NovelToon NovelToon
Benih Sang CEO Arogan

Benih Sang CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: MY. OH HA LU

Cerita Dewasa!!!

***

Elkan, duduk bersilang kaki sambil bersedekap tangan. Matanya yang tajam menyoroti tubuh Alsa dari atas sampai ke bawah.

"Aku sangat puas dengan pelayanan yang kau berikan, maka dari itu, tinggallah di sini dan menjadi simpanan ku. Jangan risau, aku akan membayarmu berapa pun yang kau mau." Ujar Elkan penuh keangkuhan.

"Jangan harap! Aku tak sudi lagi berurusan dengan b*jing*n sepertimu. Cukup bayar saja yang semalam, setelah itu jangan lagi berhubungan denganku, anggap saja kita tak pernah saling mengenal."

"Hahaha!."

Elkan, suara tawa Elkan terdengar menggelegar. "Tak sudi berhubungan dengan orang sepertiku?." Tanyanya memastikan.

"Ingat, di kandungan-mu ada benihku, anakku! Mana mungkin kau tak akan berurusan lagi denganku?."

***

Jangan lupa ikuti akun:
Instragram:OH HA LU
Tiktok:OH HA LU
FB: OH HA LU
♥️♥️♥️♥️♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MY. OH HA LU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya Memintai Di Akui

3 bulan kemudian..

Elkan, sedang bertelponan dengan Risma, di balkon kamarnya.

"Hm, atur lah sesukamu."

"Kau yang milih, lalu aku yang bayar. Bukankah itu sudah cukup adil?."

"Sudah lah! Aku sibuk, tidak ada waktu untuk mengurusi semua itu. Lagian, bukankah sudah ada kru WO yang telah mengatur segala persiapannya, lalu untuk apa kita harus ikut repot?."

"Terserah!."

Tut.. Tut.. Tut..

Elkan, menutup sambungan telepon tersebut begitu saja. Dia sudah muak mendengar ocehan Risma yang tiada habisnya.

Menjelang hari H pernikahan, Risma menjadi semakin cerewet dan suka mengatur-atur hidupnya.

Dengan langkah lebarnya, laki-laki itu kembali masuk ke dalam kamar. Ia mengambil sekantong uang dari dalam berangkas, lalu kemudian berjalan menghampiri Alsa yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Ini uang untuk membeli rumah yang kau inginkan!." Ujar Elkan, seraya memberikan uang tersebut di atas pangkuan Alsa.

"Berapa ini, El?."

"Itu ada 500jt. Masih sisa banyak jika untuk membeli rumah yang kau mau."

Alsa mengulas senyum tipis. Akhirnya sebentar lagi ia akan segera bebas dari kehidupan bak neraka ini.

"Terimakasih banyak, El."

Elkan tak menanggapinya lagi, laki-laki itu hanya bersedekap tangan sambil memandang Alsa yang nampak sangat bahagia sekali. Sebegitu senang 'kah wanita itu akan berpisah dengannya?.

"Kapan aku akan pindah dari apartemen ini?." Tanya Alsa, sembari menghitung uang tersebut.

"Sehari sebelum acara pernikahanku dengan Risma di selenggarakan."

Seketika saja pergerakan tangan Alsa langsung terhenti. Dia tertegun saat mendengar jawaban dari laki-laki itu.

"Kenapa harus mepet sekali?." Protesnya.

"Memangnya kenapa? Di sini aku yang membayarmu. Jadi, kau tak berhak banyak protes!."

Jika di mana-mana calon pengantin akan bahagia, justru Elkan tidak merasakan itu. Laki-laki itu malah merasa tak suka kepada hari resepsi yang semakin dekat.

"Baiklah, Tuan-ku." Balas Alsa mencibir.

Huh!

Elkan, menarik napas panjang, lalu setelah itu ikut duduk di sebelah Alsa. Tangan kekarnya meraba perut Alsa yang semakin hari semakin membuncit.

Ada perasaan aneh yang hinggap di hati Elkan, ketika merasakan pergerakan anaknya. Gerakannya masih pelan, namun cukup menggetarkan hati dan jiwa raganya.

