Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi seorang kuli bangunan
Suasana ruang tamu kini terlihat kurang begitu bersahabat saat Dimas menatap sinis ke arah Sehun, rasa tidak sukanya terhadap suami Naira benar-benar telah ia tunjukkan begitu pun dengan Sehun, ia tidak suka dengan sikap Dimas padanya, ia pun membalasnya yakni menatap balik dengan tatapan sinis nya, aroma perseteruan kini terpancar dari dalam diri mereka masing-masing, Dimas benar-benar tidak ikhlas karena cinta pertamanya harus menikah dengan pria lain, bukan dengan dirinya.
"Kenapa kau bisa menikah dengan pria itu Nai?" tunjuk Dimas kepada Sehun.
Dengan sengaja nya Sehun malah merangkul pundak Naira.
"Apa urusanmu, hah? Aku dan istriku memang di takdirkan berjodoh, memangnya kenapa jika Naira menikah denganku?" sahut Sehun seolah menantang Dimas.
mendengar Sehun berkata seperti itu, Dimas pun semakin naik pitan di buatnya, hatinya bergejolak.
"Karena aku dan Naira saling mencintai, dan aku tidak rela wanita yang aku cintai menikah denganmu!" cetus Dimas begitu geramnya.
Karena tidak ingin ada keributan di rumahnya, dengan terpaksa Naira pun mengiyakan perkataan dari Sehun.
Naira sengaja menggenggam tangan suaminya."Maafkan aku kak Dimas, tapi aku tidak mencintaimu dan dialah pria yang aku cintai saat ini, jadi aku minta sama kak Dimas untuk tidak lagi menungguku!" pinta Naira dengan hati yang berat serta perasaannya yang hancur lebur saat kata-kata nya yang cukup menyakitkan telah menyakiti perasaan pria yang selama ini telah menjadi pelabuhan hatinya, namun apa mau di kata, takdir telah berkata lain dan dirinya memang tidak berjodoh dengan Dimas, meskipun itu semua begitu sangat menyakitkan untuknya.
Lalu Dimas mendekat ke arah Naira, Sehun sempat terperanjat dan ingin menghalanginya namun akhirnya ia urungkan, sedangkan Lilis begitu bahagianya saat Naira berkata seperti itu.
'baguslah, ini yang aku harapkan sedari dulu, jadi aku memiliki banyak kesempatan untuk bisa menjadi kekasihnya Mas Dimas, aarrkkhhhh rasanya aku sudah tidak sabar menyandang status itu!' batin Lilis seolah ingin menjerit.
"Apakah kau yakin dengan perkataan mu itu Nai? Kau tidak pernah mencintaiku, dan pria ini yang kamu cintai?" tunjuk Dimas ke arah Sehun.
"Iya, Mas Sehun adalah pria yang aku cintai!" jawab Naira dengan lantangnya, ia pun berusaha melawan rasa sakit di dadanya, meskipun berat tapi ia harus mengatakan semua ini, dan harus mengubur sedalam-dalamnya tentang semua mimpinya, yakni menikah dengan Dimas.
Setelah itu Dimas pun pergi, tanpa terasa bulir bening dari sudut matanya terjatuh, ia pun buru-buru menyusutnya dengan ibu jarinya, sedangkan Lilis segera menyusul kepergian Dimas.
"Hiks..hiks..hiks!" Naira pun kini telah menangis, kali ini tubuhnya terasa lemas hingga terjatuh ke atas lantai, melihat hal itu, Sehun menjadi kasihan melihat istrinya serapuh itu.
Kemudian Sehun duduk di hadapan Istrinya yang sedang tertunduk dan terus saja mengeluarkan bulir bening dari sudut matanya.
"Nai, apakah kau begitu mencintai pria barusan?" tanya Sehun semakin penasaran di buatnya.
Naira pun mengangguk, kemudian kembali menangis sampai dadanya terasa sesak.
"Kalau begitu tolong maafkan aku Nai, ini semua adalah kesalahanku, tidak seharusnya kau terjebak dalam masalah ku ini!" pinta Sehun dengan rasa penuh penyesalannya.
Karena Naira tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan dan tidak ingin kesedihannya itu di lihat oleh Ayahnya, ia pun buru-buru membersihkan sisa air matanya yang masih membekas di sekitar wajah cantiknya.
"Sudahlah Mas Sehun, kita tidak usah bahas masalah ini lagi, anggaplah aku tidak pernah mengatakan apapun, sekarang kau adalah suamiku dan aku harus menjadi seorang istri yang berbakti padamu." tegas Naira
Mendengar Naira berkata seperti itu, dengan refleksnya Sehun malah memeluk erat tubuh istrinya, Naira pun kaget tidak percaya atas sikap suaminya yang tiba-tiba seperti itu.
"Mas tolong lepaskan aku, jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan!" bentak Naira
Namun sepertinya Sehun tidak menghiraukannya, ia malah terus saja memeluk erat Naira.
"Maafkan Aku Nai, hatimu terluka gara-gara aku, dan aku berjanji akan membahagiakanmu, aku akan mencari pekerjaan agar bisa memberikan apapun yang kamu mau!"
Mendengar kesungguhan hati suaminya, Naira pun sangat kagum di buatnya, senyum tipis mulai terpancar di bibir gadis Cantik yang di idolakan oleh para pria di kampungnya, saat tahu Naira telah menikah mereka pun telah patah hati.
Setelah kejadian tadi pagi, Sehun pun mulai gencar mencari pekerjaan di sekitar kampung Reyot, kebetulan hari ini sedang adanya proyek pembangunan ruko, dan Sehun pun buru-buru mencari seorang mandor yang memegang proyek tersebut
"Anda pak Toto ya?" tanya Sehun sembari melempar senyum ramahnya.
"Iya, Saya adalah Toto, maaf tapi anda siapa ya?" tanya Pak Toto sedikit bingung.
Dengan perasaan senangnya, Sehun buru-buru mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Perkenalkan Pak, nama saya Sehun, saya ingin bekerja di sini sebagai kuli bangunan, apakah masih ada lowongan? Tadi saya sempat menanyakan kepada pemilik warung di seberang proyek, katanya Bapak sedang membutuhkan dua orang pekerja!" tukas Sehun penuh harap.
kemudian sang mandor pun melihat postur tubuh Sehun yang atletis, di tambah tampangnya yang putih bersih dan tidak menandakan bahwa dirinya adalah seorang pekerja buruh kasar.
"Apa kau yakin ingin bekerja di sini?" tanya Pak Toto dengan dahi mengkerut.
"Saya sangat yakin Pak, tolong ijinkan Saya untuk bekerja di sini, saya baru saja menikah dan harus menafkahi istriku!" kata Sehun yang secara terang-terangan mengatakan kejadian yang sebenarnya.
Pak Toto malah menyimpulkan bibirnya."Jadi kau ini pengantin baru ya? Kok istrimu mau sih nikah sama pria pengangguran seperti mu?" ejek Pak Toto.
Sehun malah tertunduk malu, ia pun sadar jika dirinya adalah seorang pengangguran.
Karena niat yang sungguh-sungguh Sehun tunjukan kepada Pak Toto, akhirnya ia pun di terima bekerja di proyek pembangunan ruko.
Dirinya yang tidak biasa bekerja sebagai buruh kasar mulai kewalahan, apalagi tangannya yang halus belum terbiasa dengan pekerjaan nya kali ini, Sehun di tugaskan untuk mengangkut beberapa ember adukan semen untuk di bawa ke lantai dua, karena sedang di lakukan nya pengecoran di bagian atap ruko.
Setelah seharian bekerja di proyek, akhirnya Sehun pun pulang ke rumah Pak Rojak, senyum merekah ia tunjukan sedari tadi. Dan rupanya sudah ada Naira yang menunggunya di depan rumahnya dengan wajahnya yang berseri-seri.
"Assalamualaikum!"ucap Sehun
"Waalaikumsalam, mas Sehun!" Jawab Naira cukup tercengang dengan penampilan suaminya yang sangat kotor.
"Mas Sehun habis dari mana saja? Kok pulang-pulang malah pakaiannya Mas kotor seperti ini sih?" Naira terus saja memperhatikan suaminya yang kumal
"Alah, paling juga abis kecemplung di got!" cibir Lilis dengan sengaja.
Mendengar hal itu, Naira hanya bisa menghela nafasnya, ingin rasanya ia merobek mulut kakak tirinya tersebut
"Sudahlah Nai, kau tidak usah menghiraukan wanita itu!" tukas Sehun sembari mendekat ke arah Naira.
kemudian Naira pun menanyakan kembali apa yang telah di lakukan oleh suaminya selama seharian ini dan pulang dalam kondisi seperti ini
Kemudian Sehun menggenggam kedua tangan istrinya, ia pun mengambil sesuatu dari saku celananya.
Naira cukup kaget saat melihat empat lembar uang berwarna merah sudah berada di atas kedua tangannya.
"Mas Sehun dapat uang ini dari mana?" tanya Naira penuh selidik, kemudian ia melihat telapak tangan suaminya yang penuh luka dan kapalan.
"Aku tadi kerja bangunan Nai, kebetulan ada kerja borongan untuk pengecoran atap ruko!" jawab Sehun dengan wajah sumringahnya.
Mendengar Suaminya berkata seperti itu, Naira menjadi terharu, ia pun malah memeluk Suaminya.
"Terimakasih Mas Sehun, aku akan manfaatkan uang ini sebaik mungkin, karena ini adalah nafkah pertama darimu.
Kemudian Sehun pun membalas pelukan dari istrinya.
"Iya Nai sama-sama, aku kan sudah berjanji akan membahagiakanmu!" Sehun pun tersenyum lebar, tiba-tiba saja ia merasakan debaran yang cukup kuat di dadanya.
'ada apa dengan diriku? kenapa jantungku berdebar seperti ini?' batinnya mulai menggebu.
Bersambung....
🍁🍁🍁🍁🍁
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