No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
Lucas sudah berdiri di samping Bunda nya lebih dari setengah jam, dan wanita itu tidak sadar bahwa ada Lucas di sampingnya.
"Oh! Lucas?!" pekik Luciana melirik ke arah Lucas yang terlihat sangat masam menunggu wanita itu sadar.
"Sejak kapan Luca ada di sini?" tanya Luciana langsung mengusap rambut anaknya itu.
"Sejak tiga tahun yang lalu," jawab Lucas jengah.
"Maaf kan Bunda, sayang," jawab Luciana menahan gemas nya, entah mengapa wajah masam Lucas sangat mengemaskan bagi wanita itu.
"Sepertinya Bunda sedang sibuk, aku akan kembali ke kamar ku saja," tungkas Lucas saat melihat Bunda nya sedang sibuk bersama tamu-tamunya.
"Maaf kan Bunda, nanti malam Bunda akan ke tempat Lucas untuk berbicara langsung dengan Lucas," ujar Luciana.
"Tidak perlu, aku akan ke tempat Bunda saat Bunda tidak sibuk," jawab Lucas agak jengkel dengan ucapan Bunda nya seolah-olah wanita itu berkata bahwa Lucas adalah orang sibuk yang harus di temui secara langsung.
"Apa ada masalah?" tanya Luciana mulai khawatir saat melihat wajah Lucas yang sepertinya tidak enak di lihat.
"Tidak," jawab Lucas jengah.
"Eum ... baiklah," jawab Luciana mengerinyit heran dengan sikap Anak nya itu.
"Keluarga sialan," umpat Lucas pelan mulai melangkahkan kakinya meninggalkan sang Bunda.
"Lucas apa yang kau ucapkan?!" tanya Luciana tidak suka, wanita itu mendengar jelas apa yang di ucapkan Anak nya itu.
"Tidak ada," jawab Lucas datar.
"Bunda mendengar nya, apa yang kau ucapkan?!" tanya Luciana kekeh ingin mendengar apa yang di ucapkan Anak nya lagi.
"Tidak ada, berhenti mendesak ku!" jawab Lucas mulai menaikkan nada bicaranya, remaja itu mulai merasa sakit kepala yang sangat dahsyat karena terlalu banyak beraktivitas.
"Bunda tidak mendesak mu!" sahut Luciana menahan tangan Lucas agar anaknya tidak pergi dari sana.
"Jelas-jelas Bunda mendesak ku! Aku bukan bocah usia 5 tahun lagi yang tidak tau bahwa aku sedang di desak!" jawab Lucas menaikkan nada bicaranya, remaja itu mulai merasa jengkel dan kesal entah mengapa tiba-tiba ia merasa emosi nya tidak stabil
"Lucas, kenapa kau membawa-bawa usia mu?" tanya Luciana bingung.
"Apa kamu sedang membahas masalah sebelumnya? Bunda benar-benar tidak bermaksud untuk berkata seperti itu untuk Lucas," lanjut Luciana menghela nafas berat.
Lucas langsung memegang kepalanya yang terasa sangat sakit, "kenapa Bunda tiba-tiba membahas masalah itu?! Itu sudah berlalu sejak lama! Aku hanya merasa jengkel saja hari ini, kenapa Bunda membahas masalah itu lagi?!" tanya Lucas mengertak gigi nya kuat, remaja itu semakin merasa sakit di seluruh kepala nya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Luciana khawatir saat melihat rambut Lucas yang mulai memutih di beberapa bagian.
"Lucas?" panggil Luciana semakin gusar saat merasa tubuh anaknya kembali mendingin.
"Aku baik-baik saja Bunda," jawab Lucas lirih, kepalanya berdenyut seperti akan meledak, bahkan tiba-tiba seluruh tubuhnya terasa sakit bahkan di bagian jantungnya.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Erick saat melihat istri dan anaknya itu nampak sedikit aneh.
"Lucas terlihat aneh," jawab Luciana sembari memeriksa suhu tubuh di bagian tubuh Lucas yang lain.
Erick langsung memeriksa keadaan anaknya itu.
"Baiklah, mari beristirahat sebentar," ajak Erick langsung mengangkat tubuh Lucas lalu menyuruh pelayan untuk menyiapkan sofa di depan tungku api.
"Sakit," ringgis Lucas memejamkan matanya yang terasa seperti akan keluar dari tempatnya.
" .... " Erick hanya diam lalu mendudukkan dirinya ke atas sofa di depan tungku api dengan Lucas dalam pangkuannya.
"Tenang oke? Apa sudah lebih baik?" tanya Erick saat mulai memanaskan area jantung Lucas mengunakan sihir api nya.
"Eum," dehem Lucas pelan, remaja itu mulai merasa kembali membaik saat berada di samping tungku api dan di dekat sihir api milik sang Ayah.
"Apa ada masalah?" tanya Luciana gelisah, beruntung saat Lucas marah-marah tadi wanita itu sudah selesai menyambut tamu.
"Semua baik-baik saja," jawab Erick menatap ke arah Lucas yang kembali terlihat tenang.
