"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Hari itu Xander pulang lebih awal, dia harus menemui sang ibunda tercinta dan membicarakan permasalahan yang terjadi.
"Sejak awal aku sudah memperingatimu, bermainlah dengan rapi jika kau masih ingin bersama Jessica! Dan lebih parahnya lagi kau malah membawanya bekerja di perusahaan!" kesal seorang wanita paru baya lengkap dengan penampilan glamournya.
"Aku selalu bermain dengan rapi Mam, buktinya sampai saat ini tidak ada orang yang tahu." belanya.
"Lalu kenapa Arabelle mengetahuinya?" geramnya.
"Itu hanya gertakan Mam. Dia tidak mempunyai bukti apa-apa. Justru dia juga berselingkuh dibelakangku." bela Xander lagi.
"Berhenti mencari pembelaan. Kau itu seorang calon direktur tetapi otakmu benar-benar bodoh. Arabelle tidak mungkin menuduhmu tanpa alasan."
"Lalu apa yang harus aku lakukan, Mam?"
"Dengar Xander, dua hari ini kita belum berhasil menemukan Arabelle tapi tiba-tiba saja dia mengirim surat gugatan cerai. Kita tidak tahu siapa yang sudah membantunya selama ini."
Benar juga, orang yang membantu Arabelle pasti mempunyai power yang besar. Xander memang tidak pernah tahu jika Arabelle dan pengacaranya itu adalah teman.
"Kita tetap harus bermain secara halus. Tidak ada jalan lain selain mencari Arabelle dan membawanya pulang. Dan kau harus meminta maaf padanya!"
Xander mendesah frustasi, lagi-lagi dia yang ditekan dan disalahkan.
Satu minggu berlalu, Xander sudah mengajukan keberatan atas tuntutan dari istrinya. Dia membayar mahal seorang pengacara yang tidak kalah hebat dari pengacara istrinya. Sean juga tidak tinggal diam, pria itu berusaha sebaik mungkin supaya Arabelle keluar dari jeratan suaminya.
Sampai saat ini Arabelle masih bersembunyi, dia tidak membiarkan calon mantan suaminya itu menemukannya, apalagi mengingat keadaannya yang sedang hamil muda. Keselamatan dan kesehatan janinnya jauh lebih penting daripada apapun.
Arabelle juga sudah mempunyai ponsel baru, setiap harinya dia selalu mencoba menghubungi Zio. Tetapi nihil, pria itu benar-benar hilang tanpa kabar.
Sebagai calon ibu baru, Arabelle sudah mulai belajar tentang kehamilan dan cara-cara mengurus bayi. Arabelle sudah tidak lagi memikirkan proses perceraiannya karena dia sudah mempercayakan semuanya pada Sean, dan Sean juga memintanya untuk memfokuskan diri pada kehamilannya saja.
Bukannya merasa terbebani, Arabelle justru merasa bahagia. Sumpah demi apapun dia akan menjaga anak ini dengan seluruh hidupnya, meskipun besar kemungkinan dia akan mengurusnya seorang diri.
...---...
Sementara di tempat lain..
Seorang pria terbaring dengan lemah diatas ranjang, terlihat ada banyak luka disekujur tubuhnya. Ini karena beberapa kali ia berusaha untuk melarikan diri dan berakhir dengan dihajar.
"Kumohon jangan bertingkah lagi, aku tidak ingin melihatmu seperti ini." lirih seorang gadis yang senantiasa merawatnya setiap hari.
Pria itu tersenyum simpul, satu tangannya terangkat untuk mengusap rambut gadis itu, "Kau terlihat semakin cantik." pujinya.
"Aku serius. Jadi jangan bercanda."
"Bagaimana mungkin aku tidak berulah? Sedangkan masa depanku sedang dipertaruhkan."
Gadis itu tersenyum lucu, "Sejak kapan kau memikirkan masa depan?"
Namun pria itu menjawabnya dengan tegas, "Sejak aku bertemu dengan masa depanku."
Gadis itu terdiam sejenak, "Bicaramu membuatku penasaran, baiklah aku keluar dulu."
"Jika kau kembali tolong bawakan jus jeruk untukku." pintanya.
"Jus jeruk? Bukankah kau tidak menyukai buah itu?"
"Entahlah, aku tiba-tiba menginginkannya."
"Aneh sekali."
Pria itu tersenyum tipis, dia selalu berusaha untuk tersenyum di depan gadis kesayangannya. Tetapi siapa yang tahu jauh dilubuk hatinya dia merasa sedih dan bingung.
Kau harus bersedia dijodohkan dengan putri dari keluarga Lunoxs
Pria itu menggeleng lemah, "Belle, apa kau baik-baik saja? Maaf karena aku mengingkari janji." lirihnya. Sudah lebih dari satu minggu dia menghilang, apa wanita itu mencarinya? Atau bahkan tidak peduli sama sekali?