NovelToon NovelToon
MELINTASI DUA DUNIA

MELINTASI DUA DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Beda Dunia / Iblis / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Karlina

Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.

Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Ketakutan Jusy

Zi,berjalan perlahan menyusuri lorong panjang yang di penuhi tumbuhan hijau yang merambat,dengan bunga-bunga kecil yang beragam warna. "Interior baru,dan ini sungguh luar biasa. Kediaman Raja memang benar-benar berbeda dengan yang lainnya." Puji Zi dengan tersenyum tipis.

Semenjak Zi bertemu dengan Charos di ruangan perpustakaan Muchen, mereka selalu berdua jika Jusy tidak ada di dekat Zi.

"Yang mulia Putri? Apa Anda menyukai hiasan dinding yang seperti ini? Kalau menurut saya ini terlalu berlebihan karena bisa membuat mata terasa sakit saat memandangnya." Ucap Charos yang mengekor di belakang tubuh Zi yang berjalan di lantai beralaskan karpet merah.

"Mata kau saja yang bermasalah berarti, Charos,tapi..aku tidak! Rasanya hiasan dinding seperti ini jauh lebih membuat mata terasa nyaman karena dedaunan hijau ini berhasil menyerap cahaya yang berlebihan. Kesannya tumbuhan rambat ini sebagai pelindung mata-mata yang minus terhadap cahaya yang berlebihan. Benar tidak, Charos?" tanya Zi tanpa menoleh ke arah Naga putih itu.

"Benar, yang mulia Putri. Anda memang bijak!" Puji Charos membuat gadis kecil itu menggelengkan kepalanya karena senang. Melompat-lompat kecil sambil mengangkat gaun yang di bantu oleh Charos adalah kesukaannya sekarang.

"Selamat datang,yang mulia Putri." dua makhluk berbentuk lebah dengan tubuh besar menyambut kedatangan Zi dan Charos. Mereka menundukkan kepalanya hingga antenanya juga ikut merunduk, membuat Zi merasa sangat terpesona. "Kalian penjaga baru,ya? Kemarin Saya tidak melihat keberadaan kalian disini?" Ucap Zi dengan wajah penasaran. Menatap lamat ke arah Lacuna yang tersenyum lembut ke arahnya.

"Ah..kami memang sudah menjadi penjaga pintu ini dari ribuan tahun lalu, yang mulia Putri." Makhluk itu sedikit tersentak dengan ucapan asal-asalan,Zi. Dengan senyuman lembutnya yang tiba-tiba hilang begitu saja.

"Hoho.. maafkan Saya kalau begitu. Saya tidak bermaksud apa-apa, hanya bertanya saja." Kekeh Zi karena melihat wajah Lacuna itu yang terlihat tercenung diam.

(Zi,memang memakai kata, aku, Saya,dan Zi,sesuka hatinya saja. Jika hatinya senang dan merasa lebih dekat maka dia akan berkata dengan Aku,atau Zi,tapi jika bertemu dengan tokoh yang baru maka dia akan menggunakan kata Saya. Sampai di sini pahamkan?)

"Tidak apa-apa,yang mulia Putri. Silahkan masuk." Lebah yang berbahaya dan bisa bicara itu membukakan pintu untuk Zi dan Charos masuk ke dalam ruangan Muchen. Karena ini pintu yang berbeda makanya ada penjaganya, pintu yang biasa Zi lewati itu di tutup oleh Muchen,agar Zi tidak bosan melewati tempat itu berulang kali, saat ingin bertemu dengannya.

Lebah-lebah lainnya bergerombolan mendekati Zi, menggigit gaunnya membawa Zi terbang di udara. Pemandangan itu membuat Charos mendengus sebal. "Padahal aku sudah bersusah-susah mencari perhatian dari, yang mulia Putri. Nyatanya Lacuna itu dengan mudahnya mengambil alih dari diriku." Gumam Charos merasa di abaikan oleh Zi, karena ada teman barunya.

Charos, menyemburkan es dari mulutnya, membuat sayap para Lacuna yang terbang basah kuyup dan terjatuh ke lantai. Zi, berteriak keras karena tubuhnya terjatuh. Untunglah Charos dengan cepat mengambil alih tubuh Zi dan membawanya terbang ke depan meja penghalang kursi kebesaran Muchen.

Muchen merasa terhibur oleh makhluk bertubuh binatang itu. Tanpa sadar dia tertawa kecil. " Silahkan duduk,nak." Muchen hentikan gerakan Zi yang akan melakukan penghormatan padanya.

"Ada angin apa yang membawamu untuk menemuiku? Sepertinya sangat penting." Muchen benar-benar menghilangkan penghalang antara dirinya yang seorang Raja dengan Zi yang hanya seorang tamu di Istananya.

Zi, tersenyum tipis sebelum mengangguk. "Benar yang mulia. Ada informasi penting yang ingin Saya bahas dengan Anda." Sahut Zi dengan sopan.

"Katakan saja. Aku akan mendengarkan dengan seksama." Muchen, tidak berbasa-basi seperti sebelumnya. Karena dirinya tau Zi pasti sedikit terburu-buru untuk membahas masalah ini.

