NovelToon NovelToon
Kos-kosan Sus Banget!

Kos-kosan Sus Banget!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: DancingCorn

Fandi, seorang mahasiswa jurusan bisnis, memiliki kemampuan yang tak biasa—dia bisa melihat hantu. Sejak kecil, dia sudah terbiasa dengan penampakan makhluk-makhluk gaib: rambut acak-acakan, lidah panjang, melayang, atau bahkan melompat-lompat. Namun, meskipun terbiasa, dia memiliki ketakutan yang dalam.

BENAR! DIA TAKUT.

Karena itu, dia mulai menutup matanya dan berusaha mengabaikan keberadaan mereka.
Untungnya mereka dengan cepat mengabaikannya dan memperlakukannya seperti manusia biasa lainnya.

Namun, kehidupan Fandi berubah drastis setelah ayahnya mengumumkan bahwa keluarga mereka mengalami kegagalan panen dan berbagai masalah keuangan lainnya. Keadaan ekonomi keluarga menurun drastis, dan Fandi terpaksa pindah ke kos-kosan yang lebih murah setelah kontrak kos sebelumnya habis.

Di sinilah kehidupannya mulai berubah.

Tanpa sepengetahuan Fandi, kos yang dia pilih ternyata dihuni oleh berbagai hantu—hantu yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga sangat konyol dan aneh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DancingCorn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 : Rairo, Monster Dua Wajah

Fandi menepuk kepala Momo dengan lembut. Makhluk itu adalah Rairo, monster yang namanya berasal dari kata 'Rai Loro,' yang berarti dua wajah. Sesuai namanya, Rairo memiliki dua wujud. Di air, dia menyerupai ikan berkaki empat, sedangkan di daratan, dia tampak seperti beruang kutub.

Fandi menemukannya saat masih bayi. Saat itu, Rairo menganggapnya sebagai ibu. Karena bentuknya yang menggemaskan saat kecil, Fandi menerimanya dan menamainya Momo. Mereka sering berkelana bersama. Berburu, mencuri, bahkan menakut-nakuti orang dan hantu. Hari-hari yang indah.

Namun, orang yang disinggung Fandi menjadi lebih banyak dan lebih berkuasa. Fandi tidak bisa mengambil resiko tentang hidupnya sehingga dia berhenti masuk ke dunia gaib selama beberapa bulan.

Setelah itu, dia mulai melupakan dunia gaib dan berpura-pura hidup normal.

Namun sebelum dia masuk SMA, Fandi tiba-tiba mengingat Momo saat melihat seekor anjing dengan bulu putih dalam suatu perjalanan.

Fandi berpikir untuk membawa Momo ke dunia nyata. Namun, dia mendapati Momo tidak ada di tempat biasa mereka berkumpul. Saat itu Fandi marah, dia membuat sebuah kerajaan gaib hampir menghilang.

Jika bukan karena dia bertemu Blue dan mengingat pesan kakeknya, Fandi mungkin telah membuat dosa besar.

Blue mengatakan kalau Momo adalah Rairo. Rairo merupakan monster dengan perkembangan yang cepat. Kemungkinan besar, Rairo yang dikenal Fandi masih hidup dan berkembang.

Saat itu, Fandi sempat mengira kalau Momo telah mati, apalagi saat itu Momo masih terbilang cukup muda dan sangat lemah. Mendengar alasan Blue yang masuk akal, akhirnya Fandi berhenti.

Sekarang, sepertinya Blue benar. Siapa sangka Momo akan menjadi sangat kuat dan luar biasa sekarang. Momo sudah sebesar gedung lima lantai. Bulunya juga terasa tebal dan hangat di tangannya. Fandi membelainya dengan penuh perhatian. Momo juga mendekatkan dirinya, merasakan perhatian Fandi padanya.

"Ayo, Momo. Kita pergi."

Momo menggeram pelan, matanya berbinar senang sebelum menundukkan tubuhnya. Dia seperti sudah lama tidak mendengar kalimat itu. Melihat makhluk mistis yang sangat patuh dihadapannya, Fandi menggeleng tidak berdaya. Tapi dengan gerakan lincah, Fandi melompat ke punggung Momo.

