apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kelahiran episode 1
Kenalkan namaku Yayang, aku dilahirkan di keluarga yang cukup berada dengan latar belakang kakekku seorang tokoh masyarakat yang disegani pada jamannya.
Aku 4 bersaudara, aku anak ketiga dengan 2 Kakak dan 1 adik. Kakak sulungku laki-laki dan kakak keduaku perempuan sedangkan adikku laki-laki.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan perjalanan kehidupanku dari kecil hingga sekarang ini. Dan problematika yang aku hadapi mungkin juga dihadapi oleh sebagian besar orang lain.
Dahulu, aku tidak menyadari bahwa apa yang aku lalui dimasa kecil akan berdampak besar disaat aku sudah berumahtangga. Salah satu contoh kejadian yang masih aku ingat saat kecil adalah perbedaan pembagian tugas rumah yang diatur oleh orangtuaku terlebih ibuku.
"Yayang, bangun sudah adzan subuh" panggil ibuku dengan menggedor pintu kamar yang aku dan kakak perempuanku huni semasa kecil. Dengan rasa kantuk yang teramat sangat, aku mencoba membuka mata sembari melihat jam dinding yang terpasang di kamar. "Ah masih banyak waktu, tidur sebentar lagi, masih mengantuk sekali" gumamku diantara rasa kantukku.
Tanpa sadar aku memejamkan mata kembali. Dan tak berselang lama BYUUUURRR!!!!!! , aku merasakan air dingin area wajahku. Yaa..ibuku menyiramkan air 1 gayung air ke mukaku. Spontan aku teriak "aaarrrggghh". "kenapa teriak-teriak??!! sana sholat subuh!!" ujar ibuku sembari berlalu tanpa mengindahkan aku yang masih kaget.
Dengan sempoyongan aku mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat subuh. Selang beberapa menit, saat baru selesai melipat mukena, suara ibuku sudah terdengar kembali, yang ternyata sudah berdiri di belakangku "Yayang, cepetan bikin nasi, terus jangan lupa angetin masakan kemarin" perintah ibuku, belum sempat aku berdiri dari sajadahku, ibu sudah berbalik dan berucap "kalau sudah siap semua sarapannya, kamu cuci piring ya, cucian piring semalam belum diberesi". Namanya anak usia SD, aku spontan berucap ke ibu "buk, itu mbak Diaz belum dibangunin, belum sholat, ku bangunin yaa" ujarku, ibu menjawab "jangan ganggu mbakmu, kasihan semalam belajar sampai larut karena hari ini ada ulangan di sekolahnya". "tapi aku kan juga ulangan Bu hari ini, jadi biar kerjaan rumah cepat beres, aku bagi tugas ya sama mbak Diaz" protes ku.
"Kamu itu yaa, kalau mbakmu sampe nilainya jeblok gimana gara-gara ga konsentrasi nanti waktu mengerjakan ulangan nya?" suara ibuku mulai meninggi. "kalau aku mengerjakan semua, ibu Ndak kuatir nilaiku juga ga maksimal?" bantahku.
"Alaaaah, paling nilaimu ya segitu aja, dari dulu mana pernah dapat ranking 10 besar? Kalau mbakmu kan selalu konsisten dengan juara kelas" sanggah ibuku.
Ayahku datang kekamar saat mendengar ribut-ribut, dan selalu dengan kalimat yang sama yang ditujukan ke aku "sudahlah nduk, biar ga makin rame, buruan dikerjakan yaa, nanti telat lho berangkat sekolahnya"
Daaaaan, akupun sudah tak bisa membantah lagi, kuseret langkah kakiku menuju dapur untuk segera melakukan apa yang ditugaskan oleh ibuku.
Jarum jam menunjukkan pukul 6.15, karena semua pekerjaan yang diperintahkan ibukku sudah selesai semua, aku melangkah menuju kamar untuk bersiap mandi, dan saat melewati meja makan, kakak-kakak ku dan adekku sudah rapi berseragam sekolah dan duduk manis menikmati sarapan mereka. Karena waktu sudah mepet, niatku mau gabung sarapan dulu dengan mereka sebelum mandi. Akan tetapi.....
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi