NovelToon NovelToon
BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:809
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Yanti

Widuri Azzahra, seorang gadis cantik yang lahir di Cianjur tepatnya di sebuah desa di kabupaten cianjur, namun saat ia sudah berusia 15 tahun Widuri di bawa pindah ke Bandung oleh kedua orang tuanya, Widuri tumbuh menjadi gadis cantik, saat ia menginjak sekolah menengah atas, Widuri bertemu dengan Galuh, selang beberapa bulan mereka berpacaran, namun salah satu pihak merugikan pihak yang lain, ya sayang sekali hubungan mereka harus kandas, karena Galuh yang kurang jujur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Perjuangan Baru

"Aku udah daftar jadi sukarelawan di sebuah yayasan seni," kata Damar tiba-tiba.

Widuri terkejut. "Kapan kamu daftar? Kenapa nggak bilang-bilang?"

"Aku pengen kasih kejutan. Lagian, aku pikir ini bisa jadi cara aku buat bantu lebih banyak orang lewat seni."

Widuri tersenyum bangga. "Kamu selalu punya cara buat bikin aku kagum, Dam."

Malam itu, Widuri merasa hidupnya semakin jelas arahnya. Dengan dukungan dari orang-orang yang tulus menyayanginya, dia yakin bisa menghadapi apa pun yang ada di depan.

---

Hari-hari Widuri semakin padat dengan persiapan lomba seni tingkat nasional. Dia menghabiskan waktu berjam-jam di ruang seni, menyempurnakan karyanya yang bertema "Kebebasan". Lukisan itu menggambarkan seekor burung yang berhasil keluar dari sangkar emas, melambangkan kebebasan jiwa dari segala tekanan dan batasan.

"Widuri, karya kamu ini punya kekuatan besar," puji salah satu mentornya, Bu Saras. "Pesannya jelas dan emosinya terasa. Aku yakin ini akan mencuri perhatian juri."

Mendengar itu, Widuri hanya tersenyum kecil. Meski ia merasa bangga, tekanan untuk memenangkan lomba tetap menghantuinya. Apalagi, kompetisi ini menjadi salah satu batu loncatan penting dalam hidupnya.

 

Di sisi lain, Damar juga mulai sibuk dengan kegiatannya di yayasan seni. Namun, dia tetap meluangkan waktu untuk mendukung Widuri.

"Jangan terlalu keras sama dirimu sendiri," ujar Damar saat menemani Widuri di ruang seni.

"Aku nggak mau setengah-setengah, Dam. Ini penting buat aku," jawab Widuri sambil terus memoles cat di kanvasnya.

Damar mengangguk paham. "Aku tahu kamu selalu memberikan yang terbaik. Tapi jangan lupa, kamu juga butuh istirahat."

Widuri hanya tersenyum tanpa menjawab. Baginya, setiap detik sangat berharga.

 

Pada hari presentasi karya, Widuri berdiri di depan para juri dengan penuh percaya diri. Dia menjelaskan makna lukisannya dengan bahasa yang lugas tapi menyentuh hati.

"Burung dalam lukisan ini adalah cerminan dari setiap jiwa yang pernah merasa terpenjara oleh ekspektasi, tekanan, atau rasa takut. Tapi kebebasan itu bukan sesuatu yang diberikan—kita harus memperjuangkannya."

Penjelasannya mendapatkan tepuk tangan meriah dari para penonton dan sesama peserta. Widuri merasa lega, meskipun hasilnya belum diumumkan.

Namun, di tengah kegembiraan itu, dia mendengar kabar tak terduga.

 

Galuh, yang sudah lama tak menghubunginya, tiba-tiba muncul dengan pesan singkat.

"Widuri, aku ingin bicara. Tolong beri aku waktu sebentar."

Pesan itu membuat Widuri bimbang. Dia sudah merasa menutup masa lalunya dengan Galuh, tapi kehadiran pesan itu kembali mengusik pikirannya.

"Mungkin ini penting," kata Widuri pada dirinya sendiri.

Setelah banyak pertimbangan, dia akhirnya memutuskan untuk bertemu Galuh di sebuah kafe kecil di dekat rumahnya.

 

Galuh sudah menunggunya dengan ekspresi penuh penyesalan. Saat Widuri duduk di depannya, dia segera memulai pembicaraan.

"Maaf kalau pesan aku bikin kamu nggak nyaman," kata Galuh.

Widuri hanya mengangguk, menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Aku nggak punya niat untuk mengganggu hidupmu lagi. Aku cuma pengen bilang, aku benar-benar bangga sama kamu. Aku dengar tentang lomba itu, dan aku yakin kamu akan menang."

"Terima kasih," jawab Widuri singkat.

Galuh menghela napas. "Aku juga ingin meminta maaf lagi, untuk semua yang pernah aku lakukan. Aku tahu itu nggak cukup, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku sedang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik."

Widuri menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku menghargai usaha kamu, Galuh. Tapi seperti yang aku bilang waktu itu, aku nggak bisa kembali. Aku udah melangkah terlalu jauh."

Galuh tersenyum tipis. "Aku nggak berharap kamu kembali. Aku cuma ingin kamu tahu, aku nggak akan pernah berhenti mengagumi kamu, Wid."

Percakapan itu berakhir dengan damai. Widuri merasa lebih ringan setelahnya, seolah-olah bab terakhir dengan Galuh benar-benar selesai.

 

Malam harinya, Widuri duduk di balkon kamarnya sambil menatap bintang. Pesan-pesan dari Damar masuk, memberikan dukungan seperti biasa.

"Kamu hebat, Wid. Jangan biarkan apa pun mengganggu pikiranmu sekarang."

Widuri tersenyum membaca pesan itu. Dia tahu, dengan orang-orang seperti Damar di sisinya, dia akan selalu punya kekuatan untuk melangkah maju.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!