Alya yang berdiri di dekat Fandi hanya bisa menganga. Dia tidak menyadari sentimen yang muncul diantara Fandi dan Momo. Dia bertanya dengan bingung. "Tunggu, pergi? Maksud Mas Fandi kita benar-benar akan naik monster ini kembali ke istana itu?! Nggak, nggak. Gue belum siap mental!"

Fandi hanya tertawa, lalu mengulurkan tangan ke arahnya. "Ayolah naik. Gue jamin nggak akan ada apa-apa."

"Nggak, terima kasih!" Alya mundur selangkah, wajahnya penuh keraguan. "Gue lebih suka jalan kaki—"

Namun, sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Momo menggeram pelan dan, dengan satu gerakan cepat, dia menyambar Alya dengan cakarnya yang besar lalu melempar Alya ke punggungnya.

"Aaaaakh!" Alya berusaha mengatur keseimbangan dengan wajah panik, tangannya secara refleks mencengkeram bulu tebal Momo.

Fandi tertawa. "Momo masih sama saja. Dasar tidak sabaran." Kata Fandi sambil menepuk bulu Momo pelan. Tapi Momo seperti merasakan sentuhan Fandi. Dia menggeram senang.

Alya mendelik kesal ke arah Fandi yang bercanda dengan Momo, tapi tangannya tetap menggenggam bulu lebat Momo, jari-jarinya perlahan bergerak, merasakan teksturnya. Diam-diam, dia mengelus bulu lembut itu, ekspresi tegangnya sedikit melunak.

Fandi yang melihatnya hanya menyeringai. "Heh, gue tahu. Nggak ada cewek yang bisa menolak makhluk lucu seperti Momo."

Alya buru-buru menarik tangannya, wajahnya sedikit memerah. "Gue... gue cuma memastikan bulunya tidak rontok kalau aku berpegangan nanti."

Fandi terkekeh, tapi tidak berkata apa-apa lagi. Dengan lompatan besar, Momo melesat menuju istana Baswara.

—————

Fandi menikmati udara malam sambil mengusap kepala Momo. Angin sejuk berhembus, tapi pikirannya masih dipenuhi dengan perintah Baswara.

Menjinakkan Momo? Itu terdengar konyol. Meskipun Momo yang dulu lemah, masih sulit bagi beberapa Hantu untuk menjinakkannya. Apalagi dengan Fandi yang melindunginya.

Sekarang, membuat Momo sebagai peliharaan. Fandi takut Baswara mungkin sedang bermimpi.

Selain itu, Momo adalah temannya. Dia tidak akan pernah membuat temannya menderita.

Ya, Fandi tidak pernah percaya pada kata-kata Baswara sejak awal. Dia merasa bahwa niat Baswara menjinakkan Momo adalah untuk keuntungan. Bukan sebagai hewan yang akan di sayangi, namun menjadi sebuah alat yang berguna untuk Baswara, atau mungkin kerajaannya.

Saat mereka mendekati kawasan istana, suasana tenang langsung berubah. Beberapa penjaga yang berjaga di gerbang utama membelalakkan mata, lalu buru-buru bersiaga.

“Monster!” seru salah satu penjaga.

“Bagian depan, angkat perisai kalian, bersiap dengan tombak! Bagian belakang pemanah, siap menembak.” pemimpin komando memerintahkan dengan nada tegas.

Beberapa prajurit mengangkat senjata mereka,

"Unit sihir, bersiap melemparkan mantra." Prajurit dengan jubah mulai merapal mantra. Kilatan cahaya dari sihir yang disiapkan menciptakan bayangan menari di dinding istana.

"Berhenti di sana!!" bentak salah satu komando, meskipun terlihat bahwa dia gugup dan takut, dia masih berdiri tanpa gentar. Berteriak keras menutupi kegugupannya saat melihat Momo melangkah mendekat.

Momo menggeram tidak senang. Fandi mendesah, lalu menepuk leher Momo pelan. “Tenang, mereka cuma panik.”

