NovelToon NovelToon
Kalbara

Kalbara

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kalista Aldara,gadis cuek yang senang bela diri sejak kecil.Tapi sejak ia ditolak oleh cinta pertamanya,ia berubah menjadi gadis dingin.Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan laki-laki berandalan bernama Albara. "Gue akan lepasin Lo, asalkan Lo mau jadi pacar pura-pura gue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sembilan

Kalista berjalan santai menuju kelasnya yang ada di lantai dua,ketika sampai di kelas ternyata sudah ada beberapa orang yang datang.Ia berjalan ke meja paling belakang,ia menyimpan tasnya lalu duduk di sana.

Sambil menunggu waktu upacara bendera,ia mengeluarkan ponselnya dan membuka video materi pelajaran yang di berikan guru yang mengajarnya di rumah.Setelah masuk SMA, ia meminta orang tuanya mencarikan guru privat untuknya dan tentu orang tuanya menyanggupi hal itu.

Ini baru satu Minggu ia menjadi siswi SMA,bahkan jadwal pelajaran saja belum dibagikan,tapi Kalista sudah belajar materi yang akan diajarkan nanti.

"Emmh,gue boleh duduk di sini?"

Atensinya teralihkan ketika mendegar suara seseorang seperti tengah berbicara padanya.Ia mendongak menatap laki-laki dengan kacamata bulat yang tengah berdiri di sampingnya.

Ia menatap laki-laki itu, seragam yang rapi serta atribut yang lengkap, rambut tertata indah dengan poni menutupi alis, dan kacamata bulat yang menambah kesan cerdasnya. Kalista menduga laki-laki tersebut adalah tipe cupu dan kutu buku.

"Iya," jawab Kalista singkat, lalu kembali fokus pada urusannya sendiri.

Laki-laki itu tampak senang dan menaruh tasnya di kursi di sebelahnya. "Hoodie lo gak dibuka? Emang gak gerah?" tanyanya penasaran.

Kalista menoleh, tatapan dinginnya menyapu wajah laki-laki itu. "Urusan lo apa? Mau gerah atau enggak, gue yang rasain," gerutu Kalista.

Laki-laki itu menutup bibirnya rapat-rapat, sepertinya ia merasa menyesal telah memilih Kalista sebagai teman sebangku. Terbayang betapa dingin dan tajamnya ucapan Kalista, ia mencoba mencari cara keluar dari situasi tersebut, tapi sudah terlambat. Semua kursi di kelas telah terisi, membuatnya merasa terperangkap dalam nasib naas sebagai teman sebangku Kalista.

Laki-laki itu diam,namun matanya melirik sekeliling, memperhatikan orang-orang yang akan menjadi teman kelasnya selama tiga tahun kedepan.Ada berbagai macam manusia di sini,tapi dari pengamatannya kebanyakan dari mereka adalah murid-murid yang suka belajar dan tidak pernah membuat masalah.Mungkin, ia tidak tau apakah penilaiannya terhadap teman-temannya itu benar atau tidak.

Tatapan laki-laki itu kini beralih ke sosok gadis di sampingnya. Dari penampilan serta sikap yang terpancar darinya, jelas bahwa dia adalah perempuan pemberani yang gemar menindas di sekolah lamanya,terlihat dari cara dia bicara dan menatap orang lain. Namun tak menutup kemungkinan, dia adalah gadis dingin yang menjaga jarak dengan orang lain.

Melihat tatapan menggantung dari laki-laki itu, Kalista spontan melirik ke arahnya dan menegur tajam. "Apa liat-liat?!"

Laki-laki itu segera menggeleng cepat dan mengalihkan perhatiannya, gugup. "Gila!ini cewek galak banget,kaya macan betina," gumamnya pelan.

Namun seketika, Kalista membantah pelan. "Gue masih bisa denger omongan Lo," tegasnya.

Laki-laki itu mencibir, menyesal. "Maaf," ucapnya seraya merunduk.

Mengesampingkan percakapan sejenak, Kalista menyimpan ponselnya ke dalam kantong rok seraya membuka hoodie yang selama ini menemani. Hoodie itu dilipat rapi dan masukkan ke dalam tas,ia mengambil topi dari dalam tasnya dan memakainya. Dengan langkah tegas, ia segera beranjak dari tempat duduknya.

Melihat kalista bergegas, laki-laki itu mengajukan pertanyaan. "Mau ke mana?" tanyanya penasaran.

"Upacara," jawab Kalista ringkas lalu melangkah keluar dari kelas dengan penuh percaya diri.

Laki-laki itu menatap Kalista yang menghilang di balik pintu, bersamaan dengan itu bel berbunyi,ia segera mengambil topinya dalam tas lalu berjalan dengan langkah cepat menyusul teman-temannya yang lain.

Upacara dilaksanakan selama tiga puluh menit, setelahnya siswa-siswi diberikan waktu sepuluh menit istirahat memulai jam pelajaran pertama.

Kalista memanfaatkan waktu luangnya untuk membeli minuman di kantin. Ia berjalan seorang diri menyusuri koridor, namun langkahnya tiba-tiba terhenti ketika seorang laki-laki dengan sengaja menghalanginya. Ditatapnya laki-laki itu dengan dingin, namun laki-laki tersebut tak peduli dan berkata, "Adek kelas nih, boleh kenalan?" Sambil mengulurkan tangannya.

Kalista tak mau meladeni, ia memilih menghindar dan melanjutkan perjalanan ke kantin. Ini adalah satu dari sekian banyak alasan mengapa ia tak suka mempercantik diri.

