Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolong pria yang terluka
**
pyaaaarrr....... praaaangg !!
" Apa yang kamu lakukan Nak. " Tanpa sadar Rita membentak putri kesayangan nya yang tiba-tiba menjatuhkan beberapa barang di atas meja makan.
Gita menatap mamanya dengan tatapan nyalang, karena tidak suka di bentak.
" Mama aku lapar, aku ingin makan tapi Mama tidak memasak apapun untuk ku. "
Kedua wanita itu akhirnya terlibat adu mulut, karena merasa tidak ingin disalahkan.
" Kamu gila ya, kamu itu sudah menikah Gita. Sudah seharusnya kamu belajar masak dong, jangan apa- apa hanya ngandelin orang tua ngandelin orang lain. "
Gita mendengus kesal mendengar ucapan Ibunya, sementara tidak jauh dari sana Rangga pun sudah siap dengan pakaian kerjanya. Meskipun tidak serapi dari biasanya.
Ia mendengar perdebatan Ibu mertua dan juga istrinya, selalu seperti ini pemandangan setiap pagi sementara Ayah mertuanya pagi- pagi sudah menghilang.
" Aku pergi dulu. "
Rangga menyelonong pergi karena Ia tau pagi ini pun tidak akan ada sarapan untuk nya sebelum berangkat kerja.
" Mas tunggu. "
" Enak saja main pergi saja, beri aku uang. Aku ingin beli nasi bungkus di warung, perut ku lapar. Apa kamu mau anak mu yang ada di perut ku ini tidak berkembang karena kekurangan asupan makanan. "
Dengan rada malas Rangga mengambil selembar uang lima puluh ribu di kantong celananya. Melihat itu Gita ingin protes namun Rangga dengan cepat memotong ucapan nya agar tidak semakin melebar.
" Mau atau tidak terserah padamu. "
Rangga melangkah lunglai menghampiri motor miliknya yang menjadi alat transportasi nya kalau kemana-mana.
" Kenapa hidup ku sekarang menjadi semakin tidak tenang. " Gumamnya pelan.
Sesampainya di tempat kerja, beberapa pasang mata menatap nya heran. Pria yang biasa nya selalu rapi dalam segi penampilan, dalam beberapa minggu terakhir ini nampak acak- acakan seperti tidak terurus.
" Hei Rangga, apa kamu tidak di urus oleh istri muda mu itu hm, penampilan mu benar-benar berantakan. "
Rangga menghempaskan bokongnya di atas kursi kerja nya, wajahnya di usap kasar, terdengar helaan nafas berat.
" Entahlah Ren, aku benar-benar frustasi. Aku pikir menikah dengan nya bisa... Ah sudahlah Rendra, bagaimana soal rapat kemarin. " Tanya Rangga mengalihkan pembahasan mereka.
" Ya seperti yang sudah kita duga sebelumnya, mereka akan di mutasi. Karena mereka terbukti bersalah menyalah gunakan wewenang, tapi mereka meminta kesempatan untuk berubah lebih baik. Mengingat kinerja mereka selama ini cukup baik jadi mereka di pindahkan di sebuah desa di kecamatan terpencil. Entahlah aku tidak tau dimana persisnya, yang aku dengar sebatas kabar itu saja. "
Lagi-lagi Rangga menghela nafas berat, seperti nya bebannya kedepan akan semakin berat.
\*\*\*
Larissa mendorong troli yang sudah terisi barang belanjaan, tujuan nya adalah kasir. Ia mengedarkan pandangan nya ke satu arah berharap yang di tunggu nya segera kembali.
" Kamu kemana sih Sy, cuma beli susu ibu hamil kok lama banget. " Gumam Larissa, matanya tertuju kearah tempat Arsy menghilang.
Sementara di tempat lain beberapa orang dengan pakaian hitam berlarian kesegala arah, dari penampilan mereka sungguh sangat mencurigakan. Hingga salah seorang datang menghampiri nya.
" Permisi Mbak, apa anda melihat seorang pria melewati tempat ini. "
Arsy menatap serius pria di depan nya, sementara ujung matanya menangkap seseorang yang bersembunyi tidak jauh dari tempat nya berdiri. Namun yang membuat Arsy terkejut adalah sesuatu yang mengalir di lantai tempat orang itu berpijak.
" Apa kalian tidak salah bertanya, ini adalah toilet wanita. Bagaimana mungkin ada seseorang pria disini, kalaupun ada mungkin mereka adalah pria jadi- jadian. "
Pria di depannya nampak terhenyak mungkin karena mendengar perkataan Arsy.
" K- kamu bilang aku pria jadi- jadian begitu. " Tanya pria itu mengintimidasi namun Arsy sama sekali tidak menampakkan rasa takut.
" Aku tidak mengatakan seperti itu, tapi jika anda merasa...
Si pria mengepalkan tangannya merasa harga dirinya terluka dengan seorang wanita yang di anggap lemah. Hampir saja tamparan melayang namun seseorang tiba-tiba datang kemudian mengajaknya pergi.
" Untuk apa kamu berlama-lama di toilet wanita, apa kamu menemukan jejak penguntit itu. "
" Aku tidak menemukan apapun. "
" Sudahlah, saat ini dia sedang terluka parah. Perintahkan yang lain untuk menyusuri setiap rumah sakit terdekat dari tempat ini. "
Samar- samar Arsy mendengar perbincangan mereka, setelah memastikan semua orang itu pergi Arsy melangkah ke arah bayangan yang Ia lihat tadi.
Arsy terkejut mendapati seorang pria yang terluka parah, meskipun ragu namun akhirnya Ia jongkok di depan pria yang nampak pucat karena sudah kehilangan banyak darah.
" Ada apa dengan mu, apa orang- orang tadi yang melukaimu. " Tanya Arsy hati- hati. Pria itu hanya mengerjabkan mata, Arsy mendadak dilema.
Tidak mungkin meninggalkan pria itu sendirian disana, dengan kondisi seperti ini tidak mungkin bisa keluar dari tempat seperti ini untuk meminta bantuan.
" Aku tidak mengenal mu tapi sebagai sesama manusia aku tidak mungkin meninggalkan mu disini. Hanya saja aku bingung bagaimana caranya aku menolong mu, luka di tubuh mu terlihat parah tapi aku tidak bisa membawa mu ke rumah sakit. Maaf, aku tadi tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Salah seorang dari mereka meminta orang lain menyusuri semua rumah sakit terdekat dari sini. "
Pria di depannya nampak semakin tak berdaya, satu tangannya memegang lengannya yang terlihat mengalirkan darah segar.
Dalam keadaan seperti ini Arsy mencoba untuk tidak panik, Ia merogoh ponsel nya mengetik beberapa pesan lalu mengirimkan nya.
Setelah sukses Arsy mencoba tersenyum, Ia memutar otak bagaimana membantu Pria malang itu, sembari menunggu bantuan.
" Hei lihat aku, apakah aku cantik. Hei... "
Tepukan lembut di pipi membuat pria itu membuka mata.
" Hei lihat aku, kamu rugi loh kalau nggak lihat aku. Bagaimana pun juga aku ini sangat cantik loh, hihihi. Benar kan, kalau aku benar coba anggukan kepala mu. "
Arsy menatap penuh harap, matanya berbinar- binar ketika melihat Pria itu mengangguk.
" Yes, kamu adalah orang kedua yang mengakui kalau aku cantik selain Ibuku dan itu lima belas tahun yang lalu. "
Hati Arsy semakin bersemangat ketika melihat pria di depan nya tersenyum, di saat yang bersamaan matanya menangkap keberadaan orang lain selain mereka.
" Kamu tunggu disini ya, aku akan kembali. "
Pria itu menggenggam kuat tangan Arsy, seakan takut wanita itu meninggalkan nya.
" Hanya sebentar, aku janji akan kembali. " Ucap Arsy dengan senyuman manis.
Tidak lama kemudian Ia kembali bersama dua orang, Larissa terkejut melihat seseorang yang sedang terluka parah.
" A- Arsy, siapa dia, kenapa....
" Cerita nya panjang Ris, aku pun tidak mengenal nya. Tapi yang pasti dia membutuhkan pertolongan kita, hanya saja bagaimana caranya kita keluar dari sini. "
Mereka berhasil membawa pria itu keluar dari tempat persembunyian nya. Saat ini ke empat nya tengah berada di dalam mobil yang di kemudikan oleh Pak Bejo.
Meskipun sudah berhasil keluar dari sana, kini mereka harus memikirkan kemana harus membawa pria itu.
" Sy, lukanya parah kita bawa ke rumah sakit saja bagaimana. "
" Tidak Ris. " Arsy menggeleng cepat
Larissa dan Pak Bejo saling pandang, banyak tanya terbesit di benak mereka, namun memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut.
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke