Demi untuk menghindari perjodohan dengan seorang juragan tanah oleh pamannya sendiri, Fatimah pergi meninggalkan kampung halamannya, terpaksa meninggalkan sang kakek yang telah membesarkannya dari kecil.
Fatimah beruntung karena sesampainya di kota, dia bertemu dengan nenek yang baik hati yang memintanya untuk bekerja sebagai pengasuh cucunya, Zahra.
Kepribadian dan kecantikan Fatimah rupanya mampu membuat Aditya, majikannya jatuh hati padanya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dendam Sherly..
Aditya mengetuk dengan kencang pintu kamar di sebuah apartemen.
Tidak butuh waktu lama, si empunya membuka sambil tersenyum halus.
Aditya mendorong pintu itu dan menerobos masuk tidak memperdulikan tuan rumah yang sedikit terdorong olehnya.
"APA MAU MU??" Tanya Aditya dengan mata memerah menahan emosi.
"Sabar dulu sayang..duduk dulu.. harusnya kamu menanyakan kabarku..sudah 4 tahun kita tidak bertemu.." Jawab Sherly dengan tenangnya, tidak memperdulikan kemarahan Aditya.
"Aku tidak peduli lagi denganmu, kamu mati pun aku tidak peduli.." Jawab Aditya masih dengan emosi.
"Aku tidak akan mati, aku harus berumur panjang untuk mengurus Zahra.." Jawab Sherly masih dengan tenangnya.
"KAMU?? Tak akan kubiarkan kamu mengambil Zahra dariku.." Ucap Aditya sambil melotot kepada Sherly.
"Aku ini ibu kandungnya Zahra, jadi aku lebih berhak mengurus Zahra dibanding pengasuh kamu itu.."
"Siapa nama pengasuh kamu itu, Fatimah..oh iya bener Fatimah seorang pengasuh dari kampung, gadis miskin yang kamu nikahi.. demi Tuhan Aditya..apa tidak ada lagi wanita lain??" Ledek Sherly.
Mendengar itu Aditya semakin emosi, rasa rasanya kalau saja Sherly adalah laki laki sudah pasti akan dihajarnya habis habisan karena telah menghina Fatimah istrinya.
"Dia seribu kali lebih baik dari kamu..Dia menyayangi Zahra dengan tulus, tidak seperti kamu yang mencampakkan anak kandungmu sendiri.." Jawab Aditya sambil melotot kepada Sherly.
"Kamu memang masih bodoh Aditya, kamu ini gampang sekali ditipu..Seorang wanita akan melakukan apa saja untuk menjadi istri seorang miliarder sepertimu, aku ini wanita aku bisa lihat kalau pengasuh miskinmu itu hanya berpura pura menyayangi Zahra.." Ucap Sherly sambil tertawa.
"Seperti caramu mendekatiku dulu?" Tanya Aditya.
Sherly terdiam.
"Fatimah tidak seperti dirimu, aku sangat mencintainya melebihi aku mencintaimu dulu.."
"Dan sekarang aku sangat membencimu, aku jijik padamu.." kata Aditya dengan emosi.
"Dan sekarang kamu mau mengambil Zahra dariku, kamu mimpi.."
"Sebaiknya kamu menyerah karena itu akan sia sia.. kamu tidak akan bisa melawanku"Lanjut Aditya lagi sambil berlalu pergi meninggalkan rumah itu.
"Kita lihat saja.." Ucap Sherly setengah berteriak agar Aditya yang pergi bisa mendengarnya.
Gugatan itu sangat menggangu pikiran Aditya, dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi bekerja, walaupun tim pengacaranya menjanjikan akan melakukan yang terbaik tapi dia tetap khawatir, dia tidak bisa membayangkan kalau harus berpisah dengan Zahra, dan sekarang dia merasa ingin bertemu dengan putrinya itu, akhirnya dia memutuskan untuk pulang kerumah.
Melihat ayahnya pulang masih sore membuat Zahra teriak kegirangan, dia segera menyambut Aditya yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Aditya bahagia disambut seperti itu oleh Zahra, segera dia memeluk Zahra dengan erat, sambil berkata dalam hati, tidak akan kubiarkan siapapun mengambil Zahra darinya.
Aditya memeluk Zahra agak lama, Fatimah memerhatikan dan melihat dengan jelas bahwa di mata suaminya terlihat genangan air mata, Aditya seperti akan menangis.
