The Mystery Of Life: SECRET PORTAL
Hari kamis, tanggal 17 November 20xx
Di suatu hari yang terik, jam dinding menunjukkan pukul 09.30 siang, aku yang berusia 23 tahun ini sedang berada di toko pastry yang terdapat papan nama tepat di depan atas toko pastryku yang bernama "Savoureux". Di saat itu, aku bersama dengan 2 karyawan sekaligus temanku yang membantuku mendirikan toko pastry ini, mereka bernama Ethelia yang mengurus tamu dan Vienna di bagian kasir.
Ketika kami sedang melayani tamu, tiba-tiba ada seorang pria kira-kira berusia 25 tahun berambut hitam rapi dan memakai jas coklat serta kemeja putih juga dipasangkan dengan celana panjang hitam seakan memiliki pertemuan penting. Ia datang memesan sebuah croissant stroberi dan secangkir coffee latte, lalu duduk di meja dekat jendela dan membuka laptopnya. Baru hari ini ia datang lagi setelah sekian lama ia tak pernah datang ke sini lagi sejak salah satu temannya merebut pacarnya di tempat ini.
Aku yang bekerja di dapur bersama beberapa chef pastry, tiba-tiba mendapat kabar kalau perusahaan tari balet yang minggu lalu aku lamar untuk menjadi ballerina sudah menerimaku magang di sana selama 3 bulan dan aku dikabarkan untuk pergi ke perusahaan balet itu pada besok hari di ruangan A100 di lantai 16 pada jam 09.00 pagi.
Aku sangat senang saat itu, tapi tak lama kemudian teman sekompleksku yang berumur 20 tahun itu mengabariku lewat telepon kalau dia sedang di RS karena penyakit lamanya kambuh kembali dan menyuruhku segera ke sana karena dia hanya tinggal sendiri. Ia bernama Miyura yang merupakan anak yang sekelas denganku saat SMP namun pindah saat SMA, sekarang ia anak semester 3 jurusan ilmu komunikasi.
Pada jam 10.00 siang saat pergantian shift, aku langsung pergi ke RS itu dan meninggalkan toko pastry kepada karyawan shift selanjutnya.
Saat aku ingin menyalakan mobilku, tiba-tiba aku melihat suara berwarna biru muda dari kejauhan yang berarti tenang dan damai tapi entah kenapa warna itulah yang mengingatkanku pada seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih tua dariku selalu memberi motivasi untuk kembali menari balet setelah seorang kakak tingkat balet mendorongku ke danau samping sekolah balet sampai aku tenggelam yang akhirnya mengakibatkanku kehilangan penglihatanku selama 5 hari sebelum akhirnya mataku dioperasi pada 10 tahun lalu.
Namun kemampuan melihat suaraku sudah hilang sejak lama, aku bingung karena sekarang tiba-tiba kemampuan itu muncul lagi.
Tak lama, ada seorang pria memakai kacamata hitam dan jas hitam panjang serta menggunakan tongkat walaupun tidak kesusahan berjalan sama sekali menghampiriku, warna suaranya putih yang berarti ia sungguh-sungguh dan murni dalam pembicaraannya denganku.
Pria berkacamata hitam itu mengulurkan tangannya dan berkata, “Wahai nona cantik, maukah kau ikut bersamaku ke taman di dimensi yang paling indah?”
Aku pun menjawab dengan kebingungan karena seorang pria dewasa ini mengajakku ke taman padahal aku ingin ke RS dan di saat ini aku tidak bisa mengalihkan pikiranku untuk mengabaikannya dan menyalakan mobilku untuk ke RS.
Entah kenapa aku tidak bisa bergerak seperti yang kumau dan tidak bisa mengontrol emosi seperti biasanya. Aku pun memegang tangannya dan menjawabnya dengan senang, “Iyaa aku mau sekali, waktu yang telah kutunggu-tunggu hehe”
Bahkan kata-kataku tidak bisa kukontrol sekarang, aku ingin menjenguk temanku bukan malah terkekang kayak begini. Tak lama kemudian, aku mengikutinya berjalan balik ke arah toko pastryku.
Saat di depan pintu kaca yang merupakan pintu masuk toko pastryku. Di sana aku melihat tubuhku tergeletak dengan darah berlumuran dimana-mana, dan banyak orang yang mendekati tubuhku di sana.
Ternyata aku baru ingat, saat aku ingin keluar toko itu, aku melihat lampu gantung akan jatuh di atas pelanggan pria tadi yang ingin meninggalkan toko pastryku itu. Dengan sigap aku berlari melindunginya dengan mendorongnya agar tidak kejatuhan lampu yang berukuran besar itu.
