Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Yang Baru
Setelah pertarungan singkat dengan Daffa dan gengnya, Calvin pulang ke rumah dengan pikiran yang masih dipenuhi oleh kejadian tadi. Dia baru saja mengalahkan mereka tanpa banyak usaha sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dengan sistem ini, dia benar-benar telah berubah.
Saat tiba di rumah, ibunya sedang duduk di ruang tamu sambil merajut. Melihat Calvin masuk, dia tersenyum.
"Kamu dari mana, Vin? Kok keliatan capek?" tanya ibunya dengan penuh perhatian.
Calvin tersenyum tipis.
"Baru jalan-jalan sebentar, Bu. Cari udara segar."
Ibunya mengangguk, lalu matanya tertuju pada pakaian yang dikenakan Calvin. "Ini… jaket baru? Sepatu baru juga?"
Jantung Calvin hampir berhenti. Dia lupa kalau ibunya pasti akan menyadari perubahan ini.
"E-eh, iya, Bu," jawabnya cepat.
"Aku dapat diskon besar di pusat perbelanjaan tadi. Lumayan murah, jadi aku beli."
Ibunya menatapnya sejenak, lalu tersenyum lembut.
"Baguslah kalau begitu. Tapi jangan boros, ya. Kita harus tetap hemat."
Calvin mengangguk, berusaha menahan tawa kecil. Hemat? Jika saja ibunya tahu bahwa dia baru saja mendapatkan Rp 5.000.000 dari sistem.
Setelah berbincang sebentar, Calvin kembali ke kamarnya dan membuka layar sistem.
[Anda telah membeli Daya Tahan Lv.1]
[Perubahan tubuh akan diterapkan dalam 30 menit.]
[Status Pengguna: Calvin Alfarizi Pratama]
-Usia:21tahun
- Level: 1
- Saldo Cashback: Rp 5.010.000
- Poin Sistem:80
- Kemampuan Aktif: Kekuatan Fisik Lv.1
- Refleks Cepat Lv.1
- Daya Tahan Lv.1]
Calvin duduk di tempat tidur, menunggu efeknya. Perlahan, dia mulai merasakan perubahan di tubuhnya. Otot-ototnya terasa lebih kuat dan tahan banting, seolah-olah tubuhnya bisa menahan pukulan lebih baik dari sebelumnya.
Namun, efek paling menarik datang dari Deteksi Bahaya Lv.1.
Sekarang, Calvin Belum bisa membeli karena point nya yang kurang.
Calvin akan merasa lebih waspada terhadap lingkungannya jika dia bisa membeli Refleks Cepat Lv.1.
"Ini akan terasa luar biasa…" gumamnya.
Deteksi Bahaya ini akan sangat berguna, terutama jika Daffa dan gengnya mencoba mencari masalah lagi.
Tiba-tiba, layar sistem kembali muncul di hadapannya.
[Misi Baru: Manfaatkan cashback Anda untuk investasi pertama!]
[Hadiah: 150 Poin Sistem]
Mata Calvin membesar. Investasi?
Sistem benar-benar ingin mendorongnya ke arah kekayaan lebih besar. Jika tadi hanya sekadar membeli barang, sekarang dia harus membuat uangnya berkembang.
Dia segera mengecek saldo cashback-nya.
[Saldo Cashback: Rp 5.010.000]
Dengan uang ini, dia bisa melakukan sesuatu yang lebih besar.
Setelah berpikir sejenak, Calvin memutuskan untuk pergi ke kafe terdekat. Di sana, dia membuka laptop dan mulai mencari cara terbaik untuk berinvestasi dengan uang yang dia miliki.
Di tengah pencariannya, seseorang menyapanya dari belakang.
"Calvin? Kamu ngapain di sini?"
Calvin menoleh dan melihat Larissa gadis yang selama ini diam-diam baik kepadanya.
Larissa adalah mahasiswi cantik dengan rambut panjang tergerai dan wajah lembut. Dia terkenal sebagai salah satu gadis tercantik di kampus, dan selama ini selalu bersikap baik kepada Calvin meskipun dia sering dihina oleh mahasiswa lain.
