Yan Kai seorang pemuda sebatangkara sekarat karena menolong temannya saat pulang setelah membeli sebuah ponsel.
Disaat sedang koma dia dikirim ke dunia lain, menghapi pedang dan sihir dan musuh yang kuat untuk menyelesaikan misinya di dunia itu agar bisa menebus kehidupannya kembali.
Dengan wajah tampan dan kekuatan dia mendominasi dunia itu, dia mampu untuk meningkatkan kekuatan orang lain yang dia inginkan.
Lalu dia bertemu dengan seorang gadis yang tanpa dia sadari adalah seorang putri raja, mereka saling jatuh cinta namun hubungan mereka tidak direstui raja karena perbedaan status, dia direndahkan dan dipaksa meninggalkan putri, karena itulah dia bersumpah akan membuat semua raja bertekuk lutut di kakinya.
Ikuti petualangan Yan Kai di PENDEKAR PEDANG KABUT
by: Rendy_Tbr
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendy_Tbr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PEDANG KABUT
Yan Kai mengeluarkan sesuatu dari cincinnya lalu memberikannya pada Xia Rui.
"Apakah ini yang kau maksud?" ujar Yan Kai
"Ini? Ini bunga jantung phoenix! Dimana kau mendapatkannya?" ujar Rui
"Aku mendapatkannya hari pertama sampai disini, itu untukmu"
"Tapi ini harta yang sangat berharga" ucap Rui
"Tapi bagiku, kau adalah harta yang paling berharga"
"Kamu memang pintar kalau bicara" jawab Rui sambil mengalihkan pandangannya karena malu
"Akhirnya! Aku bisa juga menggombali wanita cantik, muehehehe" ucap Yan Kai dalam hati sambil tersenyum
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka keluar dari lembah terlarang, tak lama kemudian sekelompok orang datang menghadang.
"Akhirnya aku aku menemukan mu disini" kata seseorang
"Apa kau sedang mencariku? Tapi aku tidak sedang membutuhkan pelayan, kenapa kau mencariku?"
"Kau sudah membunuh adikku Fu Hai, hari ini aku yang akan membunuh mu"
"Dia mati karena kesombongannya, tapi jika kau mau membunuhku, aku juga akan membunuh mu"
"Semuanya! Serang mereka, kita balasan kematian Fu Hai"
"Ayo bunuh dia!" teriak mereka
Semua yang ada disana langsung menyerang, meski Yan Kai dan Rui kalah jumlah tapi mereka bisa menghadapi mereka, beberapa lawan terlempar karena pukulan dan tendangan dan beberapa lagi mati tertusuk pedang.
"Rui! Biarkan aku yang melawan pria itu, karena dia ingin membalaskan dendam adiknya padaku"
"Baiklah"
Kakak Fu Hai yang bernama Fu Rong menyerang Yan Kai membabi buta namun dapat diimbangi oleh Yan Kai.
"Kau cukup berkemampuan juga, sekarang terimalah jurus ku ini" kata Fu Rong
Fu Rong menggigit jarinya lalu mengoleskan darah ke pedangnya, seketika pedang itu memancarkan cahaya, begitu diayunkan pedang itu melemparkan cahaya tebasannya yang memotong apapun yang dia sentuh.
"Untung saja aku menghindari tebasan itu, jurusnya hampir mirip dengan pedang angin tapi bekas tebasannya seperti terbakar, rasanya pergerakanku lebih refleks dari biasanya, kultivasi ku juga seperti akan naik ke legenda tahap akhir" ujar Yan Kai dalam hati
FuRong terus menyerang dengan jurus pedangnya yang membuat Yan Kai sedikit kewalahan karena serangan itu dilancarkan dari jarak jauh.
"Sampai kapan kau akan melompat seperti monyet? Lebih baik menyerah saja dan terima hukuman mu" kata Fu Rong
"Kau bodoh! Tak ada yang akan melakukan seperti perkataanmu itu, akan ku tunjukan juga jurus milik ku padamu"
"Memangnya jurus apa yang Kau punya? Tak ada yang lebih cepat dari pedang cahaya ku" ujar Fu Rong
"Ini saatnya aku menguji senjata baruku, seperti apa kekuatan senjata baru ini" gumam Yan Kai
Yan Kai mencoba mengeluarkan senjata baru dari telapak tangannya, perlahan pasir emas beterbangan dan memadat di tangannya, begitu di ayunkan pedang itu menyebar kembali seperti butiran pasir lalu terdengar teriakan.
"Aaaaahhkkk!" teriak Fu Rong
"Ini? Ini pedang yang aneh tapi sangat luar biasa, hahaha" gumam Yan Kai
Tubuh Fu Rong seperti terkikis hingga ke tulang dari kepala sampai ke kaki dan akhirnya berubah menjadi bubur daging dan tulang yang bertebaran, Xia Rui yang melihat itu sangat takjub.