Momo hanya menggeram pelan, ekornya yang besar berayun malas. Bahkan jika mereka mencoba melawannya, mereka tidak akan berhasil. Momo hanya tidak menyukai sikap mereka pada Fandi.

Fandi kemudian mengangkat satu tangan, berusaha menenangkan situasi. "Santai, santai! Ini aku, Fandi!" Dia menepuk leher Momo lembut.

Telinga Momo bergerak-gerak, dan dia diam di tempat. Para penjaga masih tampak tegang, meskipun mereka telah diberitahu oleh Baswara sebelumnya. Beberapa menatap Momo dengan waspada, tetap sulit percaya bahwa makhluk liar ini bisa dikendalikan.

Langkah santai terdengar dari dalam istana. Baswara muncul dengan aura tenangnya yang khas, namun sorot matanya tajam, penuh ketertarikan. Tatapannya langsung tertuju pada Fandi yang duduk santai di atas punggung Momo, sementara Alya masih berusaha menenangkan napas setelah perjalanan yang cukup mendebarkan.

"Kau benar-benar membawa monster itu... dalam keadaan jinak?" Baswara bersuara pelan, tapi jelas terdengar nada keterkejutannya.

Fandi tersenyum, menepuk kepala Momo. "Tentu, apa ini dianggap sukses?"

Baswara tidak langsung menjawab. Dia menatap Momo dengan penuh pertimbangan, lalu kembali menatap Fandi. Ada kilatan licik di matanya yang tidak bisa disembunyikan.

Menarik.

Bocah ini tidak hanya berhasil menemukan, tetapi juga membawa kembali seekor Rairo dalam keadaan patuh. Tidak ada yang tahu bagaimana dia melakukannya, tapi satu hal yang pasti—kemampuan seperti ini terlalu berharga untuk dibiarkan begitu saja.

Fandi sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda kedekatan emosional dengan Momo. Dia hanya terlihat seperti seseorang yang berhasil menyelesaikan tugasnya. Tapi Baswara bukan orang bodoh. Fandi pasti memiliki sesuatu untuk menjinakkan monster itu.

Senyum kecil muncul di sudut bibirnya.

"Lebih dari sekadar sukses," katanya akhirnya. "Kau benar-benar punya bakat, Fandi."

Fandi hanya mengangkat bahu, pura-pura tidak peduli. "Bakat atau bukan, yang penting tugasnya beres, kan?"

Baswara tertawa pelan, tapi pikirannya sudah berputar.

Seorang manusia yang bisa menjinakkan makhluk seperti ini... Belum lagi kemampuannya untuk memburu dan menaklukkan hantu. Dia tidak boleh melepaskannya begitu saja. Tapi dia harus mengendalikan bocah ini, atau Fandi akan menjadi pedang bermata dua untuknya.

Sebuah ide mulai terbentuk di benaknya.

Sepertinya, dia bisa menggunakan cara untuk membuat Fandi tetap tinggal di dunia gaib. Berada di bawah kekuasaannya dan bisa dikendalikan.

Sementara itu, Fandi tetap bersikap santai, tidak menyadari bahwa malam ini dia baru saja menarik perhatian orang yang salah.

"Yah, aku harus berterima kasih. Kau telah membawa hadiah luar biasa untuk istriku," ujar Baswara dengan senyum penuh arti.

Momo langsung menggeram pelan, bulunya sedikit mengembang.

Fandi menepuk kepala Momo, menenangkannya. "Suatu kehormatan," katanya santai, lalu melompat turun dari punggung Momo. Saat kakinya menyentuh tanah, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Momo dan berbisik pelan, nyaris tak terdengar.

"Tinggal sebentar. Begitu aku pergi, larilah."

Mata Momo berkilat.

Menipu. Mereka pernah melakukan ini sebelumnya.

Seolah memahami perannya dalam permainan ini, Momo kembali tenang, berdiri diam seperti makhluk jinak tanpa niat melawan.

Sementara itu, Baswara menghela napas, menatap Fandi dengan ekspresi seolah-olah hendak menyampaikan sesuatu yang penting.