Erick dan Luciana tau anak mereka belum sembuh, remaja itu hanya terbangun dari tidurnya bukan berarti sembuh. Healer dan dokter yang menangani Lucas juga berkata bahwa jarang sekali ada yang bangun begitu cepat saat terkena ilusi tidur, penyakit langka yang hanya di alami oleh dua orang di dunia ini dalam satu abad itu, tidak ada obatnya hanya ada kemungkinan bila pasien tidak terselamatkan atau ada seseorang yang bisa menyembuhkan nya.
Luciana ikut duduk di samping Erick, menemani suaminya itu. Dulu saat Lucas mulai tertidur, Luciana dan Erick akan menghangatkan tubuh anak mereka itu di depan tungku api hingga kondisi anak mereka kembali normal.
"Rasanya sangat nostalgia," ujar Luciana menatap api di depannya.
"Hmm," dehem Erick pelan.
"Maaf Bunda," lirih Lucas berusaha meraih tangan sang Bunda.
"Kenapa meminta maaf?" tanya Luciana langsung menggenggam tangan sang Anak.
"Aku sangat nakal, aku juga membentak Bunda tadi, maaf kan aku Bunda," ucap Lucas lirih, Lucas tau ia salah karena telah membentak Bunda nya, hanya saja mood Lucas sedang buruk jadi ia terbawa emosi.
"Bunda tidak marah. Apa tadi Lucas ingin berbicara dengan Bunda?" tanya Luciana lembut sembari mengecup pelan punggung tangan Lucas yang perlahan kembali menghangat.
"Ya, kenapa tidak ada yang memberitahu ku tentang pestanya? Aku merasa tidak di hargai Bunda," jawab Lucas menatap sayu sang Bunda.
"Maaf Lucas, Ayah berniat untuk memberitahukan nya langsung. Namun keadaan Lucas sedang memburuk jadi Ayah pikir, Lucas harus beristirahat dulu, dan saat acara nya tiba Lucas hanya perlu menghadirinya sebentar lalu kembali beristirahat," jawab Erick menghela nafas berat.
Lucas menatap sayu ke arah Ayah nya yang terlihat menyesal.
"Ayah, aku berniat untuk melepaskan gelar bangsawan ku. Apa itu bisa di lakukan sekarang? Aku berniat untuk hidup bebas," ujar Lucas pelan.
Luciana dan Erick tersenyum manis menatap anak mereka itu lekat.
"Tentu saja, tidak boleh. Lucas terlalu berharga untuk bebas," jawab Luciana dan Erick bersamaan.
"Ta— tapi." Lucas berucap lirih berharap di izinkan.
"Mungkin Lucas sedang lelah, beristirahat lah untuk hari ini," jawab Erick sembari mengusap rambut sang anak yang sebagian rambut hitam legam itu memutih, hanya sebagian kecil rambut Lucas memutih.
"Tidak Ayah, aku baik-baik." Lucas berusaha untuk tidak mengalihkan pembicaraan.
"Ayah tau, Lucas sedang lelah. Tidak masalah untuk tidur sebentar," jawab Erick mengecup kening Lucas lembut, berharap Anak nya itu tidak membahas topik sebelumnya.
"Bunda, aku benar-benar tidak lelah. Aku hanya merasa sakit kepala," ujar Lucas berharap orang tuanya mengerti dan mendengarkan permintaan nya lagi.
"Berarti Lulu nya Bunda harus istirahat," jawab Luciana lembut sembari mengusap tangan sang Anak lembut.
"Eum ... baiklah," jawab Lucas yang mulai merasa mengantuk.
"Selamat tidur Lucas," ucap Erick dan Luciana bersamaan.
Lucas langsung memejamkan matanya dan terlelap tidur.
****
Erick merebahkan tubuh Lucas kembali ke kamar remaja tersebut.
"Apa suhu badannya normal?" tanya Luciana takut meninggalkan anaknya itu.
"Ya, suhu tubuh nya kembali normal, healer dan dokter akan tiba sebentar lagi," jawab Erick tersenyum lembut kepada istrinya yang duduk di samping kasur membenarkan selimut yang menutupi tubuh Lucas.
"Syukurlah," jawab Luciana lega sembari mengusap rambut sang Anak yang sangat lembut.
"Kondisi Lulu sudah lebih baik dari sebelumnya," ucap Erick meyakinkan sang istri.
"Hmm," dehem Luciana pelan.
"Aku pikir, aku akan beristirahat dulu sebentar di sini. Apa tidak masalah?" tanya Luciana ragu.
"Tidak masalah, sekalian untuk menemani Lulu," jawab Erick tersenyum tipis melihat sang istri.
Luciana kembali terlihat bisa mengulum kan senyum nya semenjak Anak mereka, Lucas bangun.
"Apa Lucas senang di panggil Lulu lagi?" tanya Luciana menatap wajah tenang Lucas yang sudah terlelap tidur.
"Tentu saja," jawab Erick menjeda kalimatnya, "istirahat kamu sudah cukup lelah, tetap jaga kesehatan mu. Tamu akan di sambut oleh Diana dan Amira," lanjut Erick menghela nafas pasrah menatap sang istri yang masih tenggelam dalam rasa bersalahnya. Jelas-jelas Luciana tidak bersalah karena Lucas tertidur bukan karena wanita tersebut.
[TBC]