NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penuh Misterius

Setelah sarapan bersama, Keshi segera berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya. Hari ini niatnya ia ingin mendatangi kampus untuk mendaftar, tetapi ia masih tidak tahu ingin memasuki jurusan apa.

Sejak berhari-hari yang lalu Keshi memusingkan hal tersebut. Ia kini tidak punya gambaran untuk masa depannya, Keshi sudah tidak lagi memiliki sebuah cita-cita. Menjadi jaksa sudah tidak lagi berada di pikirannya.

Sekarang Keshi harus mencari altenatif lain untuk jurusan kuliahnya.

Gadis itu membaringkan tubuhnya pada ranjang sembari memainkan ponselnya, menggulir sosial medianya untuk mencari jurusan yang memiliki prospek kerja yang luas. Bunyi suara deruman mobil kembali terdengar memasuki kamarnya. Keshi merubah posisi tidurnya untuk berhadapan dengan jendela yang menampilkan halaman depan sekaligus satu mobil sport berwarna hitam.

Apa di dalam mobil itu ada Luca? Karena Keshi masih mengingat jelas saat pagi tadi ia melihat pria itu keluar dari sana. Alisnya terangkat melihat jendela mobil itu yang terbuka setengah dan terlihat lengan tangan seseorang sedang berada di atas jendela mobil itu.

Keshi bahkan melupakan tentang ponsel dan sosial medianya, ia merasa nyaman menonton beberapa pria di halaman depan sana dengan satu mobil sport yang terus di gas dengan kencang.

Bibirnya tiba-tiba saja tertarik senyum saat tebakan pikirannya benar bahwa orang yang berada di dalam mobil itu adalah Luca. Keshi kemudian segera menghilangkan senyumannya, merasa bodoh karena tersenyum tidak jelas.

Luca berjalan keluar dari mobil, dia terlihat sudah berganti pakaian menggunakan kaos berwarna abu-abu. Keshi menggulingkan tubuhnya cepat saat melihat Luca mendongak dan menatap jendela kamarnya, gadis itu menyelimuti seluruh tubuh dan wajahnya sembari merutuki dirinya sendiri.

Keshi baru saja ketahuan memperhatikan Luca! Mau taruh di mana wajahnya ini?!

...\~\~\~...

Luca berjalan pelan mendekati rekan kerja barunya, ia melempar kunci mobil ditangannya kepada Rick yang dapat menangkap lemparanya dengan mudah.

“Aku tidak menyangka bahwa Sir Sanchez akan semudah ini membiarkan kita menggunakan mobil sport seharga jantung kita masing-masing.” Rick berceletuk.

Pria lain di sana, Bowen, melempar kulit kacang pada wajah Rick sembari tertawa. “Lebay sekali sampai seharga jantung segala.”

Rick berdecak dan menatap tajam pada pelaku yang baru saja melempar kulit kacang ke wajahnya. “Memang mahal, bukan? Sudah pasti harga mobilnya sangat mahal, pajaknya pun akan mahal.”

Luca tidak mengindahkan percakapan mereka, ia duduk di atas undakan tangga menuju mansion itu, duduk di sebelah Bowen yang sedang memakan cemilan kacang.

“Kamu mau, Luc?” Bowen menawarkan pada Luca di sebelahnya.

Pria itu menggeleng.

Bowen berdecak melihat sifat cuek rekan barunya itu, pandangannya ia alihkan pada Rick di hadapannya. “Kudengar Nona Keshi akan berkuliah tahun ini.”

“Lalu?” Rick bertanya, satu alisnya terangkat tinggi.

“Kupikir aku yang akan menjadi pengawal pribadi Nona Keshi, tetapi ternyata bukan.” Bowen melirik sekilas pada Luca yang sedang meneguk sebotol air dingin.

Rick mendengkus. “Kenapa? Kamu iri?”

Bowen tersedak saat menelan kacang yang ia kupas itu. Pria itu mendelik menatap kesal pada Rick. “Mana mungkin!”

Luca pada akhirnya menoleh saat melihat dari sudut matanya bahwa Rick dan Bowen sedang memperhatikannya. “Apa?” pria itu bertanya dengan datar.

Bowen melipat-lipat bungkusan kacang tanah di tangannya lalu mendekatkan dirinya pada Luca. “Hei, Luc. Doa apa yang kamu panjatkan sampai bisa menjadi pengawal pribadi Nona Keshi? Kamu tahu bukan bahwa gaji menjadi pengawalnya lebih besar dari pada pengawal biasa seperti aku dan Rick.”

