NovelToon NovelToon
Zea'S True Story

Zea'S True Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Bepergian untuk menjadi kaya
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

"Uang lima puluh ribu masih kurang untuk kebutuhan kita, Mas. Bukannya Aku tidak bersyukur atas pemberian dari mu dan rezeki kita hari ini. Tetapi itu memanglah kenyataannya." kata Zea, dia wanita berusia 25 tahun yang sudah memiliki dua anak, istri dari Andam pria yang sudah berusia 37 tahun ini.

"Apa katamu?" geram Andam. "Lima puluh ribu masih kurang? Padahal Aku setiap hari selalu memberi kamu uang Zea, memangnya uang yang kemarin Kamu kemana'kan, Hah!" tanya Andam, dia kesal pada Zea karena menurutnya dia sangatlah boros menggunakan uang.

Setiap hari dikasih uang masa selalu habis, kalau bukan boros, apa itu namanya? Setiap hari padahal Andam sudah mati-matian bekerja menjadi pedagang buah dipasar pagi, tentu saja dia kesal karena Zea selalu mengeluh uangnya habis.

"Mas, Aku sudah katakan! Uang yang setiap hari Kamu kasih untukku belum cukup untuk kebutuhan kita! Kamu mendengar tidak sih!" teriak Zea, dia sudah lelah memberitahukan pada suami tentang hal ini.

penasaran? baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ZTS 33

Levis mengepalkan tangan kencang saat melihat Giska yang sedang tertawa bersama Bunga dimeja bagian pojok. Ya, seseorang yang sejak tadi memperhatikan Giska dan Bunga adalah Levis. Dan mungkin mereka tidak menyadari keberadaannya bersama Vivi di kantin ini karena posisi mejanya dan meja dia terhalang banyak mahasiswa lain.

Kemarin, Levis masih bisa menikmati senyuman manis itu bahkan menatapnya dari dekat namun sekarang ... Levis hanya bisa melihatnya dari kejauhan saja. Walaupun belum ada kata putus di antara Giska dan Levis tetapi Levis sangatlah yakin jika Giska pasti sudah tidak ingin berhubungan lagi dengannya setelah kemarin mengiriminya foto cincin pertunangannya dengan Vivi.

Levis lama-lama tidak kuat menatap raut bahagia Giska setelah dia menyakitinya kemarin. "Vi, aku antar kamu ke kelas ya, aku masih ada mata kuliah yang belum selesai."

Levis berbohong, sebenarnya, dia hanya ingin menjauh dari Giska saja. "Atau kamu masih mau disini?" Levis menatap Vivi yang memang cantik.

Vivi mengangguk. "Ayo! aku juga sudah selesai sarapan kok," Vivi tersenyum tanpa ada rasa curiga sedikitpun pada Levis. Vivi merangkul lengan tangan Levis mesra.

Mereka berdua pun berdiri dari duduk dan ingin pergi meningalkan kantin, tetapi tak disengaja tatap mata Levis bertemu dengan kedua mata Giska sebelum dia benar-benar pergi dari sana.

Menyadari itu, Giska terkejut dan seketika menundukan pandangan, dia sengaja menghindari tatapan mata Levis yang terlihat teduh, dan walau hanya sebentar, Giska entah mengapa dapat melihat ada banyak kesediahan didalam mata itu.

Apa yang terjadi? Kenapa tatapan itu membuatku penasaran. Tatapan mata itu seperti banyak menyimpan luka.

"Beb, ayo! Sebentar lagi dosen datang loh." kata Vivi, dia membuyarkan pandangan Levis pada Giska dan Levis segera merangkul Vivi keluar kantin dengan perasaan yang Levis sendiri tidak tahu apa.

Giska melirik ke arah Levis dengan ujung ekor matanya dan saat tidak menemukan sosok Levis ada disana, Giska menghela lega.

"Fyuuuuhhhh...."

Bunga mengernyit melihat ekspresi Giska yang berubah. "Kenapa Gis? Wajahmu kok kelihatan berbeda?"

Giska menggeleng sambil menatap Bunga dengan senyum kecil. "Tidak apa-apa,"

...----------------...

Sesuai rencana, setelah mata kuliah selesai Giska dan Bunga cepat-cepat keluar dari kelas untuk segera pergi ke salon.

Karena saking tidak sabarnya Giska sampai tidak melihat jika didepan pintu kelasnya ternyata ada yang lewat. Mereka pun berakhir bertubrukan. Bug!

"Aw..!"

"Eh, sorry. Kamu tidak apa-apa?"

Giska mengusap keningnya yang terkena bahu dia. Giska mendongak dan seketika terkejut.

"Kamu tidak apa-apa kan Gis? Sorry aku tidak tahu kalau kamu--"

"Tidak apa-apa. Maaf aku harus pergi." potong Giska hendak pergi, tapi lengan tangannya ditahan oleh dia.

Giska mengibas kasar, "Apaan sih Lev? Bisa tidak jangan pegang-pegang,"

Levis menahan lengan Giska dengan erat, tidak membiarkannya pergi. "Giska, aku perlu bicara denganmu," kata Levis dengan nada yang serius.

Yeah, yang bertubrukan dengan Giska adalah Levis. Dia memang sengaja ingin menuju kelas Giska dan ingin berbicara empat mata. Levis ingin membicarakan tentang hubungannya dengan Giska yang sudah berjalan dua tahun. Dan dia juga akan menjelaskan mengapa dia mengirimi foto cincin pertunangannya dengan Vivi.

Giska mencoba melepaskan diri, tapi Levis tidak melepaskannya. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Lev? Aku sudah tidak punya waktu untukmu," kata Giska dengan nada kesal.

