman Elroy membawa aku ke dokter."

"Perutmu terasa kram lagi?" tanya Enrique khawatir. Tangannya secara spontan memegang perut Elora.

"Ya. Tapi dokter bilang itu hal yang biasa seiring dengan bertambah besarnya si jabang bayi. Aku sudah tak sabar untuk tahu jenis kelaminnya."

Tangan Enrique yang masih ada di perut Elora membuat jarak diantara mereka semakin dekat.

"Kamu ingin jenis kelaminnya apa?" tanya Enrique sambil terus mengusap perut Elora.

"Aku maunya laki-laki. Tapi kalau pun dia perempuan, aku akan tetap menyayanginya."

Enrique mengangguk. "Aku juga. Laki-laki atau perempuan bagiku sama saja."

Pandangan keduanya saling ketemu. Enrique tak tahu mengapa ada dorongan dalam dirinya untuk mencium Elora.

"Elora, bolehkah aku menciummu?" tanya Enrique. Tangannya yang tadi ada di perut Elora kini ada di pinggang Elora.

"Kenapa ingin mencium?" tanya Elora dengan wajah yang terasa panas.

"Aku tak tahu. Apakah karena pengaruh bayinya? Apakah papanya bisa juga punya keinginan?"

Elora mengangguk. "Aku sering melihat terkadang bukan istri yang ngidam. Tapi suaminya."

"Berarti ini keinginan bayinya? Kamu mau nggak aku cium?"

************

Mau nggak Elora dicium?

1
tintiin21
waduh satu lg penganggu muncul... 😨😨😨😨
Eka ELissa
aduh Timo udh jgn cri mslh deh cri aj cewek lain ...antimo kn bisa nya buat obat anti mabok bukan untuk rebut pacar orang kan.../Facepalm//Joyful//Facepalm/
Khoirun Ni'mah: 🤣🤣🤣 gokil nih
total 1 replies
rinny santoso
duh siap lg sih ini si timo timun ini.... psikopat yg obsesi sm elora kah....
bahaya nih.... calon pebinor....
Terima kasih up nya mami.... walau masih di jam kerja.... semangat terus mam....
Mut Nur hidayah
kok blom up ya, ditunggu ini kak😍
Apriyanti
KY nya Vania SM Maureen bekerjasama buat celakin elora dan Enrique,,
gia nasgia
Kepo akut kak Hen siapa di balik layar 🤔dasar rubah nggak sadar 😡untung anaknya nggak ngikutin sifat tamaknya 😡
rinny santoso
siapa lg nih..... vania kah.... atau vania kerjasama dg maureen atas kejahatan yg terjd pd enrique elora selama ini...
Terima kasih upnya mami.
tintiin21
sll waspada papa Elroy dan Enrique jgn lenggah utk menjaga Elora... 🧐🧐🧐🧐
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
ini kayaknya emang Mauren ato ada musuh dalam selimut di keluarga Santana yg ingin menguasai harta santana
Maria Kibtiyah
ko curiga sama si vania
Maria Kibtiyah: iy pasti dia mau menyingkirkan elora supaya bisa sama enrique .. dia kerja sama si maureen kayaknya
rinny santoso: kyaknya sih iya....
total 3 replies
Eka ELissa
spa tuh psti ibu tiri nya elora.....🥵😡
Eka ELissa
nah ....loh ketika kmu SDR smuanya udah basi....kan...
TPI msih ada waktu cuss...kejar cintamu enri jgn cumn diem aj
gia nasgia
Akhirnya Double E memutuskan bersama karena memang takdirnya Elora itu untuk Enrique 😍😍
tintiin21
jd berfikir bisa saja org yg tak suka dgn Elora itu antara Maureen, Miguel, Vania... atau mgkn ada yg lain lg... 🤔🤔🤔🤔
Jenny
si Vania bermuka dua ternyata. .
Viona Syafazea
vania tu pasti ular berbisanya
Eko Wulan
jadi penasaran kak Henny.. penjahatnya siapa ,.lanjut kak
Apriyanti
JD bikin penasaran
lanjut thor 🙏
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
siapa sebenarnya yang ingin melenyapkan Elora
Maria Kibtiyah
jangan2 penjahatnya temennya so enrique
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!