Rise Of The Cruel Antagonist

Lana benar-benar datang ke hotel sesuai dengan janji yang dibuat bersama Deni sendirian, tepatnya pada lantai 4 nomer 199.

tok ..

tok ..

"akhirnya Lo datang juga," Deni dengan senyuman manis, langsung menarik tangan Lana untuk masuk ke dalam kamar.

Lana pasrah dan tidak ada niat melawan sama sekali, sudah dia katakan apapun akan dia lakukan untuk menghancurkan kakaknya Nara. Lana juga tidak peduli meskipun harus mengorbankan kesuciannya sendiri, baginya kehancuran kakaknya jauh lebih penting.

Lana melihat sudah ada Riko di dalam bersama dengan teman-temannya yang lain, Riko terlihat menghindari tatapannya tapi Lana sama sekali tidak perduli.

"mana videonya?" Lana yang langsung mengulurkan tangannya di depan Deni.

Deni tersenyum dan memberikan kartu memori pada Lana," di dalamnya ada video yang lo mau, dan sekarang tinggal bayaran kita." Deni dengan senyuman lebar.

Lana menatap kartun memori yang ada di tangannya dan sama sekali tidak curiga kalau dia telah dikhianati, Lana saat ini benar-benar sangat bahagia, dia sudah membayangkan bagaimana kakaknya akan hancur dan dibenci oleh banyak orang.

setelah itu tidak akan lagi ada orang yang mencintai ataupun mengagumi kakaknya, mereka akan membenci kakaknya, bahkan orang tua mereka juga pasti akan membenci kakaknya.

"gue pengen liat videonya dulu," lana dengan senyuman lebar berkata, dia ingin melihat bagaimana kakaknya yang sangat diidolakan oleh banyak orang, jatuh di tangan Deni dkk.

Deni tidak bodoh dia langsung mengambil kartu memori yang ada di tangan lana dengan sangat cepat," bilang aja lo mau nipu kita kan, setelah lo lihat videonya lo bakal kabur atau nelpon polisi. Lana Lo pikir kita semua bego hah!"

Lana cukup terkejut dengan gerakan cepat Deni," gue nggak bakal nelpon polisi, gue cuman mau lihat videonya sebentar," kesal Lana lagian siapa juga yang melapor polisi, dia justru sangat bahagia melihat kakaknya jatuh ke dalam lumpur.

"bayaran kita dulu, kalau lo udah bayar kita terserah lo mau nonton berapa kali pun kita semua nggak peduli, tapi yang jelas bayaran kita Lana ..," Deni dan langsung memasukkan kartu memori kedalam sakunya dengan senyuman lebar.

Lana yang melihat itu sangat kesal, tapi dia tahu dia tidak lagi memiliki pilihan sekarang," iya, iya, gue bakal bayar kok," Lana dengan nada kesal.

Lana langsung meletakkan tasnya ke sofa, Lana awalnya berniat membuka bajunya secara perlahan-lahan, tapi Deni dan teman-temannya sudah tidak sabar dan langsung menarik Lana ke tempat tidur.

Riko yang awalnya merasa bersalah akhirnya tak lagi mau perduli, dia juga ingin menikmati tubuh Lana, dan semuanya yang ada pada dirinya.

Srekk ..

"kalian ah .., sstt, pelan-pelan dong ...," desah Lana yang tak tertahankan, ke-5 orang itu menguburkan tubuh mereka, dan mencari kesenangan pada tubuh Lana.

Lana hanya bisa menikmati perlakuan mereka, hingga rasa sakit yang sangat tajam membuatnya menangis, tangisan kesakitan itu pada akhirnya berubah menjadi erangan beberapa orang.

Lana sama sekali tidak menyadari kalau ada sebuah lampu merah yang berkedip-kedip sejak tadi, merekam semuanya yang terjadi di kamar tersebut, Lana hanya bisa pasrah dan membiarkan Deni dkk menikmatinya.

Hingga 2 jam kemudian mereka berhenti, tubuh Lana sangat kesakitan, ini adalah pengalaman pertama baginya dan Lana benar-benar tidak menyangka rasanya akan seperti ini.

"mana kartu," Lana dengan nada serak.

Deni dengan senyuman sinis langsung mengambil hp yang dia sembunyikan sejak tadi, diam-diam mentransfer video tersebut pada Nara, dan teman-temannya, melapangkan kartu memori nya, setelah itu menyerahkannya kepada Lana.

"nih ambil aja, ngomong-ngomong Lo enak banget, lain kali gimana kalau kita main lagi." Deni dengan senyuman c*bul, duduk di samping lana yang belum memakai apapun, tangan Deni membelai setiap kulit Lana tapi Lana diam saja karena sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan.

Lana saat ini sangat bahagia ketika melihat kartu memori jatuh ke tangannya, dengan kartu ini dia akan menghancurkan kakaknya, dan dengan kartu ini juga semua orang yang awalnya mencintai kakaknya pasti akan sangat membenci dan jijik padanya terutama Nevan.

"Nara kali ini Lo bakal tamat!" batin Lana.

Tubuhnya masih sakit, tapi Lana tidak lagi mau perduli.

Riko yang melihat kebahagiaan Lana hanya menundukkan kepalanya, tapi ketika melihat notifikasi masuk ke dalam hp nya, dan melihat kalau itu adalah video mereka Riko tiba-tiba saja memiliki pikiran di dalam otaknya.

menggenggam erat HP-nya sendiri.

30 menit kemudian Lana pergi meninggalkan kamar hotel dengan langkah yang aneh, kakinya terasa lemah, dan di bagian bawah sana sangat sakit

"ahh ..., sakit banget sih," gumam Lana merasa kesal, sambil menahan rasa sakit.