"Puas-puaskan pegang dia, sebelum nanti kau harus berpisah dengannya." Ujar Alsa, sembari menyenderkan punggungnya di sandaran shofa. Memberi akses kepada Elkan, supaya bisa lebih leluasa menjangkau keseluruhan permukaan perutnya.

Andai saja Elkan tak ada keterikatan bisnis pada keluarga Risma, pasti dia akan lebih memilih Alsa. Selain itu, ada juga banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan Elkan untuk tetap mempertahankan hubungan dengan Risma, yaitu karena wanita itu adalah cinta pertamanya. Rasanya tidak enak jika harus memutuskan hubungan begitu saja.

"Siapa nama anak ini?." Tanya Elkan.

"Embbhhh.. karena anak ini cowok, aku akan memberinya nama Nuzha."

"Kenapa harus Nuzha?."

"Karena nama itu memiliki arti yang baik. Aku menganggap anak ini adalah hiburan pelipur lara dari semua kepedihan yang aku jalani selama ini." Jelas Alsa. Kemudian, tangan lentiknya juga ikut mengelus perutnya sendiri.

Sementara itu, Elkan hanya diam saja. Semakin dekat dengan hari perpisahannya dengan Alsa, Elkan menjadi semakin gelisah.

Kalo boleh jujur, Elkan sudah merasa nyaman dengan kehadiran Alsa di sisinya. Meskipun wanita itu sering membantah dan melawannya, tapi wanita itu selalu menjalankan perannya dengan baik.

"Nanti buku nikah-nya aku saja yang bawa, ya?."

"Tidak!." Tolak Elkan.

"Kenapa? Bagaimana kalo nanti buku nikah tersebut di lihat oleh Risma. Dia pasti bakal marah."

Alsa tak habis pikir dengan jalan Laki-laki itu. Apakah dia tidak memikirkan resikonya nanti? Bisa-bisa, nanti Risma akan marah besar kalau sampai tahu Elkan telah menikah secara diam-diam.

"Kau tak perlu memikirkan itu. Biarlah itulah menjadi urusanku."

"Tapi..

"Sudah ku bilang, biarkan itu menjadi urusanku!."

Melihat wajah Elkan yang memerah, membuat Alsa tak berani lagi membantah, sepertinya mood Lelaki itu sedang buruk.

"Baiklah."

Pada akhirnya, Alsa hanya bisa pasrah. Biarlah Elkan melakukan apapun yang dia inginkan, yang penting ia sudah mendapatkan yang dia mau.

"Nanti kau tak perlu mengirim aku kabar-kabar lagi. Aku berjanji akan merawat anak ini dengan baik. Dan untuk surat perpisahan kita nanti, aku akan mengabari mu, setelah anak ini lahir."

Tak ada jawaban apapun dari Elkan, hanya sorot mata tajamnya saja yang menyoroti wajah Alsa. Tergambar jelas sekali, jika Elkan sangat berat melepaskan wanita itu. Namun, mau bagaimana lagi? Hanya keputusan ini yang terbaik.

Setelah itu hening.. Mereka bedua tenggelam di dalam lamunan masing-masing.

"El.."

"Hm?."

"Tidak jadi." Ralat Alsa. Kemudian, ia mengalikan pandanganya pada layar televisi.

Tangan kekar Elkan, memegang dagu Alsa, lalu membawanya menoleh kembali padanya.

"Apa ada yang ingin kau sampaikan, hm?." Tanyanya.

Alsa mengangguk ragu. "Aku ingin bicara soal masa depan."

"Katakan saja. Apa yang ingin kau bicarakan?."

Alsa menghela napas panjang. Ia pandangi wajah Elkan yang masih setia duduk di sebelahnya.

"Seandainya nanti kau sudah memiliki anak dari Risma, ku harap, kau tak melupakan anak ini, El. Meskipun kami bisa saja hidup tanpa mu, tapi bagaimana pun dia tetap anakmu, darah dagingmu. Suatu saat kelak, dia pasti akan mencari mu. Ku harap, di saat itu tiba, kau mau mengakuinya."

Tes!

Alsa tak dapat lagi menahan air matanya untuk keluar. Kalo bicara soal anak, hatinya menjadi rapuh.

Elkan tersenyum tipis, lalu menghapus air mata tersebut.

