NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

"Sudah Kak jangan buat aku yang terlihat sangat egois dan bersalah disini. Jujur aku belum bisa melupakan pengkhianatan yang kalian lakukan" Batin Kania.

Kania berjalan ke dalam, melihat seluruh ruangan di sana. Ia lebih memilih mengacuhkan Alam. Bukan maksud Kania tidak peduli dengan Alam yang sedang menangisi hubungannya dengan Kania. Tapi Kania tidak ingin membuat Alam malu jika Kania tau pria itu sedang menangis.

"Mau lihat ke atas Dek?" Alam sudah berada di samping Kania dengan senyumannya yang terlihat sangat miris bagi Kania.

"Boleh" Kania melangkahkan kakinya menaiki tangga mengikuti Alam yang berada di depannya.

"Ternyata kamu memilih berpura-pura Kak?" Batin Kania dengan terus memandangi punggung yang dulu sangat disukainya itu.

"Kalau kamu nggak mau rumah ini juga nggak papa Dek, kita lihat-lihat aja ya? Selama enam bulan nanti Kakak ikut di manapun kamu tinggal kok. Yang penting kamu nyaman" Alam lagi-lagi mengusap kepala Kania dengan lembut.

"Eh udah nggak enam bulan lagi dong, kan ini udah hampir satu bulan. Berarti lima bulanan lah" Lanjut Alam mengedikkan bahunya lalu berjalan menyusuri kamar demi kamar di lantai atas rumah baru itu.

Kania berhenti pada satu ruangan. Sebuah ruangan yang tidak besar, tapi yang menarik perhatian Kania adalah desain dari ruangan itu yang terlihat sangat ceria dengan warna biru cerah dan gambar-gambar kartun yang lucu di dindingnya.

Kania memegang dadanya. Ada sesuatu yang menyerang hatinya, tapi Kania tidak tau rasa apa itu.

"Dek!!"

Alam baru sadar jika Kania tidak ada di belakangnya.

"Sedang apa di sini Dek? Ayo kita lihat yang lain saja!!"

Alam menarik Kania keluar dari ruangan itu, dan dengan buru-buru Alam menutup pintunya. Alam seolah tidak ingin Kania melihat lebih jauh ke dalam ruangan itu.

"Kenapa memangnya?" Tanya Kania heran.

"Tidak papa, itu tidak penting!!" Jawab Alam dengan wajah sendunya.

Kania mengikuti Alam yang terus menuntunnya menjauh dari ruangan yang bisa di sebut kamar anak itu. Tatapan Kania tak lepas dari wajah tampan milik Alam yang terlihat gugup dan aneh.

"Ini ruangan apa?" Tanya Kania karena Alam tidak menunjukkan padanya, karena Alam menuntun Kania melewati ruangan itu.

"Bukan apa-apa!! Kita lihat yang lain saja ya?" Alam berusaha menutupi pintu itu agat tidak dibuka oleh Kania.

"Aku mau lihat!!" Kania mencoba menyingkirkan tubuh tinggi milik Alam itu.

"Ini bukan apa-apa Dek, kita lihat ke taman di bawah aja yuk!!"

Alam menarik tangan Kania untuk menjauh dari ruangan itu. Tapi dengan secepat kilat Kania menghentakkan tangannya hingga genggaman Alam terlepas.

"Aku mau lihat!!" Kekeh Kania.

"Tidak usah Dek, tidak penting. Hanya ruangan yang belum jadi!!"

Alam berdiri di depan pintu itu. Tapi justru hal itu yang semakin membuat Kania semakin penasaran dengan apa yang Alam sembunyikan di ruangan itu.

"Minggir nggak!!" Kania menatap Alam dengan tajam sehingga membuat Alam sedikit demi sedikit menyingkir dari pintu itu.

Tanpa menunggu lama lagi Kania membuka pintu itu dengan cepat.

CEKLEK..

DEG..

Hal yang pertama kali Kania lihat adalah sebuah foto dengan ukuran sangat besar terpasang di atas tempat tidur yang langsung menghadap ke pintu.

Yang membuat kania semakin tidak percaya dengan apa yang ia lihat adalah seseorang di dalan foto itu yang ternyata dirinya sendiri.

"Dek itu, Kakak anu.. sebenarnya itu" Alam terdengar gelagapan setelah melihat tatapan dengan penuh tanda tanya dari Kania.

"Ini kamar kita?" Tanya Kania tanpa melihat Alam yabg terkejut dengan pertanyaan Kania.

"Iy iya, rencananya Kakak membuat kamar ini untuk kita Dek. Tapi kamu tidak usah pikirkan tentang ini ya? Ayo kita pulang saja!!" Alam meraih tangan Kania, mencoba membawanya keluar dari kamar yang sengaja di tata seindah mungkin oleh Alam.

Kania tak menghiraukan Alam, dia justru menarik tangan Alam yang menggenggamnya menyusuri kamar itu.

Tangan satunya yang terkulai bebas menyentuh satu demi satu hiasan-hiasan yang tertata rapi di atas kabinet dengan telunjuknya. Menatap dengan kagum barang-barang indah itu.

"Seingatku aku tidak pernah punya foto itu" Kania menatap foto yang tadi sempat mencuri perhatiannya pertama kali masuk ke dalam kamar itu.

Foto wajah Kania sebatas bahu sedang menengadahkan kepalnya dengan mata yang terpejam menikmati hembusan angin di sore hari. Hal itu terlihat dari rambut Kania yang tampak tertiup angin dengan cahaya matahari berwarna jingga memantul di wajah Kania.

"Itu Kakak yang ambil waktu kita jalan-jalan ke pantai dulu. Ingat kan??" Senyum Alam melihat wajah cantik Kania di foto itu.

"Iya ingat kok, waktu itu kamu hanya membelikan Kak Dania kelapa muda kan?? Sedangkan aku juga kehausan saat itu" Jawab Kania dengan senyum miris mengingat dirinya di masa itu.

"Maaf Dek" Lagi-lagi hanya kata itu yang bisa Alam ucapkan. Alam semakin sadar betapa banyaknya dia menyakiti Kania pada waktu itu.

"Tak masalah, itu hanya masa lalu. Lupakan saja!!" Kania pergi meninggalkan kamar itu.

"Tunggu Dek!! Kamu mau kemana?" Alam mengikuti Kania yang terus berjalan menuruni tangga.

"Katanya mau ke rumah Mama setelah menginap di rumah Bunda?" Kania berbalik pada Alam.

"Oh iya lupa, ya udah kita jalan. Mau makan siang dulu atau makan di rumah Mama saja?" Tanya Alam sambil mengunci pintu rumahnya itu.

"Di rumah Mama aja, aku udah kangen masakan Mama"

"Ya udah ayo!!" Alam membukakan pintu mobil untuk istrinya itu.

Mobil sudah melaju beberapa menit yang lalu, menyusuri jalan yang sudah sangat Alam hafal.

"Rumah sebesar dan sebagus itu pasti butuh biaya yang nggak sedikit kan??" Suara Kania yang tiba-tiba sempat membuat Alam tidak konsentrasi saat mengemudikan mobilnya.

"Kakak punya sedikit tabungan Kok Dek, lagian siapa sih yang nggak mau punya rumah masa depan. Mau berapapun biayanya asal itu rumah impian pasti akan di keluarkan"

"Emang dulu udah yakin kalau aku bakalan kembali ke sini terus nikah sama kamu, sampai-sampai bangun rumah itu segala" Kania menatap wajah Alam dari samping

"Kamu mau percaya apa enggak, tapi entah kenapa saat itu Kakak begitu yakin kamu akan kembali pada Kakak Dek!!" Ucap Alam dengan yakin.

"Dan memang benar kan kamu sudah berada di samping Kakak saat ini, walaupun hati kamu tidak" Alam terlihat sendu di akhir kalimatnya.

Kania terdiam tidak ingin mendengar tentang masa lalunya lagi untuk saat ini.

Keheningan terus terjadi hingga perjalanan mereka sebentar lagi akan sampai pada tempat tujuannya. Hanya tinggal beberapa blok lagi akan sampai di komplek perumahan milik Mama Yesi.

"Jadi kapan kita mulai tinggal di sana?"

-

-

-

-

-

Happy reading, tinggalkan dukungan kalian untuk karya ini ya? Terimakasih!! 😊😊😊

1
Ryani
𝚙𝚊𝚖𝚒𝚝 𝚐𝚊 𝚖𝚊𝚞 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒. 𝚐𝚊 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚗𝚒𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚜𝚔𝚞𝚜𝚒 𝚔𝚎 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.
Anonymous
rasain kamu kania salah senditri bukan nya jujur dri awal
Anonymous
kania oon
Ryani
𝚋𝚘𝚜𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚗𝚒𝚊. 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚢𝚊 𝚐𝚒𝚝𝚞. 𝚙𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚕𝚊𝚑 𝚊𝚕𝚊𝚖
Ryani
𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚗𝚒𝚊.
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚍𝚒𝚗𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚕𝚊𝚑𝚑 𝚒𝚗𝚒 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚕𝚘𝚑𝚑.. 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚐𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚘𝚙𝚊𝚗²𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒. 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚓𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚎𝚐𝚘𝚒𝚜 𝚓𝚞𝚐𝚊.
Ryani
𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚗𝚒𝚊 𝚔𝚎𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞𝚊𝚗 𝚜𝚒𝚑.. 𝚍𝚒𝚊 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚜𝚊𝚑 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚙𝚊𝚌𝚊𝚛. 𝚋𝚎𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚞𝚜𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚊𝚜 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚋𝚕𝚖 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑.
Eka Sari Agustina
👍👍👍
Hairiah
trik othor nih biar penasaran sama tokoh bella😁
santi.santi: enggak loh yaaa wkwk
dulu itu otor niat ini novel barengan sama bella, jadi sehari nulis 2.. terus ketuker deh namanya.. mau revisi kok males haha
total 1 replies
Hana Nisa Nisa
nyimak
Uwie Yuli
cerita keren.
keluarga yg hrus saling mengasihi n mmbantu lnjut.kan karya.mu thor
Hershi Joenk
sya.mampir kak..😁
Anonim
alam yang salah
Ryan Jacob
semangat Thor
Sapna Anah
mungkin kerjaan alam ini farel tidak datang,,
Wulan Nadia Yulianingtyas
bagus
Adnia Vivo
Luar biasa
Maher
jgn sampe lu jd pelakor ya Dania. Krn dr awal akar permasalahan ada di elu
jami istijabah
Luar biasa
jami istijabah
Lumayan
Nety
tu kan dugaan ku benar bahwa farel kecelakaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!