Aku ingin menghampiri tubuhku itu, namun entah kenapa aku masih diam saja. Pria berkacamata hitam itu menoleh ke arahku dan bertanya padaku, “Nona yang baik hati, terlihat gelisah matamu, namun wajahmu berkata seakan kau ceria sekali hari ini. Apakah yang sebenarnya kau inginkan?”
Aku terdiam sejenak dan berpikir, wahh apakah aku sedang terhipnotis sekarang? Kurasa sepertinya tidak. Kukira pria ini sangat murni dan polos, ternyata warna suara yang kulihat sekarang berubah menjadi abu-abu dan coklat yang artinya dia sedang kebingungan ingin melakukan apa sekarang dan sangat merasa bersalah atas tindakan besar yang baru saja dilakukannya.
Tak lama kemudian aku menyadari bahwa ternyata warna itu sama seperti warna suara malaikat maut yang pernah kutemui saat aku tenggelam 10 tahun lalu, di saat aku menyadarinya, aku langsung bisa mengontrol segala tindakan dan ekspresi wajahku. Aku pun lari dan memasuki toko pastryku itu, namun entah kenapa aku malah keluar ke tempat yang berbeda.
Aku mendengar suara monitor di RS, tapi aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba aku berada di sini. Saat aku berjalan maju sedikit, aku melihat teman sekompleksku yang barusan bilang kalau penyakit lamanya kambuh kembali.
Aku menangis melihatnya terbaring di ranjang RS dengan alat bantu pernapasan, karena 3 tahun lalu dia baru sembuh dari TBC nya dan dia bilang mau jadi penyanyi.
Beberapa saat setelah aku menangis, temanku itu pun sadar dan membuka matanya. Aku pun menyadari itu dan sontak melihat ke arah temanku itu. Temanku juga melihatku dan ia menyentuh tanganku sambil berkata dengan lemas, “Makasih karena sudah menjagaku dan menjadi teman baikku”
Tak lama setelah itu, ia menutup matanya kembali dan di saat itu, aku melihat para dokter melakukan tindakan darurat kepadanya. Setelah beberapa menit, dokter dan perawat bertatap satu sama lain, lalu berkata bahwa temanku itu koma. Aku pun terkejut mendengar berita itu dan tiba-tiba aku melihat diriku sendiri sedang dibawa ke ruangan ICU dengan menggunakan ranjang RS.
Tiba-tiba terlihat suara warna biru muda itu lagi, tapi aku tidak mendengar suaranya dari mana. Saat aku menoleh ke belakang, terlihat seorang pria tadi yang kulindungi sedang berbicara dengan seorang perawat di sana dan warna suara pria itu adalah biru muda.
Saat aku ingin menghampiri pria itu, tiba-tiba aku terbangun dan melihat Ethelia dan Vienna sedang berada di sampingku, menungguku untuk sadar kembali. Namun penglihatanku agak sedikit buram, mungkin karena habis tertimpa lampu besar itu. Tak lama kemudian, mereka pun menoleh ke arahku dan mengelus rambutku.
Dengan wajah khawatir, Ethelia berkata bahwa aku selalu mementingkan orang lain dibandingkan diri sendiri dan menyepelekan hal yang serius akan terjadi.
Aku tahu, biasanya aku kesal sedikit jika mereka sudah mengomeliku dengan begini karena aku tahu apa yang aku lakukan, dan jika itu baik maka aku akan melakukannya. Namun kali ini berbeda, aku melihat warna suaranya yang berwarna biru tua dan lilac bercampur putih yang artinya dia benar-benar sangat khawatir juga sedih dan takut kehilangan diriku.
Aku baru tahu dengan sifat aslinya, ternyata selama ini aku hanya sangka kepada mereka berdua. Mereka sangat peduli dengan nyawaku daripada diriku sendiri.
Aku pun memberitahu mereka semuanya, jika sebuah perusahaan tari balet yang aku lamar minggu lalu menerimaku menjadi ballerinanya dan menyuruhku untuk pergi ke sana besok. Namun sebelum mereka menjawabku, dari raut wajah mereka setelah mendengar berita ini, aku bisa mengatakan bahwa mereka ingin aku tetap di sini dan tidak ke mana-mana sampai aku sembuh total.
Tak lama kemudian, pria yang berumur 25 tahun dan telah kulindungi itu mengunjungi ranjangku. Ia berkaca-kaca dan berterima kasih padaku, lalu ia juga berkata kalau ia telah membayar semua perawatanku di sini.
Aku seketika kaget karena warna suaranya persis biru muda, namun kali ini terdapat sedikit kuning yang artinya dia bersikap tenang dan tidak panik tapi juga dia senang karena bisa menemuiku untuk berterima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments