NovelToon NovelToon
Beautiful Accident

Beautiful Accident

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / One Night Stand / Persahabatan / Penyesalan Suami / Bad Boy
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: ZaranyaZayn12

Kejadian tak terduga di pesta ulang tahun sahabatnya membuat seorang gadis yang bernama Recia Zavira harus mengandung seorang anak dari Aaron Sanzio Raxanvi.

Aaro yang paling anti wanita selain ibunya itu, tiba-tiba harus belajar menjaga seorang gadis manja yang takut dengan dirinya, seorang gadis yang mengubah seluruh dunia Aaro hanya berpusat padanya.

Apakah dia bisa menjadi ayah yang baik untuk anaknya?
Apakah dia bisa membuat Cia agar tidak takut dengannya?
Dapatkan dia dan Cia menyatu?
Dapatkah Cia menghilangkan semua rasa takutnya pada Aaro?

Ayo baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZaranyaZayn12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Delapan

"Ma? Papa ke rumah Gio dulu ya Ma," Ujar Zio sambil menghampiri Sana.

Cup

Zio dengan tidak tau malunya mengecup bibir dan kening Sana di depan Aaro dan Cia.

"Aaro gak liat Pa," Ujar Aaro memutar matanya malas, kemudian berjalan ke arah kamar mandi.

Zio yang mendengar itu pun terbahak kencang.

"Aku pergi dulu Yang," Pamit Zio kemudian mengusap rambut Sana lembut yang di balas dengan anggukan wanita itu.

"Hati-hati Pa," Balas Sana yang di acungi jempol oleh Zio kemudian laki-laki itu berjalan keluar dari kamar Aaro.

"Cia udahan ya sayang nangisnya? Nanti Cia capek sayang," Ujar Sana menjauhkan tubuhnya dari Cia kemudian mengusap pipi tembem yang sudah banjir air mata itu sayang.

"Mama kenapa ninggalin Cia? Cia mau pulang aja, Cia takut!" Ujar Cia dengan masih sesegukan.

"Loh? Jangan gitu dong sayang, Cia gak mau main sama Mama?" Tanya Sana sedih.

"Cia mau Ma, tapi nanti beli Yupi ya?" Tanya Cia yang membuat Sana menganggukkan kepalanya dengan antusias.

"Siap, nanti kalo Papa udah pulang Mama suruh beliin Cia Yupi yang banyak. Cia jangan pulang ya?" Bujuk Sana yang di angguki oleh Cia.

"Tapi Mama Sana jangan ninggalin Cia lagi!" Cemberutnya.

Sana memegang kedua pipi Cia gemas kemudian menekannya gemas membuat mulut Cia menjadi monyong.

"Gemesin baget sih anak Mama," Gemas Sana mengecupi pipi Cia geram.

"Sakit Mama," Rengek Cia manja.

Ceklek

Aaro yang keluar dari kamar mandi tergegun melihat Mamanya dan Cia yang tengah bercanda.

"Mama?" Panggil Aaro mengalihkan perhatian kedua orang itu.

"Iya Sayang?" Tanya Sana menatap Aaro, sedangkan Cia sedang sibuk bersembunyi di samping Sana.

"Kalo Cia mau mandi, kamar mandinya Aaro udah selesai Ma, Aaro ke taman belakang dulu Ma." Pamit Aaro tanpa bisa menyembunyikan ekspresi sedihnya.

"Iya Sayang," Sahut Sana.

"Cia? Cia mau mandi hmm?" Tanya Sana yang di angguki oleh Cia.

"Yaudah, Cia mandi dulu ya? Mama mau ambilin Cia baju dulu." Ujar Sana yang di angguki oleh Cia.

"Iya Mama, makasih ya Ma," Balas Cia kemudian berjalan ke kamar mandi setelah mendapatkan anggukan Sana.

"Selamat berjuang Aa." Gumam Sana kemudian keluar dari kamar putranya itu.

"Mama? Mama dimana?" Cia menatap sekelilingnya dengan bingung. Pasalnya, setelah dia mandi, Cia hanya menemukan pakaian untuknya saja di atas tempat tidur tanpa Sana. Mama Sana di mana ya? Pikirnya.

"Mama?" Panggil Cia dengan kaki yang terus berjalan mengelilingi rumah itu.

"Mama di belakang Sayang!" Teriak Sana yang membuat Cia bingung. Di belakang mana? Bingungnya.

"Nyari apa Ci?"

Cia terperanjat kaget ketika merasakan seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Cia lagi cari Mama Sana," Ujar Cia dengan menundukkan wajahnya.

"Lo gak perlu nunduk kali, Tenang aja. Gue gak bakalan apa-apain lo kok," Ujar Rion menunjukkan senyum terbaiknya untuk meyakinkan Cia.

"Iya?" Bingung Cia menatap Rion dengan kepalanya yang di miringkan karena bingung.

"Anjing! Gemes banget dah gue!" Greget Rion hendak mencubit pipi Cia membuat gadis itu langsung mundur beberapa langkah.

"Rion kenapa?" Bingung Cia.

