Dion Mahesa Birawa adalah seorang menantu yang tidak berguna di keluarga Wolf. Setiap hari hanya mendapat hinaan dari seluruh anggota keluarga mereka, terutama Jasmine istrinya, dengan teganya berkhianat di belakangnya.Perceraian sudah tidak bisa di elakkan lagi. Tapi, tanpa mereka sadari, lelaki yang selalu di anggap tidak berguna itu, adalah seorang putra mahkota, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar dunia. Tidak ada yang tidak mungkin baginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu VVIP
"Tu.tu tuan Carlos!. Apakah anda tidak salah menundukkan kepala kepada orang ini?" Tanya Zelina masih tidak percaya
Diam!
Bukan jawaban yang didapat, malah hardikan keras yang diterimanya. Dia sangat malu mempunyai karyawan yang tidak bersikap sopan kepada nasabah penting di hadapannya
Sepanjang karirnya, sebagai presiden direktur sebuah bank ternama, yang notabene saham 70% nya dimiliki oleh Birawa Group, di mana nona Ivory Sanders bekerja di sana. Baru kali ini mempunyai kesempatan untuk bertemu secara langsung dengan orang sangat penting dari perusahaan Birawa Group
Ditambah lagi hari ini, pewaris satu satunya Birawa Group tersebut datang berkunjung ke bank yang boleh dikatakan miliknya
Mendapat tamparan yang keras itu, wajah nona Zelina bengkak. Hilang sudah kecantikannya
Dengan air mata berlinang, nona Zelina masih berani maju untuk komplain, kenapa malah dia yang dibentak, bukan Dion
Tetapi sebelum sempat bertanya. Tuan Carlos kembali membentaknya, hingga membuat nona Zelina terkejut bukan main. kemudian dengan perlahan tuan Carlos berkata.
"Tahu kah kau, siapa dia?. Dia tuan Birawa, orang yang seharusnya tidak boleh kau singgung. Ngerti kau!" Bentak Tuan Carlos lirih sambil menahan marah
Mendengar penjelasan itu, tubuh nona Zelina menggigil
Sebagai seorang profesional, yang sudah berkecimpung di dunia perbankan cukup lama. Zelina tentu tahu, siapa siapa saja nasabah yang datang ke bank tempatnya bekerja
Salah satu nasabah yang paling dihormati,dan ditakuti oleh seluruh karyawan, termasuk presdir bank UP itu, adalah tuan Birawa
Zelina mengetahui siapa tuan Birawa itu. Tidak ada satu keluarga pun yang berani berurusan dengannya
Aset perusahaannya dengar dengar mencapai angka triliunan dolar. Satu kata darinya saja, mampu membuat satu keluarga, atau perusahaan yang menentangnya, bangkrut hanya dalam satu menit
Orang orang terbaiknya tersebar di seluruh negeri. Gangster terkuat di negara itu pun, tunduk dan bekerja padanya
Pengawal pengawal nya, adalah orang orang pilihan. yang dipilih dari berbagai disiplin ilmu dan keterampilan
Ada ribuan pengawal yang berasal dari perguruan beladiri ternama dunia. Ada yang dari pensiunan tentara, atau yang masih aktif, tapi memilih keluar dari kesatuannya, dan bekerja padanya
Ada juga ribuan pengawal, yang berasal dari kuil yang sudah tersohor namanya, yang menguasai berbagai keterampilan, jurus mematikan tangan kosong, maupun dengan senjata
Keberadaan mereka, telah membuat perusahaan Birawa Group yang dikomandoi oleh tuan Mahesa Birawa, menjadi sebuah perusahaan, dengan kekuatan yang menggurita di dunia
Tidak ada yang tidak tunduk dan gentar, mendengar namanya. Apalagi hanya seorang Zelina yang angkuh dan sombong itu
Habislah sudah karirnya. Hanya tinggal menghitung menit, keberadaannya akan sirna dari pandangan mata. Begitu juga dengan keempat penjaga arogan itu
Di tempat lain. Keempat pengawal atau penjaga yang tadi berurusan dengan Dion, juga menggigil ketakutan, setelah melihat bagaimana seorang presiden direktur bank ternama di kota B, merendahkan diri, dan begitu hormat pada orang yang mereka panggil pengemis itu
"Habislah kita." Keluh mereka putus asa
"Kalian berempat dipecat!.
"Kemasi barang barang kalian. Aku sudah menghubungi pihak otoritas kota, untuk menahan kalian di sana." Gertak Presdir Carlos geram
Mendengar kata kata itu. Keempat pengawal tersebut, datang tergopoh gopoh menuju Dion. Kemudian mereka memegang kakinya, memohon ampun agar mereka tidak dipecat dan dilaporkan ke pihak otoritas kota
"Tuan!. Siapapun anda, tolong maafkan kami. Kami salah, kami bodoh, yang tidak tahu tingginya langit."
"Kami janji, tidak akan bersikap sombong lagi. Tolong tuan maafkan kami!" Ujar mereka serempak memohon maaf
Dion yang mendapat perlakuan itu, melangkah mundur, tidak mau meladeni ocehan mereka. Dia lebih memilih untuk segera menyelesaikan urusannya di bank tersebut
Tapi sebelum dia melangkah. Dia melirik kearah nona Zelina dengan ekspresi tidak senang
Tuan Carlos yang melihat isyarat itu cukup mengerti, bahwa Dion menginginkan tindakan lebih pada manajer yang sombong itu
"Mulai hari ini kamu juga dipecat tanpa pesangon."
"Kemasi juga barang barang mu, dan ambil gaji juga bonus bulanan untuk bulan ini." Perintah tuan Carlos tegas, sambil melangkah pergi.Lalu mendampingi Dion untuk masuk
Orang-orang yang ada di dalam Bank, semuanya terdiam. Walaupun mereka belum tahu siapa sebenarnya Dion, tapi keberadaan presdir bank tersebut, yang berjalan di samping Dion, mengisyaratkan bahwa Dion bukanlah orang sembarangan
Seorang presdir saja begitu hormat pada lelaki yang berpakaian lusuh itu, ditambah lagi ada koyakan kecil di lengan bajunya, akibat ditarik oleh para penjaga tadi
Tapi aura yang ditimbulkannya, membuat orang orang yang memandangnya dibuat tunduk, dengan pandangan ngeri. Hasilnya, mereka ikut ikutan menundukkan kepala ke arah Dion, dengan sikap hormat
Tidak ada yang tidak takluk, melihat kejadian itu. Walau di hati mereka bertanya tanya, siapa gerangan orang yang berjalan di samping presdir itu
Dari pakaian yang dikenakannya, tidak menggambarkan bahwa dia orang kaya, atau orang penting di kota B. Tapi kenapa tuan Carlos begitu menghormatinya
Ah sudahlah, tak guna juga terus memikirkannya, batin mereka dalam hati
Sementara itu, Dion telah sampai di ruang kerja tuan Carlos yang cukup luas dan bersih
Sesaat setelah mereka masuk, Tuan Carlos mempersilahkan Dion untuk duduk di sofa, sedangkan dia sendiri berjalan ke arah interkom kantor, untuk memanggil seseorang
Tuan Carlos memanggil manager bank untuk datang
"Segera ke ruangan ku. Sekarang!" Perintahnya tegas
Begitu mendapat panggilan dari presdir bank yang tidak biasanya itu. Manajer bank ter gopoh gopoh datang, memenuhi panggilan presdirnya
Begitu dia masuk. Presdir bank tersebut terlihat berdiri di samping mejanya, dengan tangan dijalin ke depan satu sama lain. Terlihat seperti memegang suatu benda kecil berwarna kuning emas. Sikapnya begitu hormat pada Dion
Melihat pemandangan itu, tentu saja manajer bank tersebut terkejut, tapi dia takut bertanya, maka dia diam saja
"Siapa dia? Kenapa tuan presdir begitu merendah di hadapannya." Batin manajer bank tersebut dalam hati
"Nona Stephanie!. Tolong periksa kartu ini." Pinta presdir masih dengan sikap sopan
Manajer Stephanie menunduk ke arah Presdir Carlos tanpa menyahut. Tapi dia bergegas datang mengambil kartu dimaksud. kemudian dia memasukkan kartu tersebut ke dalam mesin pendeteksi kartu yang ada di atas meja presdir
Alat pendeteksi kartu yang jarang digunakan oleh presiden tersebut menyala hijau, sesaat setelah manajer memasukkan kartu kedalamnya. Pertanda meminta verifikasi dari pemilik kartu
Presdir Carlos mengambil alat itu, dan memberikannya kepada Dion dengan sopan
Begitu Dion memasukkan kata sandinya, seketika alat itu menyala kuning, meminta pihak bank untuk memasukkan kode banknya, untuk bisa membuka aplikasi seluruhnya
Begitu kode dimasukkan oleh sang manajer bank. Terpampang angka yang sangat fantastis, dengan jumlah angka dan nol yang sangat banyak
Stephanie melangkah mundur, hampir menjatuhkan alat pendeteksi kartu yang di pegang nya
Di alat itu tertera angka, IDR. 275.976. 000. 000
"I..I..ini luar biasa!" Teriak manajer bank Stephanie terkejut
Mendengar kata yang tidak masuk akal dari manajernya itu. Presdir Carlos penasaran, dan ikut melihat angka yang tertera di mesin pembaca kartunya
"A..apa!. Benarkah jumlahnya sebanyak itu?" Teriaknya tanpa menyembunyikan keterkejutannya
"Tuan Birawa!. Terimalah hormat kami." Tanpa dikomando, presdir Carlos membungkuk 90 derajat kembali ke arah Dion, diikuti oleh manajer bank Stephanie
Mereka tidak berani bersikap tidak sopan, atau menyinggung tamu yang sangat penting, di hadapan mereka saat itu
Yang ada di dalam hati mereka, hanya ada kata takjub dan takut. Mereka dengan setia menunggu apa yang akan dikatakan oleh Dion
"Cairkan uang simpanan ku sebanyak 10 juta rupiah. Aku membutuhkannya sekarang." Ujar Dion mengagetkan mereka
"Cepat kau penuhi permintaan tamu penting kita." Perintah Presdir seperti ingin mengambil perhatian Dion
"Segera dilaksanakan tuan." Jawab manajer bank gugup. Kemudian buru buru keluar dari ruangan itu
Di pihak Dion sendiri. Sejujurnya dia juga tidak percaya dan takjub, begitu mendengar saldo di kartu ATM nya begitu banyak. Tapi dia memilih diam, walau dalam hati bersorak girang
"Kalian yang di sana. Tunggulah pembalasanku!" Ujarnya penuh dendam