"Saya minta izin sebelumnya untuk menyampaikan informasi ini yang mulia." Ucap Zi sambil menatap ke arah Muchen sebentar.

"Silahkan, katakan apapun informasi yang kamu peroleh. Aku, pasti akan menimbang semuanya sebelum menelan mentah-mentah. Tapi, karena aku cukup mempercayaimu maka apapun yang kamu katakan adalah kebenaran yang sesungguhnya." Jawab Muchen dengan serius. Tidak ada lagi senyum malu-malu, senyuman tipis, apalagi senyuman manis. Keduanya sudah berada di mode keseriusan.

Perkataan Muchen ada maknanya. Zi, yang mengerti juga mengangguk tanpa keraguan, semuanya harus segera di selesaikan. Sebelum jiwanya dan Muchen beserta yang lain terjebak dalam masalah ini,dan membawa mereka ke dalam kebinasaan.

"Yang mulia Ratu, adalah seorang Penyihir kegelapan yang bersekutu dengan Iblis. Saat ini Istana kerajaan Aestherlyn sedang dalam bahaya besar karena yang mulia Ratu telah melakukan pemujaan terhadap Iblis dan mengundangnya untuk datang menyerang istana." Zi, memberikan bola kecil berbentuk baskom berisi air di bagian tengahnya. "Ini,adalah salah satu alat untuk pemanggilan iblis yang di lakukan oleh yang mulia Ratu. Yang mulia." Tutur Zi menjelaskan.

"Siapa yang menemukan alat terlarang ini?" Munchen, menggenggam erat bola kaca tersebut hingga buku jari tangannya terlihat mencuat.

"Yang mulia pangeran, Graysen. Yang mulia. Kami melakukan penyusupan ke kediaman yang mulia Ratu. Maaf karena kami sudah lancang melakukannya tanpa seizin Anda yang mulia." Zi, menundukkan kepalanya merasa bersalah. Padahal ini kemauannya sendiri.

"Jadi Graysen juga sudah mengetahui semua ini?" Tanya Muchen dengan suara yang kembali lembut seperti biasanya, terhadap Zi. "Ya. Yang mulia." Zi, anggukkan kepalanya,dengan senyuman tipis terbit di sudut bibirnya.

"Sekarang lakukan sesuai rencanamu,nak. Kami akan membantu. Algeria pasti murka karena alatnya kalian curi,dan dia tidak akan hanya tinggal diam begitu saja."

Munchen, mengalihkan pandangannya ke belakang, tiba-tiba saja tirai penutup kaca itu terbuka hingga memperlihatkan retakan sistem teleportasi yang sudah kian memanjang. "Istana sedang dalam bahaya besar. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi." Muchen,mengusap wajahnya. Hembusan kekhawatiran terdengar jelas keluar dari mulutnya."Kita bersiap-siap untuk menghadapi semuanya." Ucap Muchen sedikit frustasi. Ternyata dirinya telah salah memilih selir,yang juga membawa kesedihan bagi putranya, Graysen.

"Saya sudah mempunyai rencana, yang mulia." Ucap Zi. Ia, menjelaskan tentang rencana apa yang sudah di susunnya bersama Graysen dengan penuh perseteruan antara keduanya. Hingga pada akhirnya Zi lah yang memenangkan perseteruan sengit itu.

"Itu terlalu beresiko terhadap dirimu,nak! Tapi jika tekadmu sudah bulat,maka aku hanya bisa mendukungmu dengan sepenuhnya." Pasrah Muchen pada akhirnya.

•••

Zi, pamit undur diri dan kembali ke kediaman Graysen, setelah selesai membahas rencananya bersama Muchen. Kini Zi sedang berada di dalam ruangan rumah kaca, Ia,butuh makan untuk menambah tenaga.

"Jusy,bantu aku bersiap!" Zi, menatap perempuan kaku yang berdiam diri di pojokan,dengan kepala menunduk.

"Baik, yang mulia Putri." Tanpa banyak basa-basi Jusy segera menghampiri Zi dan memakaikan gaun berbelahan di bagian bawahnya,dan di padukan dengan celana longgar, dan sepatu kulit yang sampai ke bagian betisnya.

Tujuannya sekarang adalah ruangan Graysen, gadis kecil itu sebelum memulai semuanya, Ia, butuh bertemu dengan Graysen dan mungkin akan mengatakan kalimat-kalimat perpisahan terlebih dahulu,karena jika Zi gagal,maka mereka tidak ada lagi yang saling menuntut kata perpisahan.

Jusy, mengangkat tubuh Zi,dia,akan menggendong Zi sampai ke ruangan Graysen. Kali,ini Jusy tidak mau egois, justru dirinya merasa takut akan pertemuannya dengan Zi berakhir begitu singkat.

1
Ai
Maaf ya teman-teman, mungkin cerita ini tidak akan berlanjut ke akhir, karena akun aslinya tidak bisa aku buka lagi,(gagal login) aku udah coba beberapa kali dan bahkan dengan cara yang di berikan, tapi tetap gagal masuk 🥺😭😭🙏
🦋Karlin🍂🦋: Alhamdulillah 🤲 akhirnya bisa login lagi teman-teman 🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!