"Fandi," katanya dengan suara lebih lembut dari sebelumnya. "Sejujurnya, kau tidak melakukan kesalahan apa pun. Bahkan, kau telah menyelamatkan istriku..."

Dia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya menggantung di udara, seolah ingin melihat bagaimana Fandi akan merespons.

1
Krisna Adhi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Krisna Adhi
novel ini berbeda , seperti larut dalam ceritanya , emosi ,haru campur jadi satu , good job thor /CoolGuy//Casual//Casual/
Krisna Adhi
aih aih /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Krisna Adhi
/Facepalm/
Husein
mohon maaf lahir dan batin jg kak oThor.....
maaf jika selama ini ada komen aku yg ga berkenan 🙏🙏🙏

cerita dr kak oThor bagus banget, cuma belom sempet buat baca kisah yg lain🙏🙏🙏 so sorry
Husein
sepertinya sdh tdk ada kak...
eh mbak parti kmrn udh belom ya, sama.yg dia berubah punya sayap hitam 🤔...
DancingCorn: udah kok. Si Parti kan Parto 😂
cuma bentuk perubahannya aja...
total 1 replies
Husein
🤭 udah kek setendap komedi... segala kucing kena roasting
Husein
😀😀 hantu aja punya jodoh....
Fandy dan yg lainnya msh jomblo, emang sengaja ga dibuatin jodohnya ya kak oThor?
Husein: sapa tau kak oThor ada yg pengin kek Jayden dan Mina, minta dicarikan jodohnya 😀😀....

tp sebaiknya ga usah lah, takutnya nanti ngerusak cerita 🤗

ngikut alurnya kak oThor aja deh😀👍👍
DancingCorn: 🤣🤣🤣
Yah, lagipula ini bukan genre romance 🤭🤭
total 2 replies
Husein
gpp kak oThor... biar sedikit bisa ngobatin kangen ke Fandy dkk,😍
netizen nyinyir
duhhh thorrrr kirain mau tamat, btw cepat sembuh thorrr
Husein
lekas sembuh kak🤗
kutunggu sll lanjutan ceritanya 😍🙏🙏
Husein
ceritanya amazing 😍
Husein
apakah dugaanku benar? ato tidak?
pemilik kos biasanya menyimpan rahasia yg tak terduga... apa iya Bu Asti bukan mnausia?
Husein
oh no, tyt lbh rumit dr yg dibayangkan...
sosok ini berhubungan dg kehadiran dek Anis jg tayangga ...
siapakah sosok itu? apakah musuh Fandy dr dunia goib?
Husein
wahh ...up nya banyakkk 😍😍😍

maaci kak oThor
Husein
lagi kak oThor... lanjut
Husein
good job Jayden 👍👍
Husein
😀 kebayang ga tuh, natap mata Kunti... 5 detik...
normal nya liat Kunti ga sampai sedetik udh pingsan ato ga kabur duluan 😀 sereeemmm
tp Krn Arif gengnya Fandy jd beda
Husein
baru tau, ngobrol sama hantu bs seasik ini, kagak ada takut-takut nya... padahal selain Fandy, mereka bukan indigo kan ya
Husein: iya jg ya... jd terbiasa...
takutnya kan tiba-tiba si hantu menunjukkan sisi gelap, ato justru balik membahayakan..
tp tak ala, ada Fandy 😁 yg ditakuti d dunia gaib👍
DancingCorn: yaa, mau bagaimana lagi
Karena terlalu sering terpapar hal-hal mistis dan ketemu pak Kromo, Mbak Lili, Dek Anis dan Parto juga, bawaannya jadi biasa sama hantu lain.
ini juga, awalnya Fandi dan Parto masih waspada kok
total 2 replies
Husein
makasih kak, udah luangin waktu buat lanjutin ceritanya di sela kesibukan dunia nyata🙏
sehat-sehat ya kak,🤗

selama ini taunya Kunti itu mm perempuan, dan ada yg bilang ga punya muka...
selama ini jg taunya cuma Kunti bjau putih sama Kunti merah...
DancingCorn: terimakasih atas dukungannya (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)..

Iya, kan. tapi Kunti laki memang ada lho 🤫
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!