Aku yang buta akan cinta malah berakhir sengsara. berawal saat kenal dengan denis lelaki yang mendekatiku saat duduk di bangku menengah atas dan dia memintaku menjadi pacarnya saat kelulusan. sejak menjalin asmara dengannya aku menjadi pembangkang. selalu melawan apa kata orang tua ku bahkan aku menikah dengan denis dengan memaksa bahkan membuatnya menjadi penerus perusahaan keluarga. orang tuaku yang hanya punya anak 1 terpaksa menyetujuinya. namun ternyata ini adalah awal kehancuranku. denis berselingkuh.. oh tidak justru aku. selingkuhannya. ternyata dia sudah bersama rere teman sekelasku sejak saat sma dia memanfaatkan kekayaan keluargaku untuk memperkaya dirinya juga kekasihnya. mereka bahkan yang menrencanakan pembunuhan orang tuaku dan juga aku sendiri.
tapi saat aku membuka mata setelah denis meminumkan racun kepadaku, aku kembali di saat aku berada di acara kelulusanku di jenjang Atas.
mendapat kesempatan kedua. aku berjanji untuk membalas dendam dan juga memperbaiki hidupku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh lima
"sayang... Kamu mau ikut meeting sama perusahaan X...?" tanya angga saat melakukan panggilan telpon dengan kekasihnya bianca
"perusahaan X, perusahaan mereka..?" tanya bianca memastikan pendengarannya
"iya, belum lama mereka ngajuin kerja sama, kakak lupa ngasih tau kamu, ternyata hari ini jadwal meeting sama mereka" jelas angga yang baru saja di ingatkan oleh asistennya bagas
"koq kakak mau kerja sama sama mereka setelah tau tentang mereka?" bianca sedikit kesal karena angga masih akan berhubungan dengan perusahaan yang dulu membuat ia kehilangan keluarganya.
"baru mau meeting sayang, lagian kakak ngga niat kerja sama bareng mereka, kakak cuma penasaran aja bagaimana mereka bisa menarik para investor sekelas papi kamu buat kerja bareng mereka." jelas angga yang melihat kekesalan sekaligus kekhawatiran di tiap kata-kata kekasihnya
"terus kalo bian ikut ngga enak donk, lagian bian juga belum faham" tanya bianca yang juga penasaran
"kamu ikut ketempat meeting aja yang, nanti kakak pake earphone biar kamu bisa tau apa yang kita bicarain" jelas angga tentang rencananya
"ow gitu.. Boleh kak, emangnya kakak mau meeting dimana?" tanya bianca yang sekarang malah jadi antusias
"tadinya mereka ngajak direstoran, tapi kakak lagi bAnyak kerjaan jadi pindah ke kantor kakak aja, sekalian lag biar mereka ngga bisa bertindak macam-macam juga"
"ok.. Bian langsung ke sana aja ya sekarang, kebetulan nih tadinya bian otw pulang.." ucap bianca
"siap bu boz, langsung naik aja ya ke ruangan kakak"
"iya. "
Setelah memutuskan panggilannya bian menelpon mami nya mengabarkan akan pulang terlambat. Setelah itu bian langsung melajukan mobilnya ke perusahaan danuarta.
Resepsionis sudah dikabarkan oleh bagas kalau pacar pak angga akan datang dan langsung dipersilahkan naik. Mereka yang sudah hafal dengan bian yang selalu memakai masker pun langsung mengenali nya dan mempersilahkan naik ke atas.
"kalo masuk ganggu pak boz ngga nih..?" ucap bian yang hanya memperlihatkan kepalanya kedalam ruangan angga setelah mendapat izin dari bagas
"sayang udah sampe..." angga tersenyum melihat wajah bianca dan beranjak mendekatinya dan mencium kening bianca
"udah, makan dulu yuk, tadi bian beli makan dulu dijalan" bianca mengangkat paper bag yang ia bawa
"suapin ya... Kakak lagi ngerjain berkas buat laporan ke big boz " tunjuk angga ke arah mejanya
"iya... Ayo duduk... Oiya.. Bian juga beliin buat kak bagas ya tadi." jelas bian agar angga tak salah faham
"iya makasih ya, disini aja yang, kakak ambil laptop dulu" angga mempersilahkan bianca duduk di sofa dan menyiapkan makan siang mereka..
Bianca juga angga memang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, bahkan angga pun sering telat makan hanya karena bian tidak datang ke kantornya.
setelah selesai bagas mengabarkan bahwa perwakilan dari perusahaan X sudah ada di lobby.
angga meminta bagas menjemput mereka dan membawa mereka ke ruangan meeting.
"sayang.. Sini" angga menyuruh bianca untuk duduk menghadap laptop yang sudah menyala. "kakak mau meeting disana, kamu bisa lihat gerak gerik mereka dan ini dipakai biar kamu juga tau apa yang kita bicarakan" angga memberikan earphone.
