BENIH TERTINGGAL Season 2

Celine yang melihat keponakanya langsung berdiri menyambut Ethan dengan sebuah pelukan dan ciuman, bahkan Ethan langsung meminta turun dari gendongan sang ayah.

"Hay, son. Kita bertemu lagi. Bagaimana keadaan mu." Celine mengajukan pertanyaan sambil mencolek hidung Ethan membuat anak itu tertawa.

"Baik bibik, kata ayah aku sudah sehat. Tapi aku tidak boleh kelelahan." Jawabnya dengan suara yang bening.

"Ya itu bagus, selama kamu di sini bibik yang akan selalu mengawasi mu, oke!"

Ethan mengangguk mantap.

Noel menarik tangan Maureen membuat wanita itu tersentak, apalagi sekarang didepanya berdiri tiga orang yang membuatnya merasa takut.

"Noel, siapa mereka?" Tanya Elara sambil mengamati wajah Ethan dan putranya bergantian.

Sebenarnya hanya melihat kemiripan wajah keduanya saja Elara bisa menebak, tapi rasanya kok dia nggak percaya, jika putranya seperti kaset dimasa lalunya dan sepetinya ini lebih parah.

"Ayah ibu, perkenalkan Maureen dan Ethan, mereka-"

Noel menatap Maureen yang hanya menunduk, sedangkan Ethan tersenyum membuat Elara tak sabar untuk menyentuh wajah tampan anak itu.

"Siapa nama mu sayang?" Tanya Elara dengan tatapan kasih sayang tubuhnya berjongkok didepan Ethan, meskipun pertama kali bertemu tapi hatinya tidak bisa berbohong ia langsung menyukai anak laki-laki ini.

"Ethan- em aku harus memanggil Nyonya apa?" Katanya dengan tatapan polos.

Noah masih mengamati dengan pandanganya yang tajam, sejak tadi Noel tidak berani menatap ayahnya yang seperti menargetkan dirinya untuk di mangsa, mengerikan sekali. batin Noel.

"Hm, panggil grandma," Ucap Elara dengan tatapan hangat.

Ethan mengangguk, "Namaku Ethan grandma, dan itu ibuku yang sangat aku cintai." Ethan menujuk Maureen dengan tatapan matanya dan senyum mengambang.

Perkataan Ethan jelas membuat Maureen merasa terharu, hatinya tiba-tiba terasa sesak. Selama ini ia berusaha membuat kehidupan Ethan sebaik mungkin seorang diri.

"Anak yang baik, kalau begitu sapa grandpa mu itu, dia suami grandma." Elara menujuk Noah yang berdiri dengan kedua tangan ia masukkan kesaku celana.

Mendengar namanya disebut Noah yang tadinya masih menatap tajam Noel kini tatapannya pindah pada sosok anak kecil versi Noel saset.

"Hay son," Sapa Noah dengan senyum hangat.

Noel mencebikkan bibirnya, tatapan tajam tadi berubah secepat kilat dengan tatapan hangat saat menyapa putranya.

"Apa aku harus menjadi anak-anak terus agar tidak pernah mendapat tatapan tajam seperti itu." Gumamnya dalam hati.

Jika Ethan asik dengan grandpanya, lain dengan Maureen yang tubuhnya bergetar saat Elara ibu dari Noel berdiri didepannya.

"Siapa namamu?" Tanya Elara sambil menyentuh tangan Maureen yang sejak tadi di genggam oleh Noel.

Noel mendelikkan matanya, saat tiba-tiba genggaman tangannya terasa kosong.

"M-maureen Nyonya." Gumamnya dengan suara kecil dan bergetar, bahkan Maureen tidak berani hanya sekedar mengangkat kepalanya.

Melihat Maureen yang menunduk membuat Elara tersenyum, wanita ini sama persis seperti dirinya masih muda dulu.

"Angkat wajahmu, wanita yang masuk dalam kelurga Jhonson pantang menundukkan kepala saat berbicara."

Mendengar seperti itu, jelas semakin membuat tubuh Maureen bergetar, namun ia berusaha untuk mengangkat kepalanya dan kini tatapannya bertemu dengan wajah cantik yang memiliki warna bola mata biru yang sangat Indah.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tapi kehadiran sosok anak seperti Ethan membuat ku tahu, jadi apakah putraku melakukan kesalahan sehingga menghadirkan Ethan di dunia ini?"

Pertanyaan Elara membuat Maureen tidak langsung menjawabnya.

Ethan sudah dibawa oleh Celine dan Carlos, kini diruangan itu hanya ada mereka berempat yang suasana disekitarnya terasa begitu mencekam bagi Maureen.

"Ayah ibu, aku bisa-"

Bugh

"Dasar pria baji*ngan!!"

*

*

Waduh!!