Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25 hukuman Kayvan 2
Kayvan merobek dengan kasar pakaian Zalwa dan seketika membuat gadis itu menjerit ketakutan.
Apalagi ketika Kayvan masih terus berlanjut melakukannya,
Pria itu terus merobek pakaian Zalwa hingga tak berbentuk lagi.
" katakan padaku, siapa yang kau ajak bicara tadi hah...." sentak Kayvan masih dengan kemarahannya.
" lepaskan aku bajingan, lepaskan aku...kau bajingan..." Zalwa kehilangam kesabarannya.
Dan karena kata kata Zalwa, Kayvan kian terbakar amarah.
Pria itu semakin brutal merobek pakaian Zalwa, sehingga kini tubuh gadis itu mulai terbuka di bagian atasnya.
Gundukan besar yang masih setengah tertutup, terpampang jelas di hadapan Kayvan.
dua gundukan kembar milik Zalwa yang mulus dan bersinar membuat kayvan menggila.
Ia memegang kedua tangan Zalwa dan menaikkannya ke atas tubuh gadis itu kemudian ia mencium dengan brutal bibir Zalwa.
Dada keduanya bertemu,
Dua gundukan milik Zalwa yang menempel sempurna pada dada bidangnya melahirkan desiran aneh dan gejolak di tubuhnya.
Apalagi saat ini, ia pun telah melepas kancing kemejanya.
Zalwa tak mau tinggal diam,
Gadis itu menggigit bibir Kayvan dengan kuat,
Kedua kakinya terus menendang nendang hingga akhirnya Kayvan pun menjepit kedua kaki Zalwa dengan kedua kakinya dan membuat gadis itu tak lagi bisa berkutik.
Tubuh Kayvan yang tinggi dan besar sungguh membuat Zalwa tak berdaya.
Bibir Kayvan terasa perih akibat gigitan Zalwa.
Tapi pria itu tak mau melepaskannya.
Hingga Zalwa pun merasakan rasa asin di mulutnya.
Begitupun dengan Kayvan.
Tapi pria itu tetap tak mau melepasnya, laki laki itu masih kekeh terus mencium bibir Zalwa, ia tak perduli meski saat ini bibirnya mungkin terluka karena gigitan Zalwa.
Zalwa tak bisa berbuat apa apa,
Laki laki itu mengungkungnya di bawah tubuhnya.
kini ciuman pria itu turun ke bawah.
Beralih pada lehernya yang jenjang dan begitu bersih.
Kayvan tak hanya mencium di sana, tapi laki laki itu menyesap dan sedikit menggigit sehinga ia meninggalkan bekas kepemilikan di sana.
Zalwa terisak,
" ya Tuhan, jika ini mimpi....kumohon bangunkan aku segera.
siapapun orang di sana, tolong bangunkan aku "
Ia merasa kotor, apalagi ketika Kayvan meremas dadanya dengan tangannya yang besar.
Tak cukup sampai di sana,
Pria itu kini semakin menurunkan ciumannya ke bawah, tepatnya pada kedua gundukan kembar dan besar miliknya.
Kayvan sekali lagi menyesap dan menggigit kecil di sana membuat Zalwa meringis menahan sakit.
Banyak jejak yang Kayvan tinggalkan sana.
Pria itu semakin liar melepas dengan paksa pakian yang melekat pada tubuh Zalwa.
Gadis itu sudah mati matian mempertahankan pakaiannya,
Namun apalah kekuatannya di banding kekuatan laki laki tinggi menjulang dengan tubuhnya yang kekar itu.
Hingga kini, Kayvan berhasil membuat Zalwa tanpa sehelai benang.
Tak ia hiraukan tangisan pilu gadis itu.
Kayvan melepaskan kemejanya yang sudah kotor oleh darah di bagian lengannya.
Zalwa menggeleng sambil menutupi kedua aset berharganya di dada.
Sementara kakinya sedikit naik ke atas untuk menutupi miliknya yang lain.
Zalwa benar benar tak berdaya kali ini, tubuhnya terasa lemas karena perlawanannya yang berujung sia sia kepada Kayvan sejak tadi.
Air mata Zalwa semakin deras berderai dan tak lagi bisa ia bendung ketika Kayvan kembali mengungkungnya.
Dada keduanya menyatu sempurna,
Hanya dada mereka yang menyatu karena saat ini Kayvan masih memakai celananya.
Pria itu hanya bertelanjang dada.
Kayvan kembali mencium bibir Zalwa, namun kali ini tak lagi brutal dan kasar seperti tadi.
Ciuman pria itu kini terasa lembut,
Tangan Kayvan pun tak lagi bisa diam.
Ia kembali menjamah dua aset kembar milik Zalwa tanpa sungkan.
Zalwa hanya terisak. Gadis itu sibuk meratapi nasibnya.
Sementara Kayvan terus sibuk mengeksplor tubuhnya,
Kayvan meninggalkan banyak jejak kemerahan hingga kehitaman pada tubuh Zalwa terutama di area kedua bukit kembarnya.
Kayvan telah berada di bawa sana,
Pria itu sekali lagi tanpa kasian terus mencumbu milik Zalwa di bawah sana.
Zalwa menggigit bibirnya sendiri mati matian, menahan sesuatu yang ia sendiri tak tahu apa itu bergelenyar aneh di dalam tubuhnya.
Ada sesuatu yang aneh yang ia rasakan ketika bibir dan jari Kayvan bermain di sana.
Tubuh Zalwa melengkung ketika ia meraskan gelombang kenikmatan yang ia sadar tak seharusnya ia rasakan karena ulah pria itu di bawah sana.
Zalwa memeluk tubuhnya sendiri. Dan menutup bibirnya dengan salah satu telapak tangannya.
Dan Kayvan....
Pria kurang ajar itu justru bangkit dari posisinya ketika ia yakin gadis itu telah merasakan apa yang ia inginkan.
bibir Kayvan menyeringai menatap Zalwa yang tubuhnya melengkung tak berdaya.
Ia berdiri tegak di sisi pembaringan sambil menatap ke arah tubuh polos Zalwa yang kini dalam kondisi sedikit melengkung.
Ia tahu persis apa yang kini di rasakan oleh gadis di hadapannya itu.
Hingga sepersekian detik,
Zalwa mulai bisa kembali meraih kesadarannya.
Mata gadis itu menatap tajam penuh kemarahan dan kebencian pada sosok pria yang kini tengah berdiri tegak menatapnya itu.
Hati gadis itu begitu sakit bagai teriris sembilu, dan remuk redam.
Harga dirinya benar benar terasa di cabik dan rendahkan, andai bunuh diri tak berdosa.
Ingin rasanya ia mati saat ini juga.
Kayvan semakin melebarkan senyumannya dengan tak tahu malunya.
Zalwa melempar pandangannya ke tempat lain.
Tak lama,
Kayvan kembali naik ke atas tempat tidur, pria itu menutup tubuh polos Zalwa dengan selimut.
Kemudian ia turut berbaring miring disisi Zalwa dan memeluk erat perut ramping gadis itu.