NovelToon NovelToon
Dewi Yang Terlahir Kembali

Dewi Yang Terlahir Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:817
Nilai: 5
Nama Author: Chu-Chan

Berada di dunia yang mana dipenuhi banyak aura yang menjadi bakat umat manusia, selain itu kekuatan fisik yang didapatkan dari kultivasi melambangkan betapa kuatnya seseorang. Namun, lain hal dengan Aegle, gadis belia yang terasingkan karena tidak dapat melakukan kultivasi seperti kebanyakan orang bahkan aura di dalam dirinya tidak dapat terdeteksi. Walaupun tidak memiliki jiwa kultivasi dan aura, Aegle sangat pandai dalam ilmu alkemi, ia mampu meracik segala macam ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan lainnya. Ilmu meraciknya didapatkan dari seorang Kakek tua Misterius yang mengajarkan cara meramu ramuan. Karena suatu kejadian, Sang Kakek hilang secara misterius. Aegle pun melakukan petualang untuk mencari Sang Kakek. Dalam petualang itu, Aegle bertemu makhluk mitologi yang pernah Kakek ceritakan kepadanya. Ia juga bertemu hantu kecil misterius, mereka membantu Aegle dalam mengasah kemampuannya. Bersama mereka berjuang menaklukan tantangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

Perang sengit antara dunia dewa dan dunia iblis semakin memanas. Namun, tiba-tiba saja pasukan dunia iblis menarik diri dari medan perang. Para dewa menduga bahwa ini hanyalah strategi licik dari pasukan iblis, sehingga beberapa prajurit dewa tetap diutus untuk berjaga di daerah perang. Setelah memastikan keadaan aman, pasukan dewa yang berjaga pun akhirnya ditarik kembali. Untuk sementara waktu, perang dinyatakan selesai. Kesimpulan sementara, pertempuran kali ini dimenangkan oleh dunia dewa karena korban di pihak lawan jauh lebih banyak.

Berita kemenangan ini segera tersebar ke seluruh negeri Ethelion. Sebagai bentuk penghargaan, beberapa dewa dan dewi yang berjuang di garis depan diberikan penghargaan serta hadiah. Dewi Aetheria pun kembali ke istananya.

Kedatangannya disambut oleh para pelayan dengan penuh hormat.

“Selamat atas kemenangan Dewi,” ucap para pelayan dengan takzim.

Dewi Aetheria tersenyum lembut, meskipun terlihat jelas rasa lelah di wajahnya. Ia lalu memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan air suci untuk membersihkan tubuhnya. Setelah bak mandi siap, Dewi Aetheria segera berendam. Ia juga meminta pelayannya meninggalkan ruangan agar ia bisa menikmati waktu santainya tanpa gangguan.

“Ah, akhirnya aku bisa bersantai juga,” batin Dewi Aetheria sambil memejamkan mata.

Suasana yang nyaman membuatnya tertidur lelap. Namun, di tengah tidurnya, ia merasakan aura jahat mendekat. Bayangan gelap itu muncul, membawa belati bermata dua yang tajam. Sosok tersebut bersiap menusukkan belati ke tubuh Dewi Aetheria. Tetapi, tepat ketika belati itu hampir menyentuh tubuhnya, Dewi Aetheria membuka matanya dan menatap sosok itu sambil tersenyum santai.

“Kau pura-pura tertidur, rupanya,” ucap sosok itu.

Dewi Aetheria tetap tenang sambil membasuh tubuhnya. “Rupanya para pelayanku merawatmu dengan sangat baik,” balasnya. Sosok itu ternyata adalah remaja laki-laki yang pernah ia selamatkan saat perang.

Suara keributan membuat para pelayan dan pengawal berlari ke ruangan Dewi Aetheria. “Maaf, Dewi. Kami mendeteksi aura gelap. Apakah Dewi baik-baik saja?” tanya seorang pelayan dengan khawatir.

“Aku baik-baik saja,” jawab Dewi Aetheria tenang.

“Untuk keamanan Dewi, izinkan kami memeriksa,” pinta salah seorang pengawal.

Dewi Aetheria tidak punya pilihan. Dengan cepat, ia menggunakan kekuatannya untuk menarik tubuh remaja itu ke dalam bak mandi dan menyembunyikannya di dalam air. Para pelayan dan pengawal masuk, memeriksa sekitar ruangan, namun tidak menemukan apa pun.

“Tolong maafkan kelancangan kami,” ucap seorang pengawal.

“Tidak apa-apa, keluarlah,” balas Dewi Aetheria.

Mereka pun pergi meninggalkan ruangan.

