NovelToon NovelToon
Cinta Senja Untuk Awan

Cinta Senja Untuk Awan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Mengubah Takdir
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Suryandari

Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

XIV TERBAKAR TAPI BUKAN API

Dikediaman Tuan Narendra, sudah banyak tamu berdatangan.

Mansion bergaya Amerika itu sangat luas, bahkan jarak halamannya saja dengan mansion jika diukur lebih dari seribu meter persegi.

Senja takjub melihat hunian keluarga tersebut.

Terkesan sangat asri, apalagi didepan mansion ada taman bunga yang cukup luas, tumbuhan cemara tumbuh subur menjulang tinggi berjajar sangat rapi disana.

Dan juga di tengah halaman tersebut terdapat air mancur ditengah-tengah lahan tersebut yang cukup besar. Menurut Senja ini seperti di negri dongeng saja.

Awan memarkirkan mobil disana,membukakan pintu untuk senja.

Lalu memberikan lengannya pada senja, Senja pun menggamit lengan Awan posesif. Mereka melangkah masuk bersama, nampak seperti pasangan yang sangat serasi.

Langkah mereka pun terus maju menuju kedalam mansion.

Setelah masuk dalam mansion, Tuan Narendra dan istrinya menyambut Awan hangat.

"Selamat malam Pak Awan?" sapa Tuan Narendra pada Awan.

"Wah..akhirnya Pak Awan menggandeng kekasih?" ucap Nyonya Narendra dengan senyum melihat Awan membawanya ke pesta.

"Iya Nyonya, perkenalkan ini Senja tunangan saya?" ucap Awan pada Nyonya Narendra.

Senja yang mendengar itu tercekat kaget. Bisa-bisanya Awan mengakuinya sebagai tunangan. Padahal status saja mereka tak jelas.

"Saya Senja?" senja menyalami Nyonya dan Tuan Narendra.

"Kamu cantik sekali, beruntungnya Pak Awan memiliki mu?" puji nyonya narendra pada senja.

Sedangkan Senja hanya tersenyum malu-malu.

"Terimakasih pujiannnya nyonya tapi itu sangat berlebihan", ucap Senja dengan senyum kikuknya.

Ini adalah pertama kalinya Senja diantara orang-orang yang uangnya tak berseri seperti mereka. Senja merasa dirinya sangatlah kecil dan tidak sending dengan mereka. Beberapa kali ekor mata Senja mengamati satu persatu orang yang ada disana. Sontak membuat Senja semakin minder sendiri.

Melihat kegugupan dimata senja Awan pun seakan tau apa yang difikirkan Senja saat ini, dia langsung mengenggam erat tangan senja seakan menyalurkan energinya. Agar senja tidak gugu lagi. Dan benar saja seketika perasaan tenang menyusup dihati senja. Perasaan groginya hilang entah kemana.

"Pak Awan ayo kita ke meja dulu?" ucap Tuan narendra menggiring mereka duduk dikursi yang disediakan disana.

Mereka pun duduk dimeja yang dibuat melingkar itu, Senja duduk didekat Awan. Tangan mereka masih terus saling menggenggam erat satu sama lainnya. Dan sesekali tangan awan membelai punggung tangan senja mesra.

Sungguh orang-orang yang ada disana pun pasti mengira mereka memanglah sepasang kekasih karena perlakuan-perlakuan kecil Awan begitu manis.

Namun berbeda dengan wanita yang dari kejauhan menatap mereka, sepasang matanya menyimpan kencian dan kemarahan. Hatinya cemburu melihat mereka. Sesuatu telah membakar hatinya tapi bukan tentang api. Hatinya sedang diselimuti kabut cemburu.

Wanita yang sangat cantik dengan gaun terbukanya. Mukanya memerah menahan amarah, seeakan - akan tatapan itu adalah tatapan pembunuh.

Wanita itu adalah Felisya, dia juga datang bersma Marco atas undangan Rebeca anak dari Tuan Narendra itu adalah sahabat Felisya.

Namun kini dia sedang duduk sendiri, tadi Marco izin mengangkat teleponnya.

Sedangkan Awan belum mengetahui jika Felisya dan Marco juga ada disana.

Awan ditempat duduknya masih nampak begitu serius berbincang tentang bisnis dengan Tuan Narendra. Mereka membahas kelanjutan proyek pembangunan hotel di Sumatra milik mereka sehingga Awan pun tidak begitu perduli dengan hal lainnya.

Tiba-tiba gadis cantik dari arah depan muncul, gadis cantik bergaun merah itu menghampiri mereka.

Tuan Narendra pun mengenalkan gadis tersebut sebagai putri semata wayangnya pada Senja, dia adalah Bianca. Sedangkan Awan dia sudah sangat mengenal Bianca, karena dulu saat masih bersama Felisya mereka sering bertemu.

"Bianca, kenalkan ini tunangan Pak Awan", ucap Pak Narendra pada Putrinya.

Sedangkan Bianca menatap Senja remeh, satu sudut bibirnya sedikit terangkat. Namun Bianca langsung menutupi ketidak sukaannya pada Senja, dengan berpura-pura tersenyum ramah.

