Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meeting
Hari ini, Adalah hari dimana mereka akan menyelesaikan semua pekerjaan disini, Dan setelah nya mereka akan kembali ke Canada.
Pagi ini, Irene sudah siap dengan pakaian kerja nya, Tapi Max belum juga bangun.
Tadi malam, Irene mendapati Max pulang dengan badan nya yang bau alkohol menyengat.
Entah apa yang di lakukan pria itu di luar sana, Tapi yang pasti pria itu pasti mabuk mabukan.
Tapi kenapa pria itu tidak mabuk seperti yang ada di film film itu ? Irene tidak tau apa itu alkohol, Wine dan minuman sejenis lain nya, Apa nama nya juga dia tidak tau.
Menurut pemikiran nya, Yang nama nya alkohol pasti memabukkan.
" Tuan, Ayo bangun..." Irene mengguncang pelan tubuh Max berharap pria berbadan besar itu segera bangun.
Namun seperti nya pria itu sangat sulit di bangunkan memang.
" Tuan..." Seperti yang kemarin.
Max bergerak dan membuka kedua mata nya, Sejenak Irene terpesona, Namun detik selanjut nya dia tidak jadi terpesona karena wajah itu sudah berubah menjadi datar dan menyeramkan.
" Air nya sudah saya siapkan Tuan, Meeting kita jam 9 pagi setelah sarapan pagi ini. " Max tidak menjawab nya, Dia langsung bergegas pergi ke kamar mandi tanpa memperdulikan Irene yang terus menatap nya.
Entah menatap kagum atau menatap takut hanya dialah yang mengetahui nya.
Irene kembali bersiap menyiapkan pakaian Max, Pakaian kerja nya, Karena kata Max ini adalah pertemuan penting maka Irene berpikir menyiapkan jas yang bagus untuk Bos nya.
" Apa saya yang harus membantu nya Tuan ??" Max hanya menatap malas pada Irene saat ini.
Tanpa menjawab nya Irene langsung membantu Pria menyeramkan itu mengenakan pakaian nya.
Max berdiri tegap seperti patung, Tanpa memperdulikan wanita itu yang terus saja menguatkan hati nya saat memakaikan pakaian nya.
Untuk menyisir rambut nya pun Irene bingung, Dia bingung harus melakukan nya bagaimana.
Alhasil Max mengangkat tubuh Irene berdiri di tempat tidur dan memekik kaget saat Max mengangkat nya.
" Aahh...Tuan....".
" Tutup mulut mu ! Jika pertemuan pagi ini tidak penting aku pastikan kau akan kembali bergelung di balik selimut dalam keadaan telanjang !" Kuat Irene, Kau pasti kuat menghadapi ini semua.
Kau pasti bisa untuk bertahan dengan pria menyeramkan itu.
" Maaf Tuan..." Alhasil Irene kembali menyisir rambut tuan nya dan selesai.
Dia selesai membereskan penampilan Bos nya dan merek segera sarapan bersama.
Mereka langsung menuju Tempat meeting, Dimana meeting tersebut berada di Restoran yang berada di dalam bangunan bersejarah itu.
Irene masih menatap tak percaya pada apa yang di lihat nya saat ini, Dia bukan hanya bisa melihat bangunan tinggi ini, Tapi dia juga sedang menikmati fasilitas nya.
Fasilitas sarapan pagi di restoran mewah yang berada di dalam bangunan ini.
" Ini semua sarapan yang di pesan Max tadi, Irene hanya bisa menurut saja, Terlihat tidak buruk di penglihatan nya makanan itu.
" Makan sarapan mu dengan cepat ! " Irene mengangguk dan mulai melahap sarapan nya.
Tak lama sarapan mereka selesai, Seorang pria yang datang bersama beberapa pengawal pun sampai di meja mereka.
Max menatap ke arah pria itu, Dan sesaat kemudian mereka berjabat tangan karena pria itu memperkenalkan diri sebagai orang yang sedang di tunggu oleh Max dan Irene.
" Maaf membuat Tuan Max menunggu lama. "
" Tidak terlalu lama, Tapi cukup membuat ku hampir bosan. " Jawab Max yang menanggapi biasa pria itu.
