NovelToon NovelToon
Jerat Hati Sang Duda Dominan

Jerat Hati Sang Duda Dominan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / One Night Stand / Selingkuh / Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lifahli

"Mengemislah!"

Awalnya hubungan mereka hanya sebatas transaksional diatas ranjang, namun Kirana tak pernah menyangka akan terjerat dalam genggaman laki-laki pemaksa bernama Ailard, seorang duda beranak satu yang menjerat segala kehidupannya sejak ia mendapati dirinya dalam panggung pelelangan.

Kiran berusaha mencari cara untuk mendapatkan kembali kebebasannya dan berjuang untuk tetap teguh di tengah lingkungan yang menekan dan penuh intrik. Sementara itu, Ailard, dengan segala sifat dominannya terus mengikat Kiran untuk tetap berada dibawah kendalinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lifahli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Menerima Tawaran Pernikahan

...Happy reading!...

...•••...

"Kalau begitu, Nak... apa kamu mau menikah dengan Ailard?"

Ailard beriak menatap ibunya, tawaran apa yang ibunya berikan itu.

"Mom, jangan bercanda—"

"Mau ibu, saya mau menikah dengan Mas Ailard." Kirana akhirnya menjawab.

Kini mata Ailard beriak menatap Kiran, tajam sekali sorotnya. "Are you serious? Oh...Kiran shut up!"

"Bu... sungguhan, aku mau menikah dengan Mas Ailard."

Bu Tiara terkejut sejenak, menatap Kirana dengan penuh kebingungan dan harapan sekaligus. Ia tidak menyangka Kirana akan setuju begitu cepat. Sementara itu, Ailard tampak berang, rahangnya mengeras, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Kirana, kamu benar-benar serius?" Bu Tiara bertanya, memastikan apa yang ia dengar tidak salah.

Kirana mengangguk tegas, meski ada bayangan ketegangan di matanya. "Iya, Bu. Saya siap menjalani ini, saya tidak mau dirugikan sebagai seorang perempuan. Bagaimanapun kita pernah menjalin hubungan sebatas transaksional tapi Mas Ailard perlu untuk bertanggung jawab karena yang ia lakukan melebihi hubungan transaksional. Saya diperlakukan layaknya seperti seorang istri tapi juga sekaligus perempuan simpanannya, saya merugi atas itu."

Ailard mendesah kasar, masih belum bisa menerima. "Kirana, sejak kapan kamu berencana dengan ini semua? Oh—fuck!"

"AILARD, jaga bicaramu!" Seru Tiara meninggi nada suaranya, menatap tajam kearah putranya. "Ibu sedang bicara dengan Kirana, diam kamu!"

Kirana menatapnya balik, sorot matanya tegas. "Tapi keputusan ada ditangan kamu Mas, kalau kamu tidak mau yasudah. Dan aku ngga mau bertemu lagi sama kamu, seumur hidupku aku ngga mau bertemu dengan pria seperti kamu. Aku akan resign dari pekerjaan baby sister dan aku tidak akan pernah mau melihat kamu lagi."

Anan sudah merencanakan matang semua ini sejak seminggu lalu, ia tahu bahwa Ailard tidak akan pernah melepaskannya dan tidak akan pernah berhenti mengganggunya. Dari pada ia rugi sendirian sebagai perempuan yang stigmanya lebih banyak di elu-elukan dalam lingkungan sosial masyarakat, lebih baik ia manfaatkan situasi ini untuk jadi Nyonya Wiratama. Selain itu, finansial nya pasti akan terjamin dan ia tidak akan dirugikan jika menikah dengan Ailard.

Ingatlah, perempuan harus bisa berpikir rasional ditengah lingkungan yang penuh dengan intrik ini.

"Kamu tidak takut dengan saya?" Tanya Ailard mengintimidasi.

Kiran terkekeh pelan, "justru kamu yang harus waspada kepadaku Mas. Aku bisa jamin sama kamu, I'm only for you." Kirana berkata sungguh-sungguh. "Satu-satunya hanya buat kamu, aku bisa pegang janji ini dan aku akan berbakti kepada kamu kalau kamu juga menghormati aku sebagai pendamping hidupmu." Ucapnya melanjutkan.

Ailard tertawa lepas lucu sekali mendengar guyonan Kiran. "Persetan. Semua perempuan sama, ujung-ujungnya tak cukup satu kehangatan—"

"Tapi itu bukan aku, aku bukan perempuan seperti itu." Jawabnya kembali menegaskan. Kirana tak main-main, dan ia sungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Kalau memang Mas tidak mau, aku tidak masalah. Kalau begitu lanjutkan hidupmu dan aku akan lanjutkan hidupku. Kita anggap tiga tahun kemarin hanya mimpi saja, dan kita tak usah pernah untuk mengenali lagi."

Ailard mengeratkan rahangnya begitu Kiran sangat berani berbicara dengan sorot mata tajam. Ailard tersenyum miring, ia sadar bahwa Kiran kembali menyerahkan dirinya lagi.

"Baiklah, kita menikah. Saya pegang janjimu Kirana."

Leonidas dan Cherry tidak ingin ikut campur dengan keputusan ini, karena ia yakin Kiran memang pantas bersanding dengan Ailard, hanya Kiran yang bisa menandingi pria dominan itu. Lihatlah bagaimana ia akhirnya menerima tawaran pernikahan ibunya, padahal dia bisa saja menolak. Poin pentingnya, bahwa Ailard sudah bergantung pada Kirana, dan Perempuan itu yang sebenarnya berhasil menguasai Ailard, bukan pria itu. Sejak awal Ailard sudah kalah telak.