"Hai.... Aku Bianca, senang bertemu denganmu". Ucap bianca dengan senyum yang terkesan dibuat-buat.

"Hai...Senja, selamat ulang tahun", ucap Senja.

" Terimakasih sudah mau datang", ucapnya.

" Tidak masalah, Mas Awan yang mengajakku", ucap Senja pada Bianca.

Mereka pun saling menjabat tangan.

"Hai, kak Awan", ucapnya ramah menyapa Awan.

"Hai, Bianca. Bagaimana kabarmu?" tanya Awan.

"Seperti yang Kak Awan lihat,aku luar biasa kan hari ini", ucap bianca sambil tersenyum genit yang dibuat-buat.

Awan pun mengiyakan ucapan Bianca dengan menganggukkan kepalanya.

Sedangkan Senja yang melihat itu menggelengkan kepalanya kecil.

"Selamat ulang tahun ya",ucap Awan.

" Terimakasih kak",ucap Bianca pada Awan.

Melihat perubahan raut Bianca saat berbicara dengan Awan, Senja pun tau jika Bianca ini tidak menyukainya.

Karena saat ini sedang banyak tamu undangan jadi dia hanya sedang menutupi ketidak sukaannya pada Senja.

Tiba-Tiba ada rasa sesuatu yang mengganjal dibagian tubuh Senja, saat ini rasanya dia ingin berkemih.

"Mas", panggil Senja pada Awan.

Awan pun menoleh kearah senja, menatap wajah gadis tersebut.

" Iya, ada apa?" tanya Awan kepada Senja.

" Aku mau ke toilet", ucap senja dengan gerakan gelisah .

" Mau aku temani?" Tawar Awan.

" Tidak usah,cukup beri tahu aku dimana toiletnya", jawab senja pada Awan.

" Kamu kebelakang lurus saja, pintu pertama", Awan memberi tahu posisi toiletnya.

Awan sudah beberapa kali bertandang ke kediaman Tuan Narendra sebelumnya atas undangan mereka.

" Baiklah, aku ke toilet dulu", ucap senja berpamitan.

Senja pun akhirnya masuk dalam toilet tersebut. Saat dia hendak meninggalkan toilet kaki senja dijegal oleh seorang perempuan.

"Sreeet... Gubrak!" Senja pun terjatuh kelantai,kaki dan tangannya terasa nyeri sesaat.

Spontan dia mengaduh, Senja pun berusaha berdiri namun saat dia masih belum berdiri dengan tegak wanita itu malah menjambak rambut Senja kuat.

" Heh, kamu wanita kampung yang gatal sudah berani ya kamu mendekati Awan", hardiknya.

Senja pun mendongak, melihat wajah wanita itu ternyata itu adalah Felisya.

Senja sempat terheran kenapa Felisya juga ada disini.

" Kak Feli", ucap Senja.

" Apa tadi katamu,kau panggil aku siapa?, orang kampung yang hanya seorang pembantu dilarang memanggilku kakak bikin gatal telingaku!", seru felisya dengan tatapan kebenciannya.

Lalu Senja tersenyum smirk penuh arti.

Senja bukan seorang gadis yang mau ditindas orang lain.

Dengan gerakan cepat dia langsung melepas tangan Feli dari kepalanya, dan mendorong wanita itu kuat.

Dan Felisya pun terhuyung akan terjatuh, kepalanya terbentur ke dinding yang ada didepannya. Namun wanita itu menahan tangannya untuk langsung menyangga tubuhnya dengan menempelkan jari-jarinya ke dinding.

Mendapat perlakuan itu dari Senja, Felisya langsung menoleh kearah Senja, menatap Senja dengan nyalang.

Matanya memerah menahan amarah, tangannya terkepal sempurna.

" Berani - beraninya kamu heh, aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja!" teriak Felisya pada Senja.

Saat tangannya hendak menampar Senja, tiba-tiba sebuah tangan kekar menangkapnya.

Felisya pun langsung menoleh pada sosok yang menghalangi niatnya untuk menampar Senja itu.

Sosok laki-laki tampan dengan perwakan tinggi dan tegap penuh wibawa. Ternyata ini adlah wajah tampan yang akhir-akhir ini selalu dia rindukan. Namun tatapan laki-laki itu bukanlah tatapan penuh cinta yang seperti dulu dia dapatkan. Melainkan tatapan penuh amarah dan kebencian.

Laki-laki itu adalah Awan, saat tadi Senja tak kunjung kembali Awan merasa cemas. Dan benar saja dia melihat Felisya yang akan menampar Senja.

Melihat itu Awan segera meraih tangan Felisya, agar tidak menyentuh pipi mulus Senja. Amarahnya pun membuncah saat melihat tatanan rambut Senja yang berantakan, ditambah tangan Felisya dengan sangat siap menampar Senja menambah level kemarahannya pada Felisya di level tertingginya.

Bagaimana bisa Felisya melakukan ini pada Senja, Awan tidak akan menerimanya.

Meski hati Awan belum bisa melupakan Felisya sepenuhnya, namun Awan juga tidak mentolerir sikap kasar Felisya. Apalagi pada Senja yang saat ini mulai mengisi kekosongan hatinya.

" Jangan pernah coba-coba menyakiti wanita ku", Kata Awan penuh penekanan mengintimidasi Felisya dan tatapan matanya sangat mengerikan.

Saat itu juga Felisya langsung mundur satu langkah. Air matanya menggenang dipelupuk mata.

Dia tidak menyangka akan mendapat perlakuan kasar dari Awan. Selama ini Awan sangat mencintainya, tidak akan pernah menyakiti hatinya.

" Kamu berubah Wan?" ucapnya tidak percaya.

" Heh kau apakan Awanku,sehingga dia begini padaku!" teriak Felisya menghardik Senja.

" Cukup Feli!" teriak Awan.

" Harusnya kau berterimakasih padanya, jika bukan karena dia mungkin aku sudah menjadi laki-laki tidak waras saat ini akibat ulahmu!", ucap Awan pada felisya dengan marah.

" Tidak Awan, aku tetap mencintaimu tidak ada yang berubah meski statusku telah berubah. Dan aku tidak akan membiarkan wanita kampung ini menggodamu", ucapnya pada Awan.

" Ha...ha...ha?" Awan langsung tertawa, tawanya terdengar sumbang dan meremehkan.

" Kamu bilang apa Felisya Kenned, lucu sekali terdengar di telingaku. Jangan pernah kau bilang mencintaiku saat kau tanpa perasaan meninggalkanku. Dan yang lebih parahnya kau khianati ku dengan sahabatku. Otakmu dimana!" teriak awan keras.

Felisya hanya bungkam, dia syok melihat kemarahan Awan. Dia belum pernah mendapat perlakuan sekasar itu dari Awan, bahkan laki-laki itu sebelumnya selalu menuruti keinginannya meski terkadang terdengar tidak masuk akal. Karena Awan memang sangat mencintainya.

" Kamu tidak apa-apa kan?" Awan beralih ke Senja, lalu dia mengelus kepala Senja sayang.

Senja yang mendapat perlakuan itu tiba-tiba hatinya terenyuh, dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya kecil.

"Ayo kita pulang saja?" ajak Awan pada Senja.

Akhirnya Awan menuntun senja untuk menjauh dari Felisya, lalu dia mendekap tubuh posesif Senja sambil berjalan keluar dari kediaman Tuan Narendra.

Melihat itu Felisya sangat marah. Dia tidak terima jika Awan akan berpaling hati darinya.

Apalagi saingannya sekarang hanya seorang gadis kampung yang tak sebanding dengannya menurut Felisya.

Kita lihat saja nanti Senja, akan ku rebut kembali hati Awan. Kamu akan menangis dan bersujud dikakiku", gumamnya saat melihat kepergian mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sedangkan Senja dan Awan kini sudah ada didalam mobil. Awan merasa bersalah kepada Senja atas kejadian tadi.

" Maaf", ucap Awan.

Mendengar itu senja langsung menoleh, dan menggelengkan kepalanya.

" Mas Awan tidak salah", ucap Senja.

Tanpa aba-aba Awan langsung menyambar bibir senja, menciumnya dalam seakan menyalurkan semua isi kepalanya dalam ciuman itu.

Senja pun membalas ciuman Awan. Semakin lama semakin menuntut, semakin dalam, dan lidah mereka saling membelit Awan mengabsen seluruh deretan rapi gigi Senja.

Bibir mereka pun saling mengecap satu sama lain seakan tidak ingin berhenti saat ini.

Ciuman itu berlangsung cukup lama, tangan Awan pu kini sudah ada didepan dada Senja, memainkan sequisi bulat nan padat itu senja perlahan dari balik bajunya.

Saat pasokan udara yang mereka hirup terasa habis barulah mereka saling melepaskan diri.

Awan menempelkan keningnya, di kening Senja lama, dan matanya sesaat terpejam.

Jantung mereka berdetak tak karuan, ciuman mereka tadi membuatnya seperti diawang-awang.

" Mulai hari ini kamu milikku, dan tidak ada yang boleh menyentuh milikku sedikitpun apalagi menyakitinya", ucap Awan pada Senja.

Senja menatap Awan dalam, ingin mencari kebohongan disana. Namun Senja tidak menangkap satu pun kebohongan. Tatapan Awan yang tulus dan damba membuat Senja luluh.

Senja hanya mampu menganggukkan kepalanya, tanda menyetujui ucapan Awan.

Lalu Awan mengecup singkat bibir Senja dan membelai rambutnya sayang.

Kini malam juga sudah semakin larut, Awan langsung membawa Senja menuju kediaman mereka.

First dinner mereka kali ini adalah hari spesial buat mereka,ini menjadi awal hubungan mereka meski tadi harus melewati kejadian yang tidak menyenangkan.

1
Dwi endah Susanti
keren di???
Diana Larasati: terimakasih kakak🥰tunggu update selanjutnya..
total 1 replies
Webcomics fan #2
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Ermintrude
Masa sih, update aja nggak susah 😒
Diana Larasati: iya nih kak...masih baru dan amatiran/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!