Pria yang bernama Jonathan Rhys Broiler.
Irene pun mengangguk sopan saat pria bernama Jonathan itu memberi salam pada nya juga.
" Mari mulai meeting nya. " Mereka pun melakukan meeting pagi ini dengan di selingi sedikit pembicaraan ringan.
Tapi bukan dengan Max, Melainkan dengan Irene.
Max menatap penuh curiga pada pemilik perusahaan besar di Kota ini, Jonathan terlihat seperti tertarik dengan Irene.
Dan Irene juga seperti nya nyaman bicara dengan pria ini.
Cemburu ? Apa itu cemburu, Max tidak mengerti yang nama nya cemburu, Dia hanya merasa di abaikan disini.
Dan itu sangat menyebalkan bagi nya.
" Saya rasa meeting ini sudah selesai, Dan kami harus segera kembali ke Canada, Untuk pertemuan selanjut nya Asisten saya Brayen yang akan melanjutkan nya, Permisi. " Max langsung bangkit dari tempat nya dan meninggal kan restoran tersebut.
Begitu juga dengan Irene, Dia berpamitan dengan penuh sopan santun pada pria tampan nan baik hati itu mungkin.
" Saya permisi Tuan Jonathan, Senang bertemu dengan anda. " Irene memberikan salam penghormatan, Bahkan dia juga menjabat tangan Nathan, Pria yang ingin di panggil Nathan.
" Panggil saja Nathan, Dan senang bisa berkenalan dengan anda Nona Irene. " Nathan tersenyum tulus pada Irene hingga jabatan tangan mereka terlepas pun Nathan masih menatap ke arah punggung wanita cantik itu.
Wanita yang menangis beberapa malam yang lalu, Dan ternyata wanita itu jauh lebih cantik.
Karena jarak mereka yang tidak jauh, Irene memang sangat luar biasa cantik nya.
" Aku rasa aku telah jatuh hati pada nya, Dia cantik, Baik dan sedikit pemalu Niel, Aku menyukai nya. " Nathan masih terus menatap punggung Irene hingga wanita itu benar benar menghilang dari pandangan nya.
Nielsen Asisten nya hanya bisa mengangguk mendengar penuturan dari Bisa sekaligus sepupu nya ini.
Karena Nathan, Adalah pria yang tidak pernah terlibat dengan wanita mana pun, Karena dia selalu meyakinkan diri nya, Bahwa suatu hari jodoh nya kan datang dengan sendiri nya tanpa dia bersusah payah mencari nya dan membuang banyak waktu.
" Atau mungkin dia jodoh yang di siapkan tuhan untuk ku Niel ? "
" Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan Jo, Karena apapun itu, Tuhan telah mempersiapkan nya dengan baik, Bukan hanya untuk mu, Tapi untuk semua orang. " Jonathan hanya mengangguk saja.
Dia membenarkan apa yang di katakan sepupu nya, Karena memang benar mungkin.
" Kenapa kau selalu membuat ku menunggu ??" Baru saja Irene masuk ke dalam mobil Max sudah menodong nya dengan pertanyaan yang membuat nya takut.
" Saya--Hmmmphhh..." Bibir Irene kembali di lummat oleh Max.
Dia merasa kesal karena menunggu Irene sejak tadi, Apa sebegitu mempesona nya pria itu hingga membuat Irene berani mengabaikan nya ?
" Jangan harap aku akan membiarkan mu dekat dengan pria mana pun sebelum aku yang membuang mu dengan sendiri nya. !"
Brugh...
Tubuh Irene kembali di hempaskan begitu saja oleh Max setelah pria itu puas mencecap bibir manis nya.
Dan itu bukan sekali dua kali terjadi pad Anya, Tapi sering.
" Saya paham Tuan..." Jawab Irene sekena nya.
Karena hanya itu lah yang bisa di lakukan nya saat ini, Dari pada harus menjawab Dan melawan Max itu hanya percuma dan sia sia aja.
Percuma juga melawan Max, Itu adalah sebuah kebodohan saja .
...🔥🔥🔥...