Dinda ayu pratista adalah seorang gadis cantik,yang harus menelan kekecewaan saat tahu jika dirinya sedang berbadan dua.
Hidupnya berubah setelah laki-laki yang menjadi temannya, tanpa sadar merenggut kesuciannya.
Saat mengetahui jika temannya itu akan menikah,dinda pun memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupannya sekarang.
Dia pun berharap dapat melupakan kejadian malam itu dan memulai hidup baru.
Kini dinda pun di karuniai seorang putra tampan yang memiliki wajah sama persis dengan teman laki-lakinya itu.
Sampai di suatu saat,takdir pun mempertemukan mereka kembali dengan keadaan yang sedikit berbeda.
Akankah dinda jujur pada temannya itu, jika sudah dia memiliki anak darinya?
Dan apakah dinda akan memberitahu putranya,jika temannya itu adalah ayah biologisnya?
Ikuti kisah selanjutnya sampai selesai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAMM 04
Dinda pun mengurungkan niatnya, untuk berangkat ke kerja. dia pun mempersilahkan raffael, untuk duduk di kursi bambu yang berada di depan kosannya.
"Kamu mau minum apa, raf?" tanya dinda, basa-basi.
"Tidak perlu. Gue juga juga enggak akan lama, kok." jawab raffael.
Dinda pun mengangguk pelan dan tersenyum. "Jadi ada apa, kamu datang ke sini, raf?" tanya dinda kembali.
"Nih." Raffael memberikan sebuah kartu undangan, pada Dinda.
Dan hal itu, membuat dinda menjadi sedikit terkejut. "Apa ini, raf?"
"Lo baca sendiri! Gue mau pulang!" jawab raffael ketus.
Dinda pun hanya bisa tersenyum tipis, melihat sikap raffael saat ini. dia tahu, jika sekarang temannya itu sedang kesal.
"Ya udah, Hati-hati, raf." sahut dinda.
Tanpa menyahut lagi, raffael pun pergi dari kosan dinda.
Setelah kepergian raffael, dinda yang penasaran dengan kartu itu pun segera mengambilnya dan membacanya.
Seketika hati dinda merasakan sakit, saat mengetahui jika besok raffael akan melangsungkan pernikahannya.
Dinda pun tidak dapat menahan tangisnya, terlalu susah untuk dia tahan apalagi saat ini, dinda sedang mengandung anak raffael.
Niat akan berangkat bekerja pun harus tertunda, sebab dinda merasa tidak ada lagi semangat dan harapan.
***
Keesokan harinya...
Di sebuah gedung mewah, tampak raffael terlihat tampan dan gagah dengan memakai setelan jas berwarna silver.
Dia terlihat sedang mencari keberadaan seseorang, sampai roy yang sedang mengajaknya bicara pun tidak dia pedulikan.
"Raf, lo dengar gue enggak sih?" gerutu roy, yang merasa di cuek kan.
Raffael menatap sekilas pada roy, yang sejak tadi terus mengomel. "Ada apa?" tanyanya dingin.
"Lo lagi nyari siapa?" tanya roy kembali.
"Dinda. Gue lagi nyari tu bocah. Lo lihat, enggak?"
Roy menghela nafas kasar. "Gue kira lo nyari siapa. Paling si dinda datangnya nanti." ujar roy,santai.
Raffael pun mengangguk pelan, membenarkan perkataan roy.
...****************...
Di luar gedung dinda sebenarnya sudah datang, namun dia tidak berani untuk masuk ke sana.
Perlu hati yang kuat, untuk melihat semua pemandangan di dalam sana. sementara kini keadaan dinda sangatlah rapuh, untuk menyaksikan pernikahan temannya.
Dinda tersenyum getir, melihat gedung besar di hadapannya. "Maafkan aku raf. Aku harus secepatnya pergi dari sini. Maaf karena aku tidak bisa menghadiri pernikahan, mu." ucap dinda, terisak.
Setelah kedatangan raffael kemarin, dinda pun memutuskan untuk pergi dari kota itu.
Dinda mengambil keputusan itu, dengan alasan sebab tidak ingin mengacaukan pernikahan raffael.
Kini dinda sudah siap, untuk pergi ke suatu tempat yang dapat memberikan dia ketenangan.
Sebelum pergi, dinda menitipkan sepucuk surat untuk raffael pada penjaga tempat itu.
Setelah itu pun dinda pergi, tanpa ada seorang pun yang tahu tentang kepergiannya, termasuk temannya mita.
"Maaf raffael, aku pergi. Maaf Aku pergi membawa anak kita. Maaf..... " jerit dinda di dalam hati.
...****************...
"Maaf tuan. Saya ingin memberikan titipan surat untuk anda." Seorang bodyguard menghampiri raffael yang sedang menyendiri di sebuah ruangan.
"Dari siapa?" tanya raffael dingin.
"Tadi ada seorang perempuan muda yang menitipkan surat ini untuk anda tuan." Bodyguard itu pun memberikan surat pada raffael.
Sejenak raffael menatap surat itu, kemudian dia pun membacanya.
Untuk Raffael
Sebelumnya aku minta maaf , karena tidak bisa menghadiri pernikahan mu, raf.
Aku hanya bisa mendoakan semoga pernikahan mu, sakinah, mawaddah dan warahmah.
Dan Aku juga ingin minta maaf, karena harus pergi meninggalkan kota ini.
Aku mendapatkan tawaran pekerjaan, yang gajinya lumayan besar. maka dari itu, aku mengambilnya.
Maaf juga, karena Aku baru memberitahu mu. semua ini memang mendadak jadi maafkan Aku, ya!
Satu lagi, sampaikan juga maaf ku pada tante, om dan juga roy.
Sekali lagi Aku minta maaf...
Raffael meremas kuat surat dari dinda, hatinya bergemuruh setelah mengetahui jika teman perempuannya telah pergi dari kota itu.
"Lo di sini. Ada apalagi, raf?" Roy yang sedang mencari keberadaan raffael pun tersenyum senang dan menghampirinya.
"Dinda pergi, roy." jawab raffael dingin.
"Apa ! Pergi kemana tuh bocah?" pekik roy terkejut.
"Gue juga enggak tahu. Dia cuma bilang kalau dapat tawaran pekerjaan yang gajinya lumayan besar. Tapi dia juga, enggak bilang tempatnya di mana." jawab raffael, menjelaskan.
Roy menghela nafas. "Kasihan banget hidup lo. Udah gagal kawin, di tinggal teman kesayangan pula." celetuk roy, pura-pura sedih.
Raffael menatap tajam pada roy, yang terkekeh tanpa dosa. "Gue senang karena pernikahan gue batal. Tapi gue kecewa, sama dinda yang pergi begitu saja tanpa ngasih tahu gue dulu." ujarnya, tegas.
Roy tampak setuju, dengan apa yang di katakan oleh raffael. "Bener juga, lo kan emang gak mau nikah sama tu ulet keket, ya."
"Sekarang, kita harus segera menemukan dinda. sepertinya dia sedang ada masalah,dan dia tidak mau sampai kita berdua tahu tentang semuanya." ucap raffael, memberikan pendapat.
Roy mengangguk paham. "Gue setuju, raf. Sebaiknya kita cari dinda sampai ketemu."
Mereka pun bergegas pergi untuk mencari keberadaan dinda. namun saat itu juga raffael terkejut, saat melihat Jeremy yang tak sadarkan diri sedang di bopong oleh beberapa orang bodyguard.
"Papah, " pekik raffael terkejut.
"Raf... papah...!" Liana pun menghampiri raffael dengan keadaan lemas.
Dirinya terkejut, saat melihat tiba-tiba saja suaminya pingsan setelah menyaksikan keluarganya di permalukan oleh mempelai wanita.
Ya, pernikahan raffael gagal, sebab sebelum melakukan ijab kobul tiba-tiba saja. ada laki-laki yang datang ke sana sambil marah-marah.
Bahkan laki-laki itu pun bilang, jika saat ini Monica sedang mengandung anaknya.
Mengetahui hal itu membuat Jeremy marah,
karena merasa di permainkan oleh keluarga Monica.
Bahkan saat ini pun, semua orang yang berada di sana dengan terang-terangan menggunjing keluarga raffael.
"Papah kenapa, mah?" tanya raffael khawatir.
Liana menangis. "Mamah juga kurang tahu, raf. Namun setelah kejadian itu, papah mu jatuh pingsan." jawabnya, pelan.
Raffael pun menghela nafas, rencananya mencari keberadaan dinda pun harus ia tunda. sebab kini, orang tuanya juga sedang membutuhkannya.
Di rumah sakit, Jeremy segera ditangani oleh dokter. Liana masih menangis, bahkan kini di sampingnya ada raffael yang menemaninya.
"Keluarga pasien." seru seorang perawat.
Liana berdiri. "Saya istrinya dok. " sahutnya menghampiri.
Seorang dokter pun, menghampiri Liana. "Maaf nyonya, suami anda terkena serangan jantung. Dan sepertinya, suami anda harus di rawat dulu di sini, sampai keadaannya membaik." ujar dokter menjelaskan.
"Baik dok, lakukan yang terbaik untuk suami saya." sahut Liana tegas.
Jeremy pun di pindahkan ke ruang rawat inap VIP. Liana dan raffael pun terlihat senang, karena keadaan Jeremy berangsur membaik.
"Raffael...!" panggil Jeremy, pelan.
Raffael pun, segera menghampiri. "Ada apa, pah? "
"Maafkan papah, karena sudah memaksa mu," ucap Jeremy pelan.
Raffael mendekat, dan menatap Jeremy lekat. "Sudahlah pah, jangan pikirkan hal itu lagi. Lebih baik, sekarang papah fokus pada kesehatan papah." sahutnya perhatian.
Jeremy terlihat sedih, mendengar perkataan putranya yang begitu perhatian padanya. rasa bersalah pun, semakin menghantui dirinya.
"Mulai sekarang, papah tidak akan memaksa mu lagi untuk segera menikah. bahkan papah akan mengikuti keputusan mu, dalam memilih calon mu sendiri, raf."
Raffael tersenyum tipis, hatinya senang melihat sikap orang tuanya telah berubah.
Kejadian hari ini, memberikan sedikit pelajaran pada dirinya dan keluarganya.
Kini tinggal bagaimana caranya, dia menemukan teman perempuannya yang telah pergi entah kemana.
Raffael berharap, dapat segera bertemu dengan dinda dan meminta penjelasan kepadanya.
lanjut Thor 🥰