Ibu Tiara lega mendengarnya, "Syukurlah, kalau begitu...Leo, Cherry. Berikan perlindungan ketat untuk Kiran, jangan biarkan Ailard sedikitpun menyentuh calon istrinya sebelum akad mereka. Jangan biarkan Ailard menemui calon istrinya selama pernikahan belum dilaksanakan." Tegas Tiara memberikan mandat pada Anak pertama dan bungsunya untuk menjaga sang calon menantu dari putra dominannya itu.

"Ibu Tiara...saya juga ingin mengusulkan lagi sebuah permintaan, apa boleh?"

"Katakanlah Nak, apa itu?"

Kirana menilik Ailard sejenak sebelum fokus menatap Tiara. "Mas Ailard selalu memaksa saat melakukan itu padaku, aku ingin mendapatkan kebebasan. Aku tidak mau disentuh begitu aku tidak berkenan. Aku juga ingin dapat memiliki kamar terpisah untuk beberapa hal dan waktu dimana Mas Ailard tidak bisa untuk menganggukku."

Ailard memegang pegangan sofa dengan kencang. "Kalau begitu kamu mau jadi istriku atau apa huh?" Ailard tak bisa lagi meredam diri kala Kiran sudah semena-mena.

Kirana menatap Ailard dengan pandangan tegas, menunjukkan bahwa ia tak akan gentar. “Ya, Mas. Aku akan menjadi istrimu. Tapi aku juga seorang manusia yang punya batasan, aku berhak meminta ruang dan rasa hormat. Menjadi istri bukan berarti harus tunduk tanpa mempertimbangkan harga diriku sendiri.”

Bu Tiara menyentuh bahu Kirana, mendukung keberanian perempuan itu. “Kirana benar, Nak. Pernikahan seharusnya dilandasi dengan saling menghormati. Jika kamu ingin dia menjadi istrimu, kamu juga harus berkomitmen untuk memperlakukannya dengan hormat."

Ailard mendengus, merasa tersudutkan, namun di balik arogansinya, ia menyadari bahwa Kirana bukan perempuan yang mudah dipermainkan, sialan ternyata ia sudah hidup tiga tahun dengan perempuan manipulatif. “Baiklah, saya terima syaratmu. Tapi jangan kira ini akan mudah untukmu, Kirana. Saya tetaplah saya, dan saya tidak akan berubah begitu saja.”

Kirana mengangguk, tidak gentar. "Aku tidak pernah berharap dan berkeinginan untuk mengubahmu, Mas. Aku hanya ingin tempat yang setara, di mana kita bisa saling menghormati. Kalau itu bisa kamu janjikan, aku bersedia menjadi istrimu.”

Bu Tiara tersenyum lega, merasa bahwa akhirnya ada titik terang dalam konflik ini. “Baik, kalau begitu kita akan segera mempersiapkan semuanya. Kirana, selama waktu persiapan, kamu akan berada di bawah perlindungan keluarga, dan tidak ada interaksi dengan Ailard kecuali dalam hal-hal penting yang perlu disepakati bersama. Kamu punya waktu untuk memikirkan segala sesuatunya dengan baik.”

Kiran tersenyum lembut untuk calon ibu mertuanya, "terimakasih banyak ibu." Ia menyalami santun punggung tangan Tiara.

Didunia yang keras untuk kaum perempuan. Jangan mau dikendalikan. Perempuan harus berlogika agar tidak ditindas para kaum patriarki, kalian harus punya nilai dalam diri sendiri. Berjuanglah para kaum perempuan, hiduplah dengan keunikan dan keberanian yang kalian miliki.

Ingat, nilai diri kalian bukan ditentukan oleh siapa yang mendampingi atau bagaimana dunia memandang. Kalian punya hak untuk berdiri tegak, bersuara, dan mencintai diri sendiri. Jangan biarkan siapa pun mengambil kebebasan untuk berpikir dan memilih bagi kalian.

Hiduplah dengan penuh keyakinan dan jangan takut untuk melawan ketidakadilan. Kalian tidak lemah, dan tidak perlu mengorbankan diri hanya untuk memenuhi ekspektasi siapa pun.

Kalian berharga dengan cara kalian sendiri, jadi berjuanglah untuk kehidupan yang kalian inginkan tanpa harus tunduk pada tekanan siapa pun, apalagi terhadap lelaki tak-takhu diri, yang sudah berpikir patriarki senang pula  menyenangi selang*k*angannya dengan kata manis menjijikan, 'ini adalah kewajiban mu'. Ayolah untuk berpikir terbuka, kita punya suara dan kita punya kendali atas apapun tentang diri kita sendiri.

Kaum perempuan adalah peradaban manusia. Tuhan tidak menciptakan perempuan untuk menjadi kaum yang lemah, Tuhan menciptakan perempuan untuk menjadi penopang, pencipta kehidupan, dan inspirasi di dunia.

Perempuan bukan hanya sekadar pelengkap, mereka adalah tiang peradaban, penjaga nilai-nilai moral, dan penjaga nurani dalam masyarakat. Tuhan menciptakan perempuan untuk berdiri setara, bukan untuk ditundukkan. Hormati, dukung, dan berikan ruang bagi perempuan untuk berkembang, karena mereka adalah kunci bagi kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna bagi seluruh umat manusia.

1
Nus Wantari
lanjut thor
Septanti Nuraini
kapan update lagi
nonaserenade: Sudah update tapi sedang proses penerbitan dari Novelton nya ya kak, palingan sebentar lagi terupdate. Terimakasih sudah menunggu bab selanjutnya🙏🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!