"Oh, Larissa… Aku cuma cari informasi soal investasi," jawab Calvin dengan santai.
Larissa menaikkan alisnya.
"Investasi? Sejak kapan kamu tertarik dengan hal seperti itu?"
Calvin tersenyum.
"Baru-baru ini aku mulai belajar. Aku ingin mencoba sesuatu yang baru."
Larissa menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.
"Kalau begitu, mungkin aku bisa membantu. Ayahku punya bisnis, dan aku cukup sering belajar tentang investasi dari beliau."
Calvin terkejut. Ini kesempatan emas!
"Serius? Kalau begitu, bolehkah aku minta saran?"
Larissa tersenyum.
"Tentu saja. Duduk sini, aku akan jelaskan beberapa hal dasar."
Calvin mendengarkan dengan penuh perhatian saat Larissa mulai menjelaskan tentang investasi dasar dari saham hingga bisnis kecil-kecilan. Semakin lama mereka berbicara, semakin Calvin menyadari bahwa Larissa bukan hanya cantik, tetapi juga pintar dan memiliki wawasan luas.
Setelah hampir satu jam berdiskusi, Larissa menatapnya dengan serius.
"Calvin, kalau kamu benar-benar ingin mencoba investasi, aku sarankan kamu mulai dengan sesuatu yang kecil tapi stabil. Jangan langsung terjun ke saham kalau kamu belum paham betul. Mungkin bisnis kecil dulu?"
Calvin berpikir sejenak. Bisnis kecil? Itu terdengar menarik.
Saat itulah suara sistem kembali muncul di kepalanya.
[Peluang Terdeteksi: Usaha Kuliner Kecil dengan Modal Awal Rp 5.000.000]
[Apakah Anda ingin mengaktifkan peluang ini?]
Calvin terdiam. Sistem ini benar-benar luar biasa…
Dia tersenyum kecil dan menatap Laras.
"Kamu tahu, aku rasa aku sudah menemukan investasi pertamaku."
Calvin menatap layar sistem di hadapannya. Tawaran untuk memulai usaha kuliner kecil dengan modal Rp 5.000.000 benar-benar menggodanya. Dengan cashback yang dia miliki, risiko kegagalan nyaris tidak ada.
Larissa mengerutkan kening melihat ekspresi Calvin yang tampak berpikir keras.
"Kamu serius mau coba bisnis kecil-kecilan?"
Calvin mengangguk.
"Ya, aku rasa ini langkah yang bagus."
Larissa tersenyum.
"Bagus kalau begitu. Tapi, bisnis kuliner itu tidak mudah. Kamu harus pikirkan konsepnya matang-matang."
Calvin memandang saldo cashback-nya lagi.
"Aku yakin bisa menemukan sesuatu yang cocok."
Tanpa ragu, dia menekan tombol "Aktifkan Peluang" di layar sistem.
[Peluang diaktifkan! Silakan pilih jenis usaha kuliner Anda.]
Kopi dan minuman kekinian
Makanan ringan dan camilan
Rice box dan makanan berat
Calvin berpikir sejenak. Kopi dan minuman kekinian memang sedang tren, tapi persaingannya ketat. Rice box dan makanan berat juga menarik, tapi dia harus mempertimbangkan logistik dan bahan baku.
Akhirnya, dia memilih makanan ringan dan camilan.
[Anda memilih kategori Makanan ringan dan camilan.]
[Sistem akan membantu menyusun rencana bisnis yang optimal.]
Tiba-tiba, layar sistem berubah dan menampilkan daftar produk yang direkomendasikan:
- Keripik Pedas Level (dengan berbagai tingkat kepedasan)
- Roti Bakar Premium (varian cokelat, keju, dan matcha)
- Donat Mini Isi Lumer
Melihat daftar itu, Calvin langsung merasa tertarik dengan keripik pedas level. Makanan pedas selalu memiliki pasar yang besar di kalangan anak muda.
"Sistem, aku pilih Keripik Pedas Level," ucapnya dalam hati.
[Pilihan diterima. Sistem akan memberikan daftar supplier terpercaya dan strategi pemasaran optimal.]
Calvin segera melihat daftar supplier yang direkomendasikan sistem. Salah satu supplier berlokasi tidak jauh dari kampusnya dan menawarkan harga yang cukup murah untuk pembelian dalam jumlah banyak.
"Larissa, kalau aku mulai bisnis keripik pedas, menurutmu ada pasar yang bagus?" tanya Calvin.
Larissa berpikir sejenak.
"Hmm, kalau di kampus, pasti banyak yang suka. Kamu bisa jual di kantin atau online lewat media sosial."
Calvin tersenyum.
"Itu ide bagus. Aku akan mencobanya."
Larissa menatapnya penuh kagum.
"Aku tidak menyangka kamu punya ambisi sebesar ini, Calvin. Aku suka melihat seseorang yang mau berusaha."
Kata-kata Larissa membuat Calvin sedikit tersentuh. Di saat banyak orang memandangnya sebelah mata, Larissa justru mendukungnya.
"Terima kasih, Larissa. Aku harap aku bisa sukses dengan ini," kata Calvin dengan yakin.
Larissa tersenyum. "Aku yakin kamu bisa!"
Dua Hari Kemudian Calvin berdiri di depan sebuah toko kecil di daerah pasar. Ini adalah alamat supplier keripik pedas yang direkomendasikan sistem.
Begitu masuk, dia disambut oleh seorang pria berusia sekitar 40-an dengan tubuh gempal dan senyum ramah.
"Selamat datang! Saya Pak Johan, pemilik usaha ini. Anak muda, kamu ingin beli keripik pedas?"
Calvin mengangguk.
"Ya, Pak. Saya tertarik untuk menjualnya kembali."
Pak Johan terlihat senang.
"Wah, bagus! Anak muda yang ingin berbisnis itu jarang, lho. Kamu mau beli dalam jumlah berapa?"
Calvin berpikir sejenak. Dia melihat daftar harga yang ditampilkan sistem.
- 10 bungkus: Rp 150.000
- 50 bungkus: Rp 700.000
- 100 bungkus: Rp 1.200.000
Setelah mempertimbangkan, Calvin memutuskan untuk membeli 100 bungkus.
"Saya ambil 100 bungkus, Pak," ujarnya.
Pak Johan tampak terkejut.
"Wah, langsung banyak! Bagus, bagus. Saya kasih bonus 10 bungkus tambahan, deh."
Calvin tersenyum. "Terima kasih, Pak!"
Setelah transaksi selesai, Calvin membawa pulang barang dagangannya. Dia segera mengambil beberapa foto produk dan mulai memasarkan di media sosial.
[Transaksi berhasil!]
[Efek cashback diterapkan…]
[Selamat! Anda mendapatkan 10× cashback: Rp 12.000.000]
[Saldo Cashback: Rp 15.810.000]
Calvin tersenyum puas. Ini saat melihat total point nya 230.
[Toko Sistem
- Keberuntungan Lv.1 – 100 Poin
- Deteksi Bahaya Lv.1 – 100 Poin
Calvin pun langsung membuka toko sistem dan membeli Deteksi Bahaya Lv.1 dengan harga 100 point.
[Anda telah membeli Deteksi Bahaya Lv.1]
[Perubahan tubuh akan diterapkan dalam 30 menit.]
"Sistem aku ingin melihat Statusku" ujar Calvin dalam hati
[Status Pengguna: Calvin Alfarizi Pratama]
-Usia:21Tahun
- Level: 1
- Saldo Cashback: Rp 15.810.000
- Kemampuan Aktif: Kekuatan Fisik Lv 1
-Daya Tahan Lv.1
-Refleks Cepat Lv.1
-Deteksi Bahaya Lv.1
[Total Poin Sistem: 130]
*Bersambung…*