Kirana alexa Larasati , seorang gadis cool , manis , dingin berusia 25 tahun tak sengaja mengalami kecelakaan saat akan pergi liburan . mobilnya menabrak sebuah pembatas jalan
ding. tuan rumah 0 poin . segera jalankan misi untuk mendapat poin.
"ughhhh kepalaku,"
kiara terbangun disebuah ranjang UKS
" hah suara apa itu?"
" aku adalah sistem utama 010. dan kamu adalah tuan rumah. segera selesaikan misi sebelum sistem hancur."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Anggora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita dari Masa Depan
David kembali keruang tengah bergabung bersama dengan Jacob dan anak buahnya. Wajahnya kuyu sedikit merah dan sembab. Raut wajahnya juga lesu, tak terlihat aura sombong dan angkuh seperti biasa. Entah kemana hilangnya semua kesombongan pria itu.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Jacob setelah melihat David duduk didepannya.
"bukan urusanmu!" David mengkode anak buahnya agar pergi dari sana.
Para anak buahnya bangkit , mengerti kode mata yang tersirat dari bosnya itu.
"Tunggu!" cegah Jacob yang seketika menghentikan langkah dari David.
"Apa yang kau ingin tahu dari Nona Elisa?"
"Bukan apa apa."
Jacob berjalan melangkah mendekati David dan menepuk bahunya.
"Benarkah? Aku tahu kau bohong, Sobat! Katakan saja padaku semuanya, apa yang harus kulakukan untukmu sekarang?"
Hening. David masih bungkam.
"Hmm.. Apa aku perlu mencelakai lagi orang demi melindungi Nona Eliz?"
"Tidak perlu! Aku akan mengurus putriku dengan caraku. Jangan lakukan apapun, biar aku yang menghukumnya."
Jacob tertawa kecil lalu mengangguk.
"baiklah, tapi lain kali , aku tak sudi menutupi kebusukan putrimu lagi. Tanganku yang bersih jadi ikut kotor terkena dosamu!"
" Cih, nyatanya kau tetap saja menerima uang kotor dariku. Dasar Penjilat!"
David pergi meninggalkan Jacob yang tertawa terbahak bahak disana. ketukan suara sepatu perlahan mengecil lalu hilang di pintu.
Tawa lebar Jacob memudar dan hilang. Matanya berkilat kilat melihat kepergian David and the genk.
"Apalagi yang direncanakan oleh David kali ini? Apakah tidak cukup dia menyeret orang orang tak bersalah demi memuaskan fantasi liarnya?"
FlashBack...
Disuatu hari, David tengah melakukan percobaan membuat portal waktu. Ia bersama dengan ilmuan ilmuan kepercayaannya melakukan uji coba tepat diruang bawah tanah, ruang rahasia rumahnya.
Karena tak ingin mendapatkan atensi publik, David membayar Jacob agar melakukan penjagaan disekitar rumahnya.
Jacob mau mau saja melakukan itu. Ia yang bosan dengan kemiskinan akhirnya membelot dan menuruti setiap perintah David. Lagi lagi, uang mampu membungkam rahasia, membelotkan kepercayaan .
Masih teringat jelas saat David memasukan Jacob ke departemen kepolisian, saat itu, David menjadikan Jacob sebagai pion penting serta kartu As-nya.
Segala rahasia dan kebusukan David terbungkam rapi dimulut Jacob. Ia tak pernah berniat berkicau sekalipun karena uang David membungkam segalanya.
Duar.
Duarrrrrr.
Suara ledakan besar terdengar dari arah lab rahasia David. Dengan cepat Jacob beserta anak buah kepercayaannya datang berlari ketempat.
Betapa terkejutnya mereka saat melihat Lab telah hancur berantakan. Dua ilmuan berpakaian putih tergeletak dilantai tanpa keramik itu.
Sedangkan David yang terdorong hingga ketembok bersandar dengan keadaan tak lebih baik. Mereka mengkhawatirkan. Luka luka akibat botol kaca yang pecah menancap dibeberapa bagian. Baju mereka berantakan compang camping karena efek ledakan besar.
Jacob dan David terhenyak saat melihat Portal yang mereka buat kembali tertutup sempurna. Perlahan portal yang menghisap semua barang itu mengecil lalu hilang entah kemana.
David jelas syok melihatnya. Ia berpikir jika ia kembali gagal membuat dimensi waktu.
Percobaan gagal. Dua ilmuan David tewas ditempat. Akhirnya David menutup uji cobanya dan bersumpah takan lagi membuka akses ruang bawah tanah untuk selamanya.
***
Mobil Avanza putih melesat membelah jalanan ibu kota. Didalamnya, David bersama dengan anak buahnya yang telah ditanami chip rahasia, sedang mengarah ketempat Kevin. David mendapat laporan jika Alexa tengah sendirian disana. Ia seolah mendapatkan kesempatan besar karena bisa dengan mudahnya menyusup kerumah itu.
Jari tangannya mengetuk ngetuk ponsel ditangan, bingung , cemas , dan ragu menelusup dihati. Ragu dam bimbang dengan rencana yang terpikir diotaknya.
"Elisa... Apa alasanmu melibatkan wanita itu dalam masalah ini?"
Setelah lama berkendara, mobil pun sampai dipekarangan rumah Kevin.
Ia melihat jam dipergelangan tangannya, lalu meraih ponselnya yang berdering.
"Hallo, apa yang kau temukan?"
(Maaf Tuan D, saya menemukan bukti baru di rumah Nona Elisa. Ada ruangan rahasia dibawah kamarnya. Namun saya tak bisa masuk kesana. Apa mungkin didalamnya ada banyak rahasia?)
ujar suara Tian, anak buahnya yang sedang menyelidiki rumah Elisa.
David mengangguk mengerti. Sepertinya ia mulai mencerna sesuatu disana.
(ah iya Tuan, ditemukan juga botol mineral kosong yang ada ditempat sampah , mencurigakan sekali.)
"Apa itu bekas kejahatan Eliz?" pikir David.
"simpan saja semuanya. Aku akan kesana."
(kapan Tuan? Apa perlu saya tunggu?)
"Iya , tunggu saja. Aku akan membawa saksi kunci atas masalah ini. Aku yakin ia tahu segala kerumitan ini."
(maksud Tuan apa?) Tian benar benar tak tahu menahu mengenai Alexa. Ia hanya diperintahkan untuk menyelidiki tempat itu atas kematian Nona Elisa.
"Nanti kau akan tahu sendiri." balas David dibarengi senyuman khasnya.
David menekan tombol merah lalu panggilan pun berhenti. Sesaat ia terduduk sambil menautkan jari jari kedua tangannya.
"Elisa , kematianmu akibat Eliz masih menjadi tanda tanya besar, dan kehadiran Alexa yang begitu mirip denganmu membuat misteri ini semakin sulit terungkap. Apa jangan jangan Alexa terpanggil kemasa ini akibat percobaan portal waktuku?"
"Jika benar begitu, artinya percobaanku berhasil! Tidak sia sia aku kehilangan dua ilmuan jenius jika akhirnya percobaan ini sukses besar, hahaha...."
Para anak buah David merinding melihat perubahan emosi David dari lesu lemah menjadi tertawa bersemangat. Meski bukan kali pertama, tetap saja mereka was was juga. Perangai David yang kejam dan tak bisa diprediksi Badan Cuaca menjadi alasan utamanya.
Ia tak.jauh berbeda dengan Eliz. Suka melenyapkan nyawa orang sesuka hatinya.
Ponsel David kembali berdering. Layarnya menampilkan nama "Estella " . David segera meraih ponsel dan mengangkat telpon dari wanita sekaligus kekasihnya itu.
"Hallo, Ella, ada apa hm?"
(Tuan D, tolong aku! Aku ada dihutan asing. Kakiku lemas dan sakit terus berjalan berhari hari. Sepertinya aku tersesat.)
Rengek Estella dari seberang sana.
"Baiklah, anak buahku akan kesana. Pastikan kamu menyalakan signal rahasia agar bisa dilacak dengan cepat,"
(Cepatlah Tuan D, banyak hewan buas disini. Aku takut sekali)
"iya tenanglah. "
Setelah panggilan berhenti, David menyuruh anak buahnya untuk mencari signal rahasia dari Estella. Akhirnya 4 anak buahnya pergi dengan mobil, sedangkan David dan anak buah yang tersisa turun dihalaman .
"Pastikan kalian membawa Estella dalam keadaan selamat, jika tidak, maka nyawa kalian taruhannya, paham?!"
David melotot tajam kearah mereka. Mereka mengangguk dan menjawab terbata bata, "p-paham , Tuan!"
"Good boy!"
Mobil pun pergi dari halaman setelah berhasil menemukan signal rahasia yang memancar dari kalung Estella. Kalung itu merupakan GPS salah satu dari alat canggih dari David. Dengan ide brilian dan sedikit liar, ia mampu memasukan fitur GPS dalam kalung sekecil biji timun itu.
Fungsi lainnya adalah sebagai smartphone juga. Barusan saja, Estella menelpon menggunakan kalung itu karena kemarin Lian dan anak buahnya merusakan ponsel miliknya . Mungkin bermaksud agar ia tak bisa menghubungi siapapun.
"Mari kita temui wanita dari masa depan itu... Kita cari informasi sebanyak banyaknya, kalau perlu aku akan menyekapnya dan mempelajari informasi dari otaknya, siapa tahu aku mendapat ide untuk menciptakan alat canggih baru, hahaha...."