"Yan Kai! Itu pedang yang sangat luar biasa" ucap Rui sambil menghampiri Yan Kai
Lalu perlahan butiran pasir itu kembali membentuk pedang lagi di tangan Yan Kai.
"Pedang ini bisa berubah menjadi debu, aku akan menyebutnya Pedang Kabut" ujar Yan Kai
"Itu nama yang bagus" ujar Rui
Lalu Yan Kai menyimpan kembali pedang itu ke telapak tangannya.
"Aku penasaran dengan kekuatan panah mu itu, aku yakin itu tidak akan kalah dari pedang kabutku"
"Kita akan melihatnya nanti" ucap Rui sambil melanjutkan penjelajahan
"Tapi aku merasa kultivasi dan kekuatanku meningkat cukup jauh sejak bangun pagi tadi" ujar Yan Kai yang merasa bingung
"Tentu saja, itu karena..... Mmmmm.. Karena....." ucap Rui yang terhenti dan malu
"Karena apa? Apa kau tau apa penyebabnya? Ayo beritahu aku"
"Sebenarnya aku tau tapi aku malu mengatakannya" jawab Rui
"Hahaha, kenapa musti malu? Ayo katakanlah! Aku mohon!" ujar Yan Kai
"Itu karena semalam dan tadi kita melakukannya dan itu disebut kultivasi ganda" kata Rui dengan wajah memerah
"Eeehhh! Kultivasi ganda?"
Tiba-tiba Yan juga ikut merasa malu mendengar itu, suasana menjadi hening tanpa kata.
"Apakah itu yang disebut kultivasi ganda? Itu seperti menyelam sambil minum air, satu aksi dua manfaat, muehehehe, aku sangat menyukai kultivasi ganda ini, muehehehe" ujar Yan Kai dalam hati
Diam-diam Xia Rui melihat Yan Kai yang senyum-senyum sendiri seperti sedang membayangkan hal-hal mesum, lalu Rui menjewer telinga Yan Kai.
"Tapi jangan coba-coba kau melakukan kultivasi ganda dengan orang lain" ujar Rui dengan wajah kesal
"Eeehhh! Aku tidak mengatakan apapun tentang itu, aku hanya membayangkan dirimu, mana mungkin aku melakukannya dengan orang lain"
Lalu Rui melepaskan jewerannya dengan malu-malu.
"Awas kalau kau sampai melakukannya dengan orang lain" ancam Rui
"Memangnya ada yang lebih baik darimu?" goda Yan Kai
Rui langsung terdiam dan malu-malu sambil mengalihkan pandangannya.
"Melihat Rui malu-malu seperti itu bikin aku ingin mencubit pipinya, dia terlihat semakin menggemaskan, aku benar-benar mendapatkan jackpot di dunia ini, dewa sialan! Terima kasih atas berkah ini" ucap Yan Kai dalam hati
Ketika tengah hari tiba, Yan Kai dan Rui berhenti sejenak dibawah pohon yang rindang, seperti layaknya orang yang sedang jatuh cinta, Rui langsung duduk disamping Yan Kai sambil menyadarkan kepalanya di bahu Yan Kai.
"Apa kau ingin makan atau minum sesuatu?" tanya Ya Kai sambil membuka aplikasi di ponselnya
"Benda apa ini? Kenapa ada banyak gambar makanan dan minuman di dalamnya?" tanya Rui
"Ini hampir sama dengan cincin ruang, kita bisa memilih makanan dan minuman disini"
"Terserah kamu saja, jika menurut kamu enak, aku pasti menyukainya" ujar Rui
Setelah membeli dua porsi makanan sup ikan dan dua minuman, mereka langsung menyantapnya, seperti sebelumnya setelah memakan makanan dari Yan Kai, seseorang akan merasakan energi yang besar dari makanan itu.
"Makanan mu ini sungguh tidak biasa, aku harus mensirkulasikan energinya setelah" kata Rui
Xia Rui langsung menyerap dan mencerna energi dari makanan itu, sementara Yan Kai hanya bisa menunggu dengan rasa iri serta mengutuk sang dewa.
"Setiap kali aku melihat hal ini, aku selalu merasa ada yang menertawakan ku, ini semua karena aturan dari dewa sialan itu" gerutu Yan Kai dalam hati
"Tidak ku sangka setelah mencari kemana-mana, aku menemukan kalian disini" ujar seseorang
"Sebaiknya kau pergi dari sini segera selagi kau punya kesempatan" ucap Yan Kai
"Aku selalu punya kesempatan kapanpun aku mau, kaulah yang harus segera pergi dunia ini dan meninggalkan wanita ini, hadiah untuk menghabisi mu atau menangkap wanita ini terlalu menggoda"
"Tidak perlu beromong kosong lagi, lakukanlah dengan semua kekuatanmu" ujar yan Kai sambil berdiri
"Sesuai keinginanmu, karena aku memang ditugaskan untuk membunuhmu" ucap pria itu sambil mencabut pedangnya