"hati-hati ya kak..." ucap bianca khawatir
"iya sayang, ada bagas disana, lagian kamu juga bakalan ngawasin kakak kan. Kalo ada apa-apa langsung kasih tau kakak ya"
Setelah melakukan panggilan pada ponsel bianca dan tetap mengaktifkan earphone untuk berkomunikasi angga pun berjalan menuju ruang meeting.
"kak... Ruangannya bian kunci dari dalam ya" ucap bianca sambil mengecek suaranya terdengar
"boleh... Kakak juga lupa bilang tadi. Takut ada papa datang dan liat kamu lagi..." jawab angga
"kalo ada yang hilang jangan salahin bian ya" ucap bian asal
"ngga, paling kakak bakalan langsung dateng ke papi kamu buat minta kamu jadi istri kakak" angga pun menjawab asal
"udah deh.. Ngga usah mulai-mulai..." ucap bian
"hehe.. Ya udah kamu dengerin aja ya, kakak udah mau keluar lift nih... " angga mengingatkan bian
Angga pun melangkahkan kakinya menuju ruang meeting dengan langkah pasti dan berwibawa
"selamat siang" ucap angga saat masuk kedalam ruangan
"Ngga usah pake senyum" terdengar bianca protes dan angga langsung menetralkan wajahnya
"siang pak angga..." ujar salah satu dari mereka.
"Baik, apa bisa langsung dimulai..." angga ingin langsung menyelesaikan pekerjaan ini saat melihat wanita didepannya terus saja menatap wajahnya
"bisa pak... Baik perkenalkan nama saya cahaya, bisa dipanggil aya. Saya manager bagian pemasaran" ujar si wanita yang sejak tadi menatap angga sambil menyodorkan kartu nama pada angga dengan senyum manisnya tapi tak membuat angga menatapnya.
"Bisa langsung persentasi" ucap anggasta dengan suara tegasnya
Raut wajah si wanita bernama cahaya langsung murung mendengar kata tegas dan mengintimidasi yang keluar dari mulut angga. Namun ia langsung bisa menguasai keadaan dan mulai presentasinya
"Kak, hati-hati kayanya dia mau berjalan ke arah kakak dan menjatuhkan diri" ucap bianca setelah meeting berjalan beberapa lama
Angga yang mendengar peringatan dari bianca pun langsung menggeser kursinya ke arah bagas, dan persis apa yang dikatakan bianca wanita itu kini jatuh di bawah meja dengan wajah merahnya menahan malu
Angga dengan pura-pura tak tau pun langsung kaget
"loh... Anda kenapa bu..?" tanya angga sambil menahan tawanya tanpa berniat menolong
"oh, saya agak oleng pak karna sepatu saya" ucapnya beralasan sambil mengulurkan tangannya meminta pertolongan pada angga
Angga yang melihat itu langsung menarik bagas untuk membantu si wanita, sedang si wanita melotot melihat angga yang tak menolongnya
"maaf ya bu, pacar saya cemburuan, jadi saya ngga bisa deket sama wanita lain" kilah angga beralasan seolah tau apa yang dipikirkan si wanita, padahal ia tak mau kalau bianca yang sedang mengawasinya marah hanya karena menolong wanita yang tak ia kenal.
"kan dia ngga liat pak, lagian cuma nolongin saya aja. Baru jadi pacar udah cemburu'an yakin pak kalo dia cinta sama pak angga bukan cuma karena harta" si wanita yang masih kesal pun mencoba membuat angga goyah
"maaf bu, pacar saya itu anak satu-satunya dari pemilik perusahan ternama, jadi sangat tidak mungkin kalau dia hanya mengincar harta saya" elak angga membela sang pacar
"loh bisa aja pak. Bukan cuma orang kekurangan loh yang mengincar harta tapi orang kaya juga masih suka sama harta"
"apa ibu termasuk yang seperti itu?" tanya ezra menyelidiki
"bu.. Bukan dong mana mungkin saya seperti itu. Saya sudah puas dengan yang saya punya sekarang" jawabnya gugup karena tak di pungkiri selain tertarik dengan wajah CEO muda ini, cahaya juga tergiur dengan kekayaan keluarga danuarta yang telah menduduki tingkat ke tiga soal kekayaan.
"bagus kalau begitu... Dan untuk kerja sama ini saya menolaknya karena banyak poin lemah dan memberatkan perusahaan kami" jawab angga tegas membuat si laki-laki yang datang bersama itu kaget
"loh pak... Apa tidak bisa di pikirkan lagi..? Banyak juga poin yang menguntungkan perusahaan danuarta" bujuknya sambil.melirik ke arah cahaya
"setelah kalian memperbaiki proposalnya mungkin papa saya akan memberikan jawaban. Dan sekarang saya masih ada urusan, jadi saya permisi" angga langsung pergi meninggalkan perwakilan perusahaan X
"silahkan pak bu, saya antar ke depan..." ucap bagas sopan karena ditugaskan untuk memastikan kalau mereka sudah pergi dari perusahaan
btw tor, td q bc nya angsata 😭