Bunga yang berada dibelakang Giska dan melihat perbuatannya merasa geram dengan Levis. Bunga pun mendorong paksa dada Levis hingga genggaman dilengan Giska terlepas.

"Lev, please jangan mengganggu Giska lagi! Sudah cukup kamu menyakiti hatinya dengan kabar pertunanganmu dengan Vivi." Bunga terbawa suasana seolah dia juga merasakan apa yang Giska rasakan. Hatinya ikut hancur melihat sahabatnya disakiti begitu saja oleh Levis yang tidak bertanggung jawab.

"Bung, sudah-sudah! Ayo kita pergi." Giska menarik lengan tangan Bunga dengan paksa karena dia tidak ingin berdebat dengan Levis. Apa lagi jika Vivi sampai melihatnya sedang bersama Levis sudah pasti urusannya bakal lebih panjang.

"Gis, tunggu! Aku ingin bicara sebentar denganmu," Levis tidak mau kehilangan kesempatan dia menarik lengan Giska dari lengan Bunga. Tanpa permisi Levis menggendong Giska seperti karung beras.

Giska yang tidak siap, kaget. Dia meronta-ronta meminta untuk dilepaskan. Giska memukul punggung Levis bertubi-tubi agar Levis mau menurunkannya.

"Lev, turunkan aku! Turunkan aku! Leviiis...!" Giska berteriak dan tentu mengundang banyak atensi anak-anak disekitar mereka.

Mereka yang melihat Giska digendongan Levis seketika berbisik-bisik. Levis romantis banget sih sama Giska. Lihat deh sampai digendong-gendong gitu.

Lah, memangnya kamu tidak tahu kabar baru ya?

Kabar apaan?

Kabar tentang Levis yang mau bertunangan dengan Vivi si primadona kampus.

Hah! Iya kah! Aku benar-benar tidak tahu. Oh my good, jadi tadi itu apa dong?

Ya mana aku tahu, ah sudah lah ngapain juga kita mikirin orang lain. Sedangkan untuk memikirkan diri kita sendiri saja belum benar.

Suara bisik-bisik itu tentu terdengar ditelinga Levis, Giska, dan Bunga yang masih stuck ditempat sambil memandangi sahabatnya yang entah akan dibawa kemana oleh Levis.

Bunga terdiam, dia berpikir. "Tapi apa yang dilakukan Levis ada benarnya juga sih. Mereka berdua memang harus bicara empat mata. Yeah, dan aku seebagai sahabat terbaik Giska tentu harus melindungi pembicaraan mereka dari ulah si tukang nguping."

Bunga menyeringai dan dia segera menyusul Levis yang kemungkinan membawa Giska menuju gudang dibelakang kampus.

...----------------...

Bug

"Ah!"

Levis mengerang saat dia dipukul bahunya oleh Giska dengan kencang tepat dia baru saja menurunkan Giska dari gendongannya.

"Sakit loh Gis, kamu kok jadi kasar sama aku." protes Levis.

Tepatnya dia hanya pura-pura, sebenarnya Levis hanya ingin mencari perhatian Giska saja. Levis memegangi bahunya yang ditinju oleh Giska sangat kencang. Walau tangan Giska lebih kecil dari tangannya tapi tetap saja sakit, tapi tidak seberapa.

"Pukulanku yang tadi itu tidak seberapa dibandingkan luka yang kamu berikan padaku," Giska melengos dan membelakangi Levis dia tidak ingin menunjukan wajah sedihnya didepan Levis karena Giska yakin Levis pasti akan merasa menang.

Dia pasti akan berpikiran jika Giska memiliki cinta yang teramat besar padanya. Yeah, walaupun itu memang benar. Tetapi, Giska berjanji akan segera menghapusnya perlahan.

"Gis, maaf. Aku terpaksa bertunangan dengan Vivi kare--"

"LEVIIISSSS...!"

DEG

Sontak Giska dan Levis menatap arah sumber suara. Disana terlihat Vivi menatap ke arah mereka dengan wajah tidak bersahabat.

Levis gemetar. "V-vivi... ,"

"Sorry, Lev. Aku tidak ingin terlibat." Giska segera pergi dengan ... menangis.

1
Abu Yub
Aku mampir lagi dek.lanjut/Rose//Rose//Rose/
Abu Yub
tidak kuat tapi bertenaga
Abu Yub
yang terjadi
Abu Yub
mengepalkan tanganya
Abu Yub
ngak ngamuk
Abu Yub
Tersenyum sambil melambai lambaikan tanganya.
DeanPanca
eh baru sadar ternyata anak" Zea cowok cewek toh, kirain cewek semua.
DeanPanca
kata apa sih yang cocok buat si Kendra ini
DeanPanca
wah, bisa-bisa Zea kena nih. kan dia sempat nyentuh Jihan
Aksara_Dee
benerr kalau mau nambah seksi jajan seblak, cimol, batagor, cireng, mie ayam, cilok. jajanan paling endol
Aksara_Dee
azeekkk ... harusnya gini nih 👍
Aksara_Dee
punya Kaka cowo tuh enak ya
Abu Yub
heran dan
Abu Yub
Lanjut/Ok//Rose/
Abu Yub
Aku mampir lagi dek/Rose/
Abu Yub
lama menunggu
Astrea
yuhuuu move on Gis cowok bukan hanya Levis kok. masih ada banyak stock yang author siapkan untukmu hheee
Aksara_Dee
heh! seenaknya
Elisabeth Ratna Susanti
aku juga suka musik 😍
Aksara_Dee
di Posesifin aja selingkuh gimana si losss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!