"Lo manggil nama gue?" Takjub Rion yang di angguki oleh Cia.

"Eh? Kan Cia emang udah sering panggil nama Rion," Bingung Cia yang membuat Rion menepuk keningnya pelan. Mungkin dia selama ini tidak terlalu memperhatikan itu. Pikirnya.

"Ayo, kita ke taman belakang. Lo nyari Mama kan?" Tanya Rion yang di angguki oleh Cia.

"Yok!" Semangat Rion kemudian merangkul pundak Cia gemas.

"Ci... Umur lo berapa sih?" Tanya Rion.

"Tujuh belas, bentar lagi Cia mau masuk delapan belas Rion, Kan udah mau lulus juga." Jawab Cia dengan memegang ujung kaos Rion.

"Wah ternyata lo udah gede ya? Masih muda tapi udah mau jadi Mama aja lo," Kikik Rion seraya mengacak rambut Cia gemas.

Sungguh! Kenapa Cia sangat menggemaskan sekarang? Pikirnya.

"Kalo Rion umurnya berapa?" Tanya Cia.

"Gue sama Aaro delapan belas taun, OTW sembilan belas." Jawabnya santai.

"Oh iya ya sama. Kan kalian kembar," Kikik Cia.

"Cii....!!!" Teriakan di depan sana membuat Cia mengalihkan pandangannya dengan cepat.

Suara Risa! Pikirnya.

"Risaa!!!" Tanpa aba-aba Cia langsung berlari ke arah Risa dengan cepat membuat mereka yang berada di sana berteriak khawatir.

"Ciaaaa!!!" Teriak mereka serentak, namun tidak di hiraukan oleh Cia.

Bruk

"Kangen Risa!" Ujar Cia sambil memeluk temannya itu.

"Maafin gue ya?" Ujar Risa menatap Cia dengan perasaan bersalah yang besar.

"Risa kok minta maaf?" Bingung Cia.

"Gak apa-apa, duduk yuk!" Ajak Risa kemudian duduk dikursi panjang yang berada tak jauh dari mereka.

"Jangan lari-lari sayang! Kalau kamu jatoh gimana?" Ujar Sana mengusap lembut kepala Cia.

"Maaf Mama, Cia tadi seneng banget waktu tau ada Risa." Cengir Cia kepada Sana yang sudah duduk di sampingnya.

"Tolong kasih ke Cia!" Ujar Aaro memberikan sepiring sosis dan kawan-kawannya kepada Risa.

"Kasih aja sendiri," Ketus Risa dengan tangan yang masih fokus membalikkan daging-daging di atas panggangan.

"Kalo gue yang kasih, Cia pasti langsung nangis," Ujar Aaro kecil.

"Yaudah sini," Saut Risa kemudian mengambil piring yang berada di tangan Aaro.

Kasihan juga ya si Aaro, udah punya istri tapi rasa masih sendiri. Kikik Risa.

"Cii! Ada titipan nih. Di makan ya! Gue mau balik manggang lagi." Ujar Risa tanpa jeda kemudian langsung membalikkan badannya ke arah pemanggang lagi.

Dia memang sengaja berbicara dengan cepat dan tanpa jeda karena Risa tau, jika dia menjedanya, pasti Cia akan bertanya yang tidak-tidak. Dia kan mau berdua-duaan dengan Rion. Tawa geli Risa di dalam hati.

"Makan aja sayang! Tapi makan rotinya dulu ya," Ujar Sana kepada Cia. Sana terkekeh kecil ketika melihat Cia yang sedikit kerepotan memegang roti dan piring. Tangan kanan gadis itu memang sedang memegang roti pemberian Sana sedangkan tangan kirinya memegang piring sosis pemberian Risa tadi.

"Makan roti dulu biar perut kamu gak kosong! Abis itu baru makan itu ya." Ujar Sana yang di angguki oleh Cia.

"Iya Mama," Sautnya. Cia pun memakan rotinya dengan lahap kemudian setelah menghabiskan dua potong roti, dia kembali memakan sosis pemberian Risa tadi.

"Pelan-pelan sayang," Peringat Sana ketika melihat Cia yang makan dengan lahap.

"Iya Mama," Sautnya.

"Cia makannya gak mau bagi-bagi sama Papa?" Tanya Zio membuat Cia menghentikan kunyahannya.

"Papa mau?" Tanya Cia kemudian menyodorkan piringnya yang masih tersisa dua buah sosis.

"Enggak sayang, kamu makan aja yang banyak ya nak." Ujar Zio sembari mengusap rambut Cia sayang.

"Siap Papa!" Cengir Cia.

Setelah makan, Cia melihat-lihat sekeliling taman yang terlihat indah dan teduh karena di tutupi oleh berbagai macam pohon di sekelilingnya.

"Mama? Boleh Cia minta mangga itu?" Tanya Cia dengan tangan yang menunjuk ke arah buah mangga yang masih berwarna hijau itu.

"Boleh sayang, tunggu sebentar ya, Mama ambil tangganya dulu," Ujar Sana yang di angguki oleh Cia.

Cia pun menunggu Sana sembari menghabiskan sosis miliknya.

1
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!