Fatimah menyadari ada sesuatu yang aneh pada Aditya, apalagi ketika Aditya memeluknya terasa kalau suaminya sedang mengalami sesuatu yang berat, tatapan matanya pun tidak seperti biasanya.
Malam hari.
Hari sudah semakin malam, akan tetapi Aditya masih berada di kamar Zahra, dan berada di samping putrinya yang sudah tertidur pulas, Aditya mengusap lembut pipi putrinya dan sekali kali diciumnya.
Fatimah yang memerhatikan semakin curiga, tapi dia tidak bertanya apa apa, kemudian Aditya mengajaknya pergi untuk istirahat ke kamar mereka berdua.
Aditya memeluk Fatimah di tempat tidur mereka, dalam pikirannya diliputi kebingungan apakah harus memberi tahu Fatimah atau tidak tentang gugatan yang dilayangkan Sherly. Di sisi lain Aditya berfikir cepat atau lambat istrinya akan mengetahui gugatan ini, tapi di sisi lain juga Aditya tidak ingin membuat Fatimah bersedih.
Sherly.
Sherly tertawa.
Dia memerhatikan secarik kertas yang akan dijadikannya bukti untuk melawan Aditya di pengadilan.
Ingatan Sherly kembali ke 4 tahun lalu, setelah dia menandatangani surat cerai, dan segera berangkat keluar negeri untuk menerima tawaran main film disana, tiba tiba produser film tersebut membatalkan tawarannya, dan tidak menjelaskan alasannya. Bukan hanya itu, beberapa kontrak iklan juga dibatalkan sepihak, beberapa merk produk di dalam dan luar negeri yang menjadikan Sherly sebagai brand ambassador pun memutus kontrak dengannya.
Sherly yang kebingungan, diberi tahu bahwa ini semua adalah ulah Aditya, dia memberikan investasi yang banyak pada film yang akan dibintangi oleh Sherly dengan syarat harus mengeluarkan Sherly dari proyek film tersebut.
Aditya juga melakukan hal yang sama kepada beberapa perusahaan iklan dan produk. Sampai akhirnya tidak ada yang mau memakai jasa Sherly sebagai artis, dia dikeluarkan dari manajemen keartisannya dan hidupnya mulai berubah.
Beberapa kali dia kembali ke Indonesia dan mencoba bertemu dengan Aditya untuk mencoba meminta maaf dan merayunya lagi.
Aditya benar benar sudah marah dan tidak mau menemuinya. Sherly menyadari kesalahannya yang meninggalkan Aditya dan anak mereka.
Beberapa kali lagi Sherly mencoba lagi menghubungi Aditya, dia berharap Aditya masih mencintainya dan akan menerimanya kembali, tapi itu semua percuma saja. Aditya telah menutup rapat hatinya untuk Sherly.
Kehidupan Sherly pun mulai berubah drastis dari pada saat masih menjadi nyonya Aditya.
Dia merindukan kemewahan dan fasilitas yang dulu diberikan Aditya kepadanya.
Sherly berniat menggunakan anak mereka sebagai senjata untuk membuat Aditya kembali kepadanya, apalagi dia mendapat kabar bahwa sampai saat itu Aditya belum mempunyai seorang kekasih.
Tapi rencana itu batal karena ternyata Aditya sudah menikah lagi.
Rasa marah dan cemburu menyeruak dalam hatinya apalagi dilihatnya dalam foto itu Zahra sangat dekat dengan istri baru Aditya.
Sherly pun menggali informasi dari orang yang dekat dengan Aditya, bahwa istri baru Aditya adalah dulunya seorang pengasuh putrinya, seorang gadis kampung yang miskin.
Rasa marah semakin menyeruak karena merasa dikalahkan oleh seorang gadis biasa saja yang tidak ada apa apa dibanding dengan dirinya.
Kini Sherly bertekad akan merebut Zahra anaknya dari Fatimah gadis kampung yang miskin.
"Fatimah tidak pantas menjadi ibu dari anakku, dasar gadis kampung, memegang anakku saja dia tidak pantas apalagi dipanggil ibu, bahkan memeluk dan mencium anakku, tidak tahu diri"
Ucap Sherly seraya memperhatikan Fatimah dan Zahra yang yang sedang berbelanja di dalam mall.
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/