Remaja laki-laki itu muncul dari dalam air dengan napas tersengal. Wajahnya memerah saat menyadari posisinya berada di satu bak dengan seorang dewi.

“Dasar wanita tidak tahu malu, kau menjebakku!” serunya kesal.

Dewi Aetheria hanya tersenyum sambil mendekatkan dirinya ke anak itu.

“Hei, hei, lihatlah anak kecil ini begitu kasar pada penyelamatnya,” ucapnya sambil mencubit pipinya.

Ia menatap wajah remaja itu lebih dekat dan tersenyum. “Wah, wajahmu sangat tampan sekarang, berbeda sekali saat kau terluka dulu.”

Wajah anak itu semakin memerah, seperti ingin meledak. Dengan panik, ia meloncat keluar dari bak mandi dan segera meninggalkan ruangan.

Dewi Aetheria tertawa kecil, puas setelah berhasil menggoda anak itu.

Setelah berendam, ia mengenakan pakaian baru dengan bantuan pelayan, lalu menuju ruang belajarnya.

Diruang belajarnya, ia menyadari keberadaan seseorang yang sedang bersembunyi.

“Keluarlah,” ucap Dewi Aetheria dengan nada santai. Sosok remaja laki-laki itu perlahan muncul dari tempat persembunyiannya.

“Baiklah, apa yang ingin kau tanyakan kepadaku?” tanya Dewi Aetheria tanpa menoleh, pandangannya tetap fokus pada buku yang tengah ia baca.

“Kenapa kau menyelamatkanku?” tanya remaja itu dengan nada serius.

“Karena aku ingin,” jawab Dewi Aetheria singkat, masih asyik membolak-balik halaman bukunya. Jawaban itu membuat wajah anak laki-laki itu berkerut kesal.

“Lalu, kenapa kau ikut berperang? Apakah duniamu begitu kejam hingga melibatkan anak kecil sepertimu?” lanjut Dewi Aetheria sambil tetap membaca.

“Aku bukan anak kecil!” seru remaja itu dengan suara keras. “Namaku Nyx eh, maksudku namaku Ariel,” katanya, terlihat gugup.

“Oh, jadi namamu Ariel,” ucap Dewi Aetheria sambil tersenyum kecil, menahan tawa.

Melihat senyuman Dewi Aetheria, Ariel merasa makin kesal. “Kenapa kau tertawa? Apakah namaku terdengar jelek?” cicit Ariel dengan nada tersinggung.

Dewi Aetheria menatap Ariel dengan lembut. “Tidak, tidak. Namamu sangat imut, seperti dirimu,” jawabnya sambil tersenyum ramah.

Wajah Ariel langsung memerah, entah karena malu atau marah. Ia merasa tak bisa membalas perkataan sang dewi. Dengan ekspresi kesal, ia pun beranjak dari ruang baca Dewi Aetheria, meninggalkannya sambil menggerutu pelan. Dewi Aetheria hanya tersenyum kecil, menikmati tingkah lucu anak itu.

---PoV Ariel---

“Aku harus segera meninggalkan tempat ini”, pikir Ariel sambil mengepalkan tangan.

Tanpa ragu, ia mulai bergerak keluar dari istana Dewi Aetheria. Dengan langkah hati-hati, Ariel mengendap-endap melewati lorong-lorong megah, memanfaatkan keterampilan bela dirinya untuk menghindari para pengawal. Ia merasa cukup percaya diri, terutama karena tak satu pun pengawal tampak menyadari kehadirannya.

Namun, halaman itu begitu luas, dipenuhi dengan tanaman spiritual yang tumbuh menyerupai labirin. Ariel mencoba berjalan lurus, namun seakan-akan labirin itu mempermainkannya. Berkali-kali ia kembali ke tempat yang sama.

"Arghhh!" teriaknya frustrasi, menendang salah satu batu kecil di dekatnya.

Nafasnya terengah-engah, dan tubuhnya mulai kehilangan tenaga setelah berputar-putar tanpa hasil.

"Baiklah," gumamnya dengan penuh amarah,

"kalau begini caranya, aku akan membakar tempat ini sampai rata dengan tanah!"

Ariel mengangkat tangannya, berusaha memanggil kekuatan yang biasa ia gunakan. Namun, yang terjadi hanya keheningan. Ia mencoba lagi dan lagi, namun tetap tidak ada yang keluar.

“Kenapa...?” gumamnya, mulai menyadari sesuatu. “Oh, benar... kekuatanku ditekan saat berada di dunia dewa ini!” batinnya dengan wajah kecewa.

1
Murni Dewita
👣
Chu-Chan
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!