NovelToon NovelToon
Sinar Rembulan

Sinar Rembulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:244.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa icha

"Neng, mau ya nikah sama anaknya Pak Atmadja.? Bapak sudah terlanjur janji mau jodohkan kamu sama Erik."

Tatapan memelas Pak Abdul tak mampu membuat Bulan menolak, gadis 25 tahun itu tak tega melihat gurat penuh harap dari wajah pria baruh baya yang mulai keriput.

Bulan mengangguk lemah, dia terpaksa.

Jaman sudah modern, tapi masih saja ada orang tua yang berfikiran menjodohkan anak mereka.
Yang berpacaran lama saja bisa cerai di tengah jalan, apa lagi dengan Bulan dan Erik yang tak saling kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

3 minggu setelah pembahasan tentang Celine, aku tidak pernah bertanya apapun lagi pada Mas Erik. Rasanya malas saja jika nanti jawabannya selalu banyak alasan. Terkesan seperti aku yang ingin buru-buru memperjelas hubungan mereka. Seharusnya mempertemukan aku dengan Celine menjadi tugas dan tanggungjawab Mas Erik karna dia yang ingin memperbaiki hubungan kami.

Selama 3 minggu itu juga, kami tetap pisah kamar. Sesering apapun Mas Erik membujuk, aku selalu menolaknya dengan tegas. Bukan apa-apa, aku hanya sedang menghargai diri sendiri dengan tidak bertindak bodoh. karna apapun bisa terjadi jika kami tidur satu kamar, terlebih Mas Erik sedang berusaha membuatku menerimanya. Aku khawatir dia nekat melakukan sesuatu yang pada akhirnya membuatku tidak bisa mundur. Sedang fakta tentang hubungan dengan Celine belum aku ketahui langsung.

Sore setelah aku baru pulang kerja, Mas Erik tiba-tiba mengajakku pergi bertemu Celine. Malas sebenarnya, apalagi sempat berada di titik tidak mau tau lagi hubungan mereka. Sampai terbesit ingin membicarakan perceraian dengan kedua orang tuaku. Namun semua itu masih menjadi pertimbangan berat, mengingat aku akan menyakiti perasaan mereka jika semua ini terjadi.

"Nanti jaga jarak dengan Celine, jangan terlalu dekat." Kata Mas Erik mengingatkan. Dia berjalan tepat di sebelahku ketika memasuki sebuah restoran.

Aku terkekeh kecil. "Bukankah aku datang dengan pawangnya, apa mungkin dia akan lepas kendali?" Sebuah kalimat sindiran yang ternyata tepat sasaran, sampai Mas Erik menatapku tak suka.

"Masih belum percaya padaku?" Tanyanya lesu.

Percaya dia bilang? Ada saja ucapannya yang membuat mulut ini tidak tahan untuk tertawa. "Mas Erik tidak melakukan apapun, apa yang harus aku percayai?"

Dia tampak menghela nafas berat. "Kita selesaikan dulu satu persatu." Ujarnya.

"Aku bahkan tidak memulai apapun, apanya yang harus aku diselesaikan. Ini bukan tanggungjawab ku sebenarnya." Sahutku datar.

"Iya sayang, aku yang mulai. Tapi kamu harus percaya setelah semua selesai." Mas Erik bicara dengan menahan senyum.

"Ck! Sayang sayang, mimpi saja!"

Kami berhenti di depan salah satu pintu ruangan VIP yang ditunjukkan oleh salah satu pelayanan.

"Silakan Kak,, ini ruangannya." Pelayanan itu membukakan pintu setelah mengetuknya dan mempersilahkan kami masuk.

Aku sudah menduga jika Celine sudah lebih dulu datang karna pelayan tadi mengetuk pintu lebih dulu. Dan setelah pintu itu di buka lebar, aku melihat sosok Celine yang beberapa kali pernah aku lihat setiap kali datang ke rumah.

Senyum bahagia diwajahnya seketika luntur ketika melihatku. Mas Erik tiba-tiba merengkuh pinggang setelah menutup pintu. Jika bukan untuk memancing amarah Celine, aku pastikan sudah menepis tangan Mas Erik detik itu juga. Sayangnya ada beberapa hal yang perlu aku dengar dari mulut Celine. Akan lebih baik jika dia sedang dalam keadaan emosi. Sebab emosi bisa membuat seseorang mengatakan apapun, jadi aku tidak perlu repot-repot mengajukan pertanyaan.

"Kamu bawa wanita ini? Sayang, aku pikir kamu ingin makan malam berdua denganku saja." Ekspresi wajah tak suka Celine seketika berubah memelas.

Sementara itu, rengkuhan tangan Mas Erik di pinggangku malah semakin erat. Seolah sengaja ingin menunjukkannya pada Celine.

"Hubungan kita sudah berakhir, kamu jangan lupa itu!" Tegas Mas Erik. Dia menarik kursi dan mempersilahkan aku duduk di sana. Kursi yang di pilih Mas Erik berada di ujung meja, sedangkan Celine ada di ujung sana.

Bisa aku lihat kedua mata Celine berapi-api melihat Mas Erik memperlakukan ku seperti ini.

"Selamat malam Celine, bagaimana kabarmu?" tanyaku basa-basi. Meski aku yakin tidak akan mendapat respon yang baik dari Celine.

"Jangan sok baik!" Bentak Celine ketus.

"Celine! Tolong jangan berulah lagi, aku mengajakmu bertemu untuk meluruskan semuanya. Pertemuan ini juga akan menjadi yang terakhir." Mas Erik menatap Celine tajam.

"Setelah semua yang terjadi, tega kamu meninggalkan aku seperti ini?! 4 tahun! Jangan lupakan waktu yang sudah pernah kita habiskan bersama! Kita bahkan pernah tinggal bersama Erik!"

Ucapan Celine semakin memperjelas sejauh apa hubungan mereka. Perkataan Angga 3 minggu lalu juga bukan kebohongan. mereka pernah tinggal satu atap.

"Lalu kamu ingin aku bertanggungjawab atas apa yang tidak pernah aku lakukan? Kamu pasti tidak lupa berapa kali aku pernah menolakmu. Ayah dari anak itu bersedia tanggungjawab, kenapa kamu harus keras kepala?"

"Anak itu sudah lenyap, aku tidak sudi melahirkan anaknya!"

"Astaghfirullah,," Ucapan Celine sukses membuatku istighfar dalam hati. Sejauh ini, aku baru melihat langsung seorang ibu yang tega menghilangkan anaknya.

"Celine, maaf jika kedatangan ku membuat kamu tidak nyaman. Aku hanya ingin memastikan hubungan kalian saja. Di luar itu, aku merasa tidak perlu mendengarnya. Jadi kalian bicara berdua saja." Aku beranjak, tapi Mas Erik malah menahan tanganku.

"Aku juga sudah selesai, kita pergi sekarang." Ujarnya kemudian ikut berdiri dan menatap ke arah Celine.

"Aku harap kamu bisa menerima semua ini, menyadari kesalahan dan hidup lebih baik lagi. Aku berterimakasih pada mu, bagaimanapun kita pernah bersama. Tapi semua itu hanya akan menjadi masa lalu. Semoga kamu bertemu orang yang tepat." Setelah mengatakan semua itu, Mas Erik menggandeng ku untuk keluar.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan kalian bahagia!" Teriakan Celine menggema, bahkan terdengar sangat dekat di telingaku.

"Celine,,!!!" Teriak Mas Erik.

Saat aku berbalik badan, sebuah pis sau makan ditangan Cinta sudah menan-cap di lengan Mas Erik.

Keadaan menjadi tegang. Tubuhku sampai lemas melihat kejadian yang terjadi begitu cepat. Celine terlihat panik dan segera lari keluar ruangan. Aku tidak berfikir mencegahnya karna memikirkan luka di lengan Mas Erik.

Mas Erik terlihat mencabut pis sau itu dan seketika dar rah segar semakin mengucur dari lengannya.

Tanpa pikir panjang, aku merobek sebagian hijab ku untuk mengikat luka di lengan Mas Erik agar mencegah dar rah agar tidak semakin mengucur.

"Ayo kerumah sakit!"

Aku menuntun Mas Erik dan meminta bantuan pada pelayanan agar segera membereskan ruangan tadi dan memintanya untuk menyebarkan kejadian ini.

...*****...

Mas Erik tampak memejamkan mata, aku memperhatikan dari jauh ketika dokter sedang menjahit luka di lengan Mas Erik.

Tadinya Mas Erik ngotot ingin langsung pulang, tapi aku melarangnya agar mendapatkan perawatan, paling tidak sampai besok.

Kini Mas Erik sudah dipindahkan ke kamar rawat inap dengan selang infus yang menancap di tangannya. Darah yang keluar lumayan banyak dan mengharuskan untuk di infus agar tidak lemas.

Saat Mas Erik sedang mendapatkan pertolongan dari dokter, aku menyempatkan diri menghubungi pihak restoran untuk meminta rekaman CCTV di ruangan kejadian. Sekarang rekaman CCTV itu sudah ada di tanganku tanpa sepengetahuan Mas Erik. Aku meminta rekaman itu karna penasaran. Rasanya tidak mungkin Celine sengaja melukai Mas Erik, mengingat wanita itu sangat menginginkan Mas Erik.

Dugaan ku tidak meleset, sejak awal Celine memang mengincar ku. Dia ingin mengarahkan pisau itu tapi Mas Erik lebih dulu berbalik dan menghalangi Celine hingga lengannya yang terluka.

"Selama ini pikirannya dimana, bisa-bisanya mempertahankan wanita kejam seperti ini."

"Kamu bilang apa Bulan?"

"Ehh??" Aku terperanjat, padahal sudah bicara sepekan mungkin, tapi masih bisa di dengar Mas Erik walaupun tampak tidak mendengarnya dengan jelas.

"Aku keluar sebentar, Mas Erik mau titip apa? Kita belum makan malam."

"Pesan saja. Pakai ponselku." Mas Erik menyodorkan ponselnya, mau tidak mau, aku beranjak dari sofa yang menghampirinya di brankar.

1
Wiwik Emy
lanjut thor
ichcha
lanjut kak
Jovin Huang
modus byk bgt setelah dpt semua ya Erik bisa minta ini itu
Yuliana Tunru
ini indah x pengatin baru yg kemarin msh perkenalan..smoga segera hamill yaa bulan
Eka ELissa
modus Erik brhasil bulan kmu di ajk trbang ke lngit ke tuju pagi/Facepalm/
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
emak ternoda dah tau part ini lagi bikin anak.... hawa mendung angin semilir waduh bojo mana bojo.....
Kotin Rahman
oalaaahhh rik wong mau cerita wae kok yo pke syarat......Bulan mna mau nyium duluan yg ada maluu apa lgi dr awal klian tdk ada pndekatan.....sklinya satu rmh mlah trabaikn......mnding kmu mulai dluan aja nyosor bulan 😄😄😄😄
Euis Maryam
lanjuut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh pengantin lama rasa baru. 😂😂😂
Sugiharti Rusli
oh ternyata Erik pernah kuliah di luar negeri yah,,,
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
Erik mau upah di bayar duluan ya ... tetapi ya itu kegiatan suami isteri.. atas bawah bawah atas /Facepalm//Facepalm/
yuning
ambil paksa 😚
Aretha Parahita
gini kan enak bacanya nggk ada pelakor d pembinor jadi menikmati ceritanya
Opi Sofiyanti
bulan tuh jinak2 merpati.... 😂😂😂😂
Iin Yuliana
𝗍ᥙ kᥲᥒᥒᥒ ᥱrіᥴ 𝗍ᥙmᥲᥒ 🤣🤣🤣 ᥲᥣᥱsᥲᥒ mᥲᥙ ᥣіᥲ𝗍 𝗍rs mᥲᥙ ᥒg᥆ᑲᥲ𝗍іᥒ 𝗍⍴ ძі gᥲrᥲ⍴ ძᥣᥙ 😂😂m᥆ძᥙs, ᑲіsᥲ kᥙ ᑲᥲᥡᥲᥒgkᥲᥒ mᥲᥣᥙᥒᥡᥲ ᑲᥙᥣᥲᥒ 𝗍⍴ ᥲ⍴ᥲᥣᥲһ ძᥲᥡᥲ kі𝗍ᥲ ⍴ᥱrᥱm⍴ᥙᥲᥒ mᥲᥒᥲ ᑲᥱrძᥲᥡᥲ sᥲmᥲ ᥣᥱᥣᥲkі ᥲ⍴ᥲᥣgі mᥱrᥱkᥲ sᥱძᥲᥒg ᑲᥱrһᥲsrᥲ𝗍 ⍴s𝗍і kᥲᥣᥲһ 𝗍ᥱᥣᥲk... 𝗍ᥱᥒᥲgᥲ mᥱrᥱkᥲ ᥣgsg ᑲᥱrkᥲᥣі ᥣі⍴ᥲ𝗍 🤭🤭

gᥲ⍴ᥲ⍴ᥲ ᥣᥲᥒ mᥲkіᥒ һᥲrі mᥲkіᥒ ᥱᥒᥲk k᥆kk 😁🤭 ძ᥆ᥲkᥙ sᥱm᥆gᥲ kᥲᥣіᥲᥒ ᥴᥱ⍴ᥲ𝗍 ძі kᥲsіһ m᥆m᥆ᥒgᥲᥒ ᥡᥲ.. ᥲᥲmііᥒ
enur .⚘🍀
begitulah jika pria syudah merasakan nikmat ny menyatu ,, kegiatan itu tidak cukup satu x di lakukan ,rasa ny pen lagi dan lagi untuk nambah ronde 🤣
As Lamiah
semoga semakin membaik dan ada kabar baik untuk kedua ortu Erik dan bulan
Ayna Adam
Semoga Bulan lekas hamil anak kembar ya😀
Nurhayati Nia
selamat berbucin ria deh untuk mas erik aku syuka liat kalian mesra gini
Ayna Adam
Kesempatan dalam kesempitan 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!