"Jangan hanya diam saja, El. Aku hanya ingin mendengar kepastian darimu. Aku tidak memintamu untuk merawatnya, aku hanya memintamu untuk mengakuinya saja."

"Apakah pikiran-mu terlalu dangkal, sehingga membuat mu berpikiran sejauh itu? Jangan cemaskan hal yang ...

"Tentu saja aku memikirkan sampai sejauh sana! Apa kau lupa? Kau pernah mengancam ku dengan mengatakan akan m*ngh*b*si ny*wa ku dan anakku! .. Hiks."

Alsa menunduk dalam, ia menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan semua sesak di dalam dada yang selama ini ia tahan dalam diam.

"Cukup akui saja dia seba... Embbhhh."

Alsa tak mampu melanjutkan kata-katanya, karena bibirnya telah di bungkam Elkan menggunakan sebuah ciuman.

Bugh! Bugh! Bugh!

Tangan mungilnya memukuli pundak Elkan, supaya Lelaki itu mau melepaskan ciuman tersebut, tapi usahanya hanya sia-sia, yang ada, Elkan malah menciumnya semakin beringas.

Set!

Elkan, menahan kedua tangan Alsa menggunakan satu tangan, sedangkan satu tangan lagi di gunakan untuk menahan kepala wanita itu.

"Kau jangan cemas, aku pasti akan mengakuinya sebagai anakku." Ujar Elkan di sela ciumannya.

"Bisakah ku pegang kata-katamu itu, El?."

"Tentu saja!."

Perlahan-lahan, senyum manis mulai terbit di bibir ranum Alsa.

Merasa Alsa sudah mulai tenang dan luluh, Elkan pun melepaskan kembali cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Alsa.

"Bagiamana pun, dia adalah Anakku, darah dagingku dan anak pertamaku."

Cup!

Sebuah ciuman lembut, Elkan labuhkan di atas perut Alsa yang semakin buncit.

1
MKSNW
❤️❤️❤️
MKSNW
Bikin enggak bisa berhenti baca 😆
MKSNW
Bgus ♥️
MKSNW
Bikin gregetan 😮‍💨
AResha
gak tau saja kmu klo asa sudah pergi jauh darimmu.kau gak bakal ada yg namnya bahagia bakal ada karma di dalamnya karna kau sudah menyakiti wanita sebaik asa kau bakal menyesal.nikmatilah dulu
OH HA LU: Menyesal seumur hidup pasti 🤭
total 1 replies
Mapia nopel
Jangan buat alsa pergi, 😭
OH HA LU: Ndak kok, Ndak 😭
total 1 replies
AResha
sekrng aza di usir nnti klo anaknya dah lahir dan dewasa di akui dasar orng tua egois
OH HA LU: Enggak pernah muncul, sekali muncul bikin gedek tu orang tua 😭
total 1 replies
Martina Nopasari
sangat bagus dan mennatang
Mapia nopel
Kasih Alsa hidup bahagia dong tor
OH HA LU
Jangan lupa like, vote, follow dan di komen-komen, ya, Akak ☺️
OH HA LU
Lanjut lagi kalo udah rame 😁
Fany Astuti
cerita nya bagus
Murnia Nia
lanjut lagi ya thor ceritanya bagus
OH HA LU: Siap, Akak 🥰
total 1 replies
Mapia nopel
Kurang hot tor🤭
OH HA LU
Sudah 20 Bab, tapi masih sepi aja 🥲
BTW.. ceritanya di lanjut lagi kalo sudah ramai 🤧
Melia Andari: kak sama, aku lebih sepi dari kamu 😅
apa aku berenti up juga ya 😄
Mapia nopel: Lanjut tor
total 2 replies
W Wulan Whuolant
♥️♥️♥️♥️♥️
Mapia nopel
Awal yang bagus semoga sampai akhir tetap bagus👍
Mapia nopel
Ceritanya bagus dan menarik. Alur cerita beda dari cerita yang lain 😍😍😍
OH HA LU
Selamat membaca, semoga kalian suka dengan cerita saya. Maaf jika ada typo atau kesalahan kata 🙏
Btw.. tolong bantu like dan komen, ya Kakak.. biar aku lebih semangat menulisnya ☺️
Mapia nopel
Lanjut!
OH HA LU: Siap, Akak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!