NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang CEO

Takdir Cinta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: relisya

Aruna Nareswari, seorang wanita cantik yang hidup sebatang kara, karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia. Ia menikah dengan seorang CEO muda bernama Narendra Mahardika, atau lebih sering dipanggil Naren.
Keduanya bertemu ketika tengah berada di tempat pemakaman umum yang sama. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Mereka berharap jika rumah tangganya akan harmonis tanpa gangguan dari orang lain. Namun semua itu hanyalah angan-angan semata. Pasalnya setiap pernikahan pasti akan ada rintangannya tersendiri, seperti pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari ibu tiri Naren yang bernama Maya.

Akankah Aruna mampu bertahan dengan semua sikap dari Maya? Atau ia akhirnya memilih menyerah dan meninggalkan Narendra?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya, terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon relisya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Beberapa bulan kemudian.

Setelah pertemuan Maya dan Elena beberapa bulan silam, saat itu pula Narendra lebih sering lembur dan melakukan pertemuan di luar kota. Ia hanya memiliki waktu dengan sang istri hanya ketika hari minggu saja.

Sedangkan Aruna sendiri sejak Narendra sibuk dengan pekerjaanya, lebih memilih untuk mengambil mobil lamanya daripada harus naik taksi. Itupun atas izin dari sang suami.

Sedangkan rencana Maya dan sang anak sebelumnya sudah gagal total. Haikal juga hanya menjadi pengangguran di sana, dan Narendra juga sudah mulai bosan melihatnya.

Dan kini bertepatan dengan hari minggu, sehingga Aruna dan Narendra sedang menghabiskan waktu bersama, di ruang keluarga. Tak hanya keduanya saja, namun di sana juga ada Maya, Diandra dan juga Haikal.

Ketika semua orang sedang asyik menonton acara televisi, tiba-tiba saja perut Aruna terasa mual. Ia pun langsung membekap mulutnya, dan segera berlari menuju ke kamar mandi yang ada di dapur.

"Sayang, kamu kenapa?!"

Narendra yang panik dan khawatir dengan keadaan sang istri pun segera berdiri, lalu berlari menyusul Aruna yang sudah pergi terlebih dahulu.

"Dia kenapa ma?" lontar Diandra, saat sang kakak sudah keluar dari ruang keluarga.

Maya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban, tanda ia juga tidak mengetahuinya.

"Atau jangan-jangan Aruna hamil tan?" tebak Haikal, sembari menatap serius ke arah Maya.

"Sembarangan kamu!" bentak Maya yang terkejut dengan pernyataan Haikal.

"Selama ini Naren selalu pulang malam, mana mungkin mereka sempat berhubungan!" tambah Maya lagi, yang memang tidak menginginkan anak Aruna menjadi pewaris harta peninggalan almarhum sang suami selanjutnya.

"Tapi, ada benarnya juga sih ma," ungkap Diandra, menambah kekhawatiran sang ibu.

"Tuh kan! Apa aku bilang tan!" seru Haikal.

"Arghhh!!! Kalian berdua diam aja! Kita tunggu kabar dari Narendra saja." Ungkap Maya pada akhirnya.

Karena melihat Maya yang mulai kesal dan resah, akhirnya Diandra dan Haikal sama-sama terdiam. Mereka tidak ingin membuat wanita paruh baya itu semakin marah lagi.

.

Sesampainya di kamar mandi dapur, Aruna langsung memuntahkan seluruh isi perutnya.

Uwek... Uwek...

"Kamu kenapa sayang?" Narendra semakin panik ketika melihat keadaan sang istri.

Bi Ainur yang kebetulan sedang berada di dapur pun, terlihat mengikuti kedua majikannya itu ke dalam kamar mandi dengan keadaan panik.

"Non Aruna kenapa tuan?"

"Aku juga nggak tau bi, tadi asyik nyantai tiba-tiba aja lari ke sini. Dan sekarang malah muntah-muntah," jelas Narendra dengan paniknya.

"Huhh..."

Aruna membuang napasnya kasar, setelah semua isi perutnya keluar. Tubuhnya juga terlihat lemas, bahkan sampai hampir jatuh ke lantai.

"Sayang, kamu kenapa?!" Narendra yang panik langsung menopang tubuh Aruna yang lemah.

"Non baik-baik saja kan?" timpal Bi Ainur yang juga panik.

"Aku baik-baik saja," jawab Aruna dengan lemah.

"Lebih baik kita ke kamar saja sayang." Ujar Narendra.

Tanpa menunggu jawaban sang istri, Narendra langsung mengangkat lembut tubuh Aruna. Ia memang berniat menggendong sang istri ke kamar, karena tak tega ketika melihat tubuh lemah Aruna.

"Bibi, tolong bawakan air putih ke kamar ya?" pinta Narendra sebelum pergi dari sana.

"Iya tuan, saya akan bawakan airnya."

Tanpa menunggu sang majikan lewat, Bi Ainur yang terlanjur khawatir pergi dari sana terlebih dahulu untuk mengambilkan Aruna minuman.

"Sayang, aku bisa jalan sendiri," ucap Aruna yang malu digendong seperti itu oleh Narendra.

"Nggak sayang! Badan kamu lemah." Tolak Narendra dengan cepat, dan segera membawa Aruna keluar dari kamar mandi dapur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!