Sesampainya di kantin, ia membeli sebotol air mineral. Setelah membayar, ia segera kembali ke kelasnya. Namun di tempat yang sama, laki-laki tadi kembali menghadangnya.

"Kenalan dulu lah," ujarnya.

Kalista mendengus kesal dan menjawab, "Minggir, gue mau lewat."

Laki-laki itu tak bergeming, malah balas menyahut, "Kenalan dulu dong, pelit amat sih." Sambil tersenyum sinis.

Ia menatap jengkel laki-laki di depannya,lalu tatapan Kalista teralih pada seorang gadis yang tengah menatap kearah mereka dengan tatapan seperti marah.Ia lalu tersenyum miring.

"Tuh, pacar Lo ngamuk,"ujar Kalista sambil menunjuk ke arah gadis itu dengan dagunya.

Laki-laki itu menoleh ke belakang,lalu sedetik kemudian ia kembali menghadap ke arahnya dengan wajah panik."Mampus!", ujarnya.

Laki-laki itu segera menyingkir dari depannya dan masuk ke dalam ruang kelasnya.

Kalista kembali melanjutkan langkahnya,setelah berada di samping gadis tadi ia berhenti sejenak lalu berkata."Cowok Lo buaya, hati-hati,"ujarnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Sampai di kelas ia langsung duduk di bangkunya dan menegakkan minum yang baru ia beli.

Di sampingnya sedari tadi laki-laki yang sebangku dengannya menatapnya, memalingkan wajahnya saat Kalista menoleh.

"Kenapa?",tanyanya.

Laki-laki itu menggeleng.

Kalista menghela napasnya."Gue tau Lo mau ngomong sesuatu,"ujarnya.

Laki-laki itu sempat menoleh sebentar."Emmh,anu gu-gue cuma mau kenalan aja,kita kan temen semenjak tapi gak saling kenal,rasanya aneh."

"Nama gue Aldara."

Laki-laki itulah nampak memperlihatkan senyum tipis saat ia memperkenalkan namanya."Gue Aldo,salam kenal ya,"ucapnya dengan semangat tak lupa ia mengulurkan tangan pasangan gadis itu.

Kalista hanya melirik sebentar tanpa menyambut uluran tangan laki-laki itu.

Wajah cerah laki-laki itu berubah,ia menarik kembali tangannya.

Kalista melirik sebentar ke samping,ia melihat dengan jelas wajah muram laki-laki itu.Ia sebenarnya tak tega,karena kejadian masa lalu ia sedikit tidak percaya jika berteman dengan laki-laki,takut nanti dia jatuh cinta pada laki-laki itu dan kembali di tolak seperti dulu.

Beberapa menit kemudian guru masuk dan pembelajaran pun di mulai.

_____

Jam istirahat tiba, satu per satu teman kelasnya bergegas keluar kelas, menuju kantin. Di tengah keheningan kelas, Kalista mengeluarkan kotak makan dari tasnya. Di sampingnya, Aldo melakukan hal yang sama.

Dengan perasaan ragu, Aldo bertanya, "lo bawa bekal juga ya?"

Walaupun sering diacuhkan oleh Kalista, Aldo tak pernah berhenti berusaha untuk berbicara dengannya. Namun, Kalista tetap saja menjaga jarak.

"Menurut lo?" jawabnya singkat dan dingin.

Aldo tersenyum lembut, kemudian menjawab dengan polos, "Ya, lo bawa."

Kalista melirik tajam, "Kalau tahu jawabannya, ngapain tanya?"

Aldo kembali diam, ia mulai membuka kotak bekalnya dan menyantap isinya. Begitu pula dengan Kalista. Keduanya menikmati makan siang dengan suasana yang hening dan tegang. Usai makan, Aldo menyimpan kotak bekalnya dan mengambil kotak makanan lain yang berisi buah-buahan serta kue kering.

Dengan tangan gemetar dan perasaan cemas, ia menawarkan kotak makan tersebut kepada Kalista. "Lo mau coba?"

Kalista menatap kotak makanan tersebut dalam sekejap, sebenarnya ia ingin menerima, namun ada rasa gengsi yang mencegahnya.

Dengan angkuh ia menjawab, "Gak usah. Lo saja yang makan."

Seolah tidak mendengar, Aldo mengambil beberapa buah anggur dari kotak makannya, kemudian meletakkannya di atas tutup kotak makan Kalista.

"Gue tahu Lo mau, makan saja. Tenang, tidak ada racun di dalamnya," ucap Aldo dengan nada santai.

"Terima kasih," gumam Kalista dengan wajah yang masih kaku.

Aldo tersenyum tipis. Meskipun gadis itu terlihat dingin, ia tahu bahwa Kalista masih bisa menunjukkan rasa terima kasih. "Maaf ya, kalau sikap gue selama ini buat lo risih. Sebenarnya gue cuma mau berteman dengan lo," ungkap Aldo dengan tulus.

Kalista terdiam sesaat, kemudian berkata, "Iya, gue juga minta maaf kalau sikap gue selama ini menyinggung perasaan lo. Tapi memang begini sifat gue."

Aldo mengangguk lega, merasa bahwa setidaknya dengan pembicaraan ini, ia tidak perlu merasa canggung lagi dengan gadis di sampingnya yang ternyata bernama Aldara. Setelah berbincang, ia pun menyadari bahwa gadis ini tidak seburuk yang sempat ia duga sebelumnya. Semoga saja, pertemanan baru ini bisa membawa perubahan positif bagi keduanya.

1
Alex
lanjut Thor seru bgtsss ceritanya
Muanisah Jariyah
ceritanya seru,sayang typonya kebanyakan
choco eskrim
Ceritanya cukup menari, tapi ada beberapa kata yang typo.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!