Luca mengerutkan dahinya. “Itu di luar kehendakku.”

Bowen ikut mengerutkan dahinya tidak mengerti. “Maksudmu?”

“Hei, hentikan pembicaraan kalian tentang Nona Keshi.” seorang pria lain keluar dari dalam mansion.

Bowen mendongak dan melihat Rocco berjalan mendekati ketiganya. “Kenapa memangnya?”

Rocco mengeluarkan sebatang rokok dari saku celananya sekaligus pematik berbahan besi miliknya. “Itu tidak sopan jika kamu membicarakan majikanmu sembarangan.”

Bowen, pria dengan tubuh tinggi 191 cm itu beranjak berdiri untuk membuang bungkusan makanannya ke dalam tong sampah seraya membalas jawaban, “Baiklah, baik.”

Rocco mencebik, ia mengambil alih tempat duduk Bowen dan duduk di sebelah Luca yang masih saja diam dengan raut wajah datar. “Aku belum berkenalan denganmu. Namaku Rocco Rilev. Siapa namamu?”

Pria di sebelah Rocco menoleh. “Luca.”

“Hanya Luca?”

Luca mengangguk dan beranjak berdiri tanpa mempedulikan tatapan bingung dari Bowen, Rocco dan Rick.

“Mengapa dengannya?”

Bowen mengedikkan bahunya tak acuh. “Dia dingin sekali, penuh misterius.”

...\~\~\~...

Malam pun tiba. Makan malam kali ini berbeda dari biasanya, mereka (para penjaga baru itu) ikut makan malam bersama dengan Tuan Sanchez dan putrinya. Sama seperti saat sarapan tadi pagi.

Keshi seperti sudah biasa saja saat makan bersama kembali dengan para kelima pria itu. Gadis itu makan dengan lahap dan berusaha untuk tenang karena lagi dan lagi Luca duduk di hadapannya.

“Apa makanannya enak?” ayahnya bertanya pada kelima pria itu.

Rick terbatuk dan segera meneguk gelas berisi air di hadapannya lalu membalas pertanyaan Tuan Sanchez. “Ya, Sir. Ini sangatlah enak.”

Keshi tersenyum tipis melihat Rick, pria itu terlihat humoris. Pandangan gadis itu naik dan tidak sengaja bertatapan dengan Luca yang sedang memperhatikannya. Bibir yang tadinya tersenyum, kini luruh membentuk segaris.

Keshi berdeham dan melanjutkan makannya sembari mendengar percakapan mereka.

“Putriku besok akan pergi ke suatu kampus di kota ini, bisakah salah satu penjaga ikut menemani Keshi dan Luca?” Tuan Sanchez melempar pertanyaan, matanya menatap bergantian wajah kelima pria itu.

Gadis itu mengalihkan tatapannya dari piring makanannya ke arah ayahnya sendiri dengan wajah kebingungan.

Bowen mendongakkan kepalanya sekaligus mengangkat tangannya. “Saya bisa, Sir.”

Rio mengangguk senang. “Baiklah. Keshi, besok kau akan pergi bersama Luca dan Bowen. Ingat nasihatku tadi pagi kepadamu.”

Keshi memanyunkan bibirnya, ia memainkan sendok di atas piringnya sehingga memunculkan bunyi detingan.

“Hei, jangan bersedih seperti itu.” ayahnya mengingatkan.

Gadis itu mendongak dan membalas tatapan ayahnya dengan wajah kesal. “Itu bukan karena aku sedih! Ayah, ‘kan sudah kubilang besok aku akan pergi bersama temanku. Aku tidak mau pergi bersama para pengawal.”

Rio mengembuskan napasnya. “Tidak bisa, kamu ‘kan bisa bertemu di sana bersama temanmu. Selagi kamu pergi keluar, para pengawal akan ikut untuk melindungimu.”

Keshi menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. “Memangnya kenapa harus ada pengawal segala? Apa pekerjaan ayah sangat berbahaya sampai aku harus di lindungi?”

Meja ruang makan itu menjadi suram dengan aura mencekam yang mampu membuat keempat pria di sana menelan salivanya gugup. Rio memandang putrinya dengan tatapan nanar lalu kembali mengembuskan napasnya.

“Kamu ayah izinkan keluar, tetapi harus dengan pengawal. Atau sama sekali tidak ayah izinkan untuk keluar.” final sang ayah membuat Keshi semakin dirasuki rasa kesal.

Sebenarnya apa pekerjaan ayahnya? Mengapa keempat pria di sana juga terlihat tegang dan gugup saat Keshi melempar